[10]

883 202 42
                                    

SAAT SEMESTA BERBICARA

::::

"Tapi emang itu kenyataannya, Aleyna. Kak Olivia yang cerita langsung ke Kak Kylie. Attaya juga memberitahu aku." Anya masih tak gentar menyejajarkan langkahnya yang kalah cepat dari Aleyna.

Aleyna memasuki ruang editorial kampus. Di dalam, sudah ada Kylie bersama kacamata bundarnya sedang menari-narikan kesepuluh jarinya di atas komputer milik tim majalah kampus.

"Kak Kylie, apa yang terjadi kemarin emang beneran?" tanya Aleyna sambil menarik kursi di samping Kylie.

"Kemarin apa?" tanya Kylie balik dengan mata yang tetap fokus ke layar monitor. "Aah, kejadian mahasiswa Indonesia yang meninju Glory dan membuat penghuni gedung kuliah umum Kelas Internasional heboh? Lalu berakhir dengan Attaya yang mengejar mahasiswa tersebut?"

Aleyna menganggukkan kepalanya mantap. Sejak pagi tadi Aleyna sudah mendengar desas-desus nama Glory, Attaya, Olivia, dan mahasiswa Indonesia itu, Arka. Kemudian Anya datang dan memberitahukan ceritanya yang sempat diragukan oleh Aleyna.

"Kamu mengenal mahasiswa Indonesia itu?" tanya Kylie dan kali ini benar-benar menatap Aleyna.

"Namanya Arka. Mereka bertemu di acara penyambutan mahasiswa pertukaran musim semi seminggu yang lalu. Dan bagian pentingnya, mereka pernah berangkat bersama ke kampus." Anya menjawab pertanyaan Kylie dengan terperinci sebelum Aleyna menolak untuk menjawab.

"How could you know all about that?" tanya Kylie mendelik ke arah Anya.

Anya tersenyum menatap Kylie sambil mengelus dagunya. "Attaya."

Kylie mendengus saat mendengar jawaban Anya. "Benar-benar contoh friendzone yang nyata," ucap Kylie yang membuat Anya memelototkan kedua mata bulatnya.

Kylie kembali menatap Aleyna yang sempat dia abaikan. Dirinya pun memperbaiki letak kacamata bundarnya sebelum menjelaskan kepada Aleyna. "Kemarin Olivia menemui Glory di gedung Kelas Internasional. Olivia meminta putus. Keren, 'kan? Tapi, apa kamu tahu kelanjutannya? Glory malah dengan gamblangnya mencoba mencium Olivia di depan mahasiswa pertukaran yang sedang ada kelas. Udah gila tuh cowok!" geram Kylie yang masih kesal kalau mengingat kembali peristiwa kemarin.

"Memang gila," balas Anya setuju sepenuhnya.

"Setelah seenaknya mencium cewek lain, dia malah mau mempermalukan pacarnya sendiri. Mahasiswa Indonesia bernama Arka itu melihat dari dalam kelas dan BOOM!" Kylie memperagakan ledakan dengan tangannya. "Arka berlari keluar kelas dan meninju Glory sehingga semuanya bertambah gempar. Tamat," tutup Kylie mengangguk-anggukkan kepalanya.

Anya pun ikut menganggukkan kepalanya pelan. "Attaya bilang itu terjadi di tengah-tengah kelas yang sedang dia asistensi. Membuat mahasiswa Internasional yang sedang kelas jadi nggak fokus. Begonya, sesudah meninju Glory, Arka langsung kabur sehingga Attaya mengejar Arka. Dan ternyata Arka membawa kamu pergi. Tamat," tutup Anya menyambung cerita Kylie.

"Satu lagi!" interupsi Kylie seolah dirinya baru saja menemukan gagasan yang hilang. "Arka itu teman Glory di Indonesia dulu. Sekarang Glory benar-benar marah karena Arka ikut campur dan menambah malu dirinya. So, Arka is a lonely boy who surviving alone in Seoul, right now."

"Gila!" desis Aleyna.

"Siapa yang gila? Arka?" tanya Anya sambil membuat kerutan di dahinya.

"Kak Glory," jawab Aleyna membenarkan tebakan Anya. "Tapi Arka juga gila," sambung Aleyna lagi. "Gila karena bertindak ceroboh sehingga membuat dirinya benar-benar sendirian. Bahkan aku menolak untuk menjadi temannya," tutup Aleyna membuat Anya dan Kylie mengerutkan dahi mereka atas pernyataan Aleyna yang tidak mereka mengerti.

AZALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang