"It is funny how the universe is playing with us, right?"
- Vanilla F.S
🎬
Manager bawel🐒 : Lagi dmn lo?
Vanilla Feraya : Bogor
Manager bawel🐒 : NGAPAIN?! TERUS JADWAL SYUTING GMN?
Vanilla Feraya : nginep drmh eyangnya Lano
Vanilla Feraya : ya lo pinter-pinter buat alasan aja kl gue izin -_-
Manager bawel🐒 : ish nyusahin. Ywdh cpt pulang lo. Jgn macem2 lo sama Lano
Vanilla Feraya : mau macem2 gmn ada eyangnya:( bye👋
Manager bawel🐒 : njs l
"Vani, kenapa senyum-senyum?" Lano tiba-tiba muncul di depan pintu kamar melihat Vanilla dengan tatapan heran.
"Cuman Al yang nge-chat nanya gue dimana. Terus dia ngelawak."
"Oh, ya? Padahal gue udah kirim pesan ke Al kalau kita di rumah Eyang gue." Vanilla sontak terkejut sedangkan Lano hanya mengangkat sudut bibirnya tipis kemudian mengajak cewek itu makan.
Vanilla mengenakan dress putih selutut dengan renda dibagian pinggang milik Bunda Lano. Terasa pas di tubuh cewek itu. Dia tidak pernah memakai dress kecuali untuk acara tertentu.
"Sering-sering pakai dress ya, Van," ledek Lano kemudian dia berlalu pergi sebelum Vanilla membalas perkataan cowok itu.
Cowok itu menahan tawa saat di meja makan sedangkan Vanilla terus melirik Lano sinis.
"Jadi kapan kalian pulang?"
Vanilla dan Lano menoleh berbarengan kepada sang nenek. Lalu Lano menjawab, "Setelah makan, mungkin kita pulang."
Sang nenek melihat ke arah Vanilla dari atas ke bawah dengan seksama, "Kalian naik motor, Vanilla yakin pakai dress?"
"Nanti aku ganti pakai baju kemarin saja, Nek," balas Vanilla tersenyum tipis.
Kemudian suasana kembali hening dan menikmati makan masing-masing. Tiba-tiba ponsel Vanilla berdering di atas meja dengan menunjukkan kontak Bintang pada layar ponsel.
Ngapain Bintang telepon Vanilla pagi-pagi? Lano bertanya dalam hati setelah melihat sekilas dari ponsel Vanilla.
"Sebentar Eyang, Lano," kata Vanilla beranjak dari kursi dan menjawab panggilan itu.
🎬
Dua jam berkendara bersama Lano membuat pantat Vanilla merasa kebas. Saat mereka berhenti karena traffic light, sebisa mungkin dia berdiri sebentar dengan bertumpu pada tangannya di pundak Lano.
Mereka tiba di depan rumah Vanilla, kemudian Lano ikut masuk ke dalam rumah. "Ngapain lo masuk ke dalam?" tanya Vanilla heran sambil mengangkat salah satu alis.
"Ya ketemu nyokap lo lah. Lo kira gue nganterin lo aja gitu? Emangnya gue ojek?" seru Lano sarkas.
"Terserah." Lano duduk di sofa dan menunggu Natasya—Mama Vanilla—datang bersama Vanilla yang daritadi mengucapkan salam setengah berteriak.
"Walaikumsalam!" ucap Natasya. "Eh, ada Lano," sambungnya begitu melihat Lano duduk di samping Vanilla.
Lano mencium punggung tangan Vanilla. "Apa kabar, Tante?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A & S
Teen FictionMenjadi idola setiap orang tentu menjadi hal yang menyenangkan dan diinginkan bagi semua kalangan. Tapi, bagaimana jika dibalik bersinarnya dia ternyata memiliki sisi gelap sebelum menjadi seorang bintang? Layaknya bayangan yang hadir ketika sebuah...