11 | Kind of Lano

9 3 4
                                    

Tetaplah engkau disini

Jangan datang lalu kau pergi

Jangan anggap hatiku

Jadi tempat persinggahanmu

Untuk cinta sesaat

Vanilla terbangun dari tidurnya. Baru hari pertama Ujian Akhir Semester saja dia sudah mengantuk padahal masih ada empat hari lagi dia melaksanakan ujian.

Lagu itu memang dipasang khusus untuk nada dering panggilan ponsel miliknya.

Sebuah misscall dari Lano. Untuk apa Lano menelpon?

Dia mengangkat kepala dan membetulkan posisi duduknya ke semula. Tiba-tiba bel berbunyi saat Vanilla ingin balik menelpon cowok itu sehingga dia mengurungkan niatnya. Vanilla kembali melanjutkan Ujian mata pelajaran kedua.

🎬

"Yakin lo gue main di Film A & S?"

Vanilla menoleh begitu Fay bertanya. Dia tertawa di kursi pengemudi. "Yailah, gapapa kali. Sutradaranya juga emang lagi nyari pemain cewek. Lo kan juga pernah main short movie kan?"

Fay mengangguk, "Tapi gue males ikut sih sebenarnya."

"Males kenapa?"

"Ada Gilang. Gue males ketemu dia," gerutu Fay yang membuat Vanilla menginjak pedal rem secara tiba-tiba. Mobil di belakang mereka mulai mengklaksoni mereka sehingga Vanilla menghidupkan lampu darurat mobil. Perempuan itu tertawa terbahak-bahak.

Vanilla mengejek, "Takut gagal move on ya, Sist?" dia tertawa seraya memegangi perutnya yang kegelian.

Fanaya memasang muka cemberut dan mendorong bahu Vanilla yang masih dalam keadaan tertawa. "Apaan sih? Udah move on sih ye."

"Lah terus kenapa nggak mau ada Gilang?"

"Males."

"Kenapa?"

"Ya, males aja pokoknya."

"Ya udah."

"Ya udah."

Fanaya mengernyitkan keningnya lalu terkekeh menyadari bahwa dia dan Vanilla terjebak dalam percakapan tidak jelas di pinggir jalan.

"Mari lanjutkan perjalanan kita kawan. Perjalanan kita masih jauh. Saya sudah tidak sabar bertemu para cogan-cogan," ucap Fay mendramatisir. Vanilla hanya mendengus dan melajukan kembali mobilnya membelah jalanan ibu kota.

🎬

Dua cowok sedang bermain PS sedangkan seorang lagi sedang asik dengan ponselnya entah apa yang dia kerjakan dengan ponselnya. Seorang itu terus memegangi ponselnya.

Dua jam yang lalu dia sempat menelpon seorang perempuan sayangnya tidak dijawab. Hari ini dia memiliki jadwal syuting di sebuah SMA Bangsa dekat rumahnya. Dia sedang menunggu kakaknya pulang dari kampus karena dia berkata ingin ikut dirinya hari ini.

"Lano!" Lano menoleh. Di depannya berdiri seorang temannya. Temannya mengambil gelas dan mengisinya dengan air mineral. "Kakak lo masih lama?"

"Bentar lagi palingan. Buru-buru banget, Bro?"

Cowok itu tertawa, "Gue mau liat cecan film lo."

Lano terkekeh kemudian menanggapi, "Banyak dede gemes loh, gais,"

A & STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang