14 | Kenangan Bali

11 3 0
                                    

"Hanya bisa mencintai, tanpa pernah terbalas. Selalu berharap ingin memiliki, tanpa sadar kalau ia tak pernah bisa tergapai."

- Gilang Argana

"Gue cinta sama elo. Udah gitu. Sesederhana itu."

- Dellano Pradipta

🎬

Bandara Soekarno-Hatta pukul 16.30.

Vanilla mendorong sebuah troli bagasi yang berisi tiga koper besar miliknya, Al, dan sang mama. Diasibuk menelpon seseorang sambil sesekali melirik jam tangannya. Vanilla sedang menunggu seseorang. Beberapa penggemar di bandara pun mulai mengerubungi Vanilla untuk meminta foto. Padahal dia sendiri sudah mengenakan kacamata hitam dan topi sebagai penyamaran, dan itu semua tidak berhasil. Alhasil, Vanilla harus melayani permintaan para penggemarnya itu. Dia bukan aktris yang tidak suka dihampiri para penggemar. Masalahnya, kali ini dia sedang terburu-buru dan orang yang ditunggunya tak kunjung datang.

Beberapa menit kemudian, orang yang ditunggu Vanilla datang. Vanilla sekeluarga serta orang itu langsung check in dan masuk ke dalam ruang tunggu. Satu jam kemudian mereka take off menuju Bali.

Setelah dua jam dalam perjalanan, mereka tiba di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, pukul 19.45 WITA. Vanilla turun dari pesawat menggunakan tangga yang telah disediakan dan berjalan menuju ruang tunggu bagasi.

"Buat boomerang yuk!" ajak Vanilla tiba-tiba kepada orang yang berjalan di sampingnya itu.

Dia melirik Vanilla sekilas kemudian kembali fokus berjalan ke depan. "Nggak mau ah," tolaknya kepada Vanilla. Perempuan itu terus membujuk sampai orang tersebut menyerah dan menerima permintaan Vanilla.

"Lang, bikin ulang dong. Yang ini jelek," protes Vanilla sambil menunjukkan hasil video boomerang tadi dan menghapusnya. Membujuk orang itu lagi.

"Gilang, jelek ish boomerangnya. Muka gue keliatan berminyak banget," protes gadis itu lagi setelah membuat ulang boomerang. Gilang tiba-tiba mengeluarkan ponsel dari saku jeans, "Pakai ponsel gue aja. Dijamin muka lo langsung mirip Kendall Jenner."

Vanilla hanya memutar bola matanya malas sambil menyenggol cowok itu, lalu mengarahkan kamera depan ponsel ke wajah mereka. Di boomerang kali ini, baik Vanilla maupun Gilang berpose melet dengan tangan Gilang yang merangkul Vanilla.

"Setelah sama Gilang besoknya bareng Lano. Lalala," sindir Diandra kepada Vanilla dengan melagukan kalimat itu. Merasa disindir Vanilla pun membalas, "Daripada bawel. Nuduh sembarangan. Bukti nggak ada."

"Lah merasa tersindir, Mbak?"

"Nggak merasa. Yang ada nyindir diri sendiri kali."

"Lo lah yang kayak gitu."

"Lo!"

"Lo."

"Lo, Ndra!"

"Berisik kalian!" omel Gilang berusaha perdebatan antara mereka. Vanilla dan Diandra saling membuang muka dan berjalan saling menjauhi. Gilang hari ini merasa beruntung karena Lano tak ikut bersama mereka dengan alasan ada matkul yang tidak bisa ditinggalkannya.

Tidak ada Lano, Gilang jadi bebas dekat dengan Vanilla.

Saat semua barang sudah diambil, Vanilla langsung menuju mobil yang disiapkan oleh Ladit. Banyak penggemar Vanilla, Gilang, dan Diandra dari Bali yang sudah setia menunggu mereka di bandara seperti yang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta tadi. Setelah bertemu dan berfoto dengan para penggemar, mereka langsung masuk ke dalam mobil yang disediakan selama mereka di Bali.

A & STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang