24 | Lamentasi

11 3 0
                                    

Gue pikir hubungan darah memang tak akan bisa terputus oleh apapun sampai maut memisahkan.

Lano.

🎬

Dengan radio yang mengalunkan lagu Mantan Terindah milik penyanyi cantik Raisa itu. Yang katanya tunangan aktor hawt Hamish Daud itu. Lano sih nggak mengikuti perkembangan seperti itu. Lano tahu juga karena hari pertunangan mereka menjadi trending di Twitter dengan hastag #HariPatahHatiNasional.

Bakalan secakep apa ya nanti kalau mereka nikah lalu punya anak?

Ngomong-ngomong Raisa, Lano pengin jadi Hamish Daud dan kembarannya Vano jadi Keenan mantannya si penyanyi Terjebak Nostalgia itu. Dia berdoa nanti dia yang bakalan jodoh sama Vanilla. Biarin aja Vano pacaran sama Vanilla selama mungkin gitu.

Hehe aamiinin jangan?

Berkendara dengan kecepatan 60km/jam. Jalanan cukup ramai di malam Sabtu ini. Akhir-akhir ini masalah hidup datang bertubi-tubi. Bahkan Lano sampai lupa menjenguk sang bunda di rumah Eyangnya itu.

Pukul sepuluh malam Lano sampai di rumahnya. Rumah itu tidak terkunci, sunyi, dan gelap. Cowok itu mencari Ratu, kakaknya. Di depan kamar Ratu dia mendengar suara tangisan dari kamar tersebut.

Lano membuka pintunya perlahan tanpa suara. Kamar Ratu gelap, sehingga dia mencari saklar lampu kamar itu. Saat lampu menyala, cowok itu melihat kakaknya berantakan dengan rambut seperti singa dan muka memerah. Shit! Ratu menangis dengan posisi duduk dengan kaki ditekuk. Dia paling tidak suka melihat seorang pun menyakiti keluarganya dan perempuan. Dan sekarang yang sedang menangis kakak ceweknya yaitu Ratu.

Lano dengan cepat berlari memeluk Ratu. Ratu melingkarkan tangannya di leher Lano dan menenggalamkan kepala di pundaknya. "Woy, Kak! Kenapa nangis? Makin jelek aja lo nangis. Malu sama umur, Kak."

Seruan Lano membuat sang Kakak menabok pipi adiknya yang songong itu. "Bangsat. Lo ngomong jangan jujur kek. Dasar adek laknat," cibir Ratu sambil sesegukan dengan ekspresi kesal dengan muka merahnya tomatnya itu.

Lano terkekeh kemudian berkata, "Udah-udah. Sekarang cerita sama Lano adikmu yang paling tampan ini kenapa engkau menangis wahai Kakakku tersayang?" tanya Lano melakonis.

"Iyalah paling tampan orang adik cowok gua yang masih hidup lu doang," cibir Ratu lagi. Lano ingin mengatakan kalau Vano masih hidup tetapi menurutnya ini belum saatnya. "Gue lagi kesel sama lo. Gue nangis gara-gara lo."

"Kok gue?" heran Lano.

"Lo nggak pernah mengunjungi makam Ayah. Lo benci sama Ayah padahal Ayah sayang sama lo," kata Ratu pelan sambil menyeka air matanya. "Lo nggak tahu Ayah sering datang ke pertandingan basket lo diam-diam. Dia yang biayain fasilitas hobi lo sampai-sampai dia dulu buat lapangan kecil dengan ring dekat rumah supaya lo bisa latihan. Lo nggak tahu kan? Lo sibuk dengan pikiran jahat lo sendiri, No!"

Lano memerhatikan Ratu. Sejak kapan Ayahnya begitu peduli padanya. Dia kira yang membuat lapangan itu inisiatif Bunda, "Lo bohong kan, Rat?"

"Sialan. Ngapain juga gue bohong," balas Ratu kesal. "Kalau lo masih benci Ayah, gue mohon lo ke makamnya. Ayah butuh doa dari anaknya, kalau bukan kita siapa lagi? Ayah cuma punya kita, Lano! Cuma kita!" Ratu sedikit berteriak mengatakannya.

"Kalau itu yang lo permasalahin, gue juga boleh dong balik bertanya kenapa lo nggak pernah mengunjungi Bunda lagi ke rumah Eyang? Eyang bilang lo nggak pernah lagi ke sana semenjak kejadian itu. It's been four years!" seru Lano keras. Dia menahan amarahnya dalam-dalam agar tidak melampiaskannya pada Ratu. "Bunda juga butuh lo, Kak! Damn, she's forget me. Dia selalu anggap gue Vano yang bunuh Lano walau bukan itu kenyataannya. Dia juga butuh lo sebagai anaknya sama seperti Ayah. Dan lo bilang apa tadi, Kak?"

A & STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang