27 | Let's Fun

87 9 15
                                    

Degi memberi salam perpisahan pada laki-laki yang membuat malam minggunya berbeda dari sebelumnya. Laki-laki itu langsung melajukan mobilnya, namun Degi masih memperhatikan bayang mobil itu sampai benar-benar tak terlihat dari maniknya.

Kini jarum jam menunjukan pukul setengah sepuluh. Degi langsung masuk ke kamarnya, membersihkan badan.

Ia sudah beralih dari seragam hari Sabtunya. Baju tidur bergambar kelinci putih membalut badannya.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu depan terdengar keras. Degi yakin Mama atau Papanya baru saja pulang.

Ia langsung menuruni anak tangga, membukakan pintu untuk seseorang yang mengetuk pintu rumahnya. Sampai di depan pintu, ia memutar kunci pengaman dan selot pintu.

"Hei," sapa sosok yang membuat Degi terheran-heran.

Pukul sepuluh malam tepat. Kalau bukan perempuan itu yang mengetuk rumahnya, Degi tak akan menerima tamu selarut ini.

"Kak Put?" tanya Degi.

"Gue kesini cuma mau ambil Pussy." Perempuan itu masuk ke ruang tamu, duduk di sofa merah.

"Kak Put cuma mau ambil Pussy?" tanya Degi lagi. Perempuan itu hanya mengangguk mantap. "Kan bisa besok pagi, ini udah malem banget, Kak," ujar Degi melirik jam dinding.

Bukannya menimpali ucapan Degi, Perempuan yang dipanggil Kak Put oleh Degi malah melirik rambut Degi yang masih basah.

"Lo baru selesai keramas?" tanya Putri sambil mendekat ke arah Degi. "Lo baru pulang, ya?" tanya Putri lagi.

Degi mundur beberapa langkah memberi jarak antara dia dan Kakaknya.

"Abis main kemana lo? Jam segini baru pulang," selidik Putri pada Adiknya.

"Kemana aja, terserah gue." Degi menjulurkan lidahnya ke arah Putri meledek. Ia langsung naik ke kamarnya mengambil Pussy, kucing persia milik mereka.

Tak lama, Degi turun kembali dari kamarnya dengan Pussy yang tidur di dalam kandang berwarna merah muda.

"Nih, Kak Put cuma mau ambil Pussy, kan?" Degi menyodorkan kucingnya. "Kak Put gak mau tidur disini aja? Udah malem, loh?" tawar Degi melihat Kakaknya larut malam keluar rumah sendiri.

"Enggak. Gue tidur di kosan aja. Salam, ya buat Mama sama Papa," ucap Putri membawa Pussy ke luar.

. . .

Deri memarkirkan mobil di garasi rumahnya. Ia yakin, kedua orang tuanya sudah terlelap oleh tidur mereka. Karna itu, dengan santai ia masuk ke rumah lewat pintu depan.

"Deri?" panggil Diana.

Kaki Deri terhenti dari langkahnya. Ternyata Ibunya belum tidur, ekspektasinya melesat kali ini.

"E-eh, Ibu belum tidur?" tanya Deri melihat Diana memergokinya.

"Dari mana kamu?" tanya Diana santai.

Apapun alasan Deri, Diana bisa menebak dengan tepat. Dan percuma saja untuk Deri jika berbohong pada Diana.

"Abis jalan, Bu." Deri menggaruk tengkuknya.

Deri kira, Ibunya akan marah dan menceramahinya. Tapi ternyata Diana malah tersenyum, tak menyangka anaknya sudah mulai mengakhiri malam minggunya dengan Playstation.

"Kamu udah punya pacar?" tebak Diana heboh. Maniknya membulat sempurna melihat anak tunggalnya mulai tertarik dengan perempuan.

"Apaan, sih, Bu? Ada-ada aja, deh." Deri mendengus mendengar pertanyaan Ibunya. Ia langsung masuk ke kamarnya tanpa menutup pintu.

Gonna Be Yours✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang