"Hatiku dag-dig-dig ketika masa lalu kembali menyapa. Ini pertanda apa?"
— Vanilla Feraya
(Takut galmov)🎬
Rasanya otak Vanilla mau meledak saja hari ini. Masa iya mata pelajaran Ipa dan Matematika digabung di hari yang sama saat Ujian Akhir Semester di hari terakhir lagi. Kemarin saja demi dua matpel laknat itu, Vanilla rela izin pulang lebih awal syuting A & S.
Ugh! Nasib anak kelas agit!
"Gue ke toilet dulu," pamit Vanilla kepada Fanaya, yang hanya ditanggapi anggukan. Seperti biasa mereka akan ke lokasi syuting bersama setelah pulang sekolah. Sebelum keluar dari toilet, Vanilla bercermin dan merapikan dirinya dulu. Tiba-tiba ponsel Vanilla berdering.
Nomor tak dikenal.
"Halo? Ini siapa?" tanya Vanilla begitu menjawab panggilan itu. Dari seberang sana hanya suara sunyi yang terdengar. Karena takut, Vanilla dengan cepat keluar dari toilet dan duduk di kursi panjang di depan ruang guru.
"Woy? Ini teh saha? Nggak ada yg ngomong gue matiin nih!"
Si penelpon akhirnya bersuara, suara khas laki-laki. "Eh. Jangan!"
"Ya sudah. Siapa ini?"
Penelpon menjawab, "Bintang."
Deg, telinga Vanilla merasa tak asing dengan nama itu. Tapi sebisa mungkin cewek itu menepis pikirannya itu.
Nggak mungkin dia. Dia sudah...
"Bintang siapa ini? Yang namanya Bintang banyak." Vanilla mengatur cara bicaranya. Padahal dia takut kalau yang menelpon dia itu adalah...
Ah, nggak usah dibahas.
"Ini aku Shani, Devano Bintang Kamu lupa sama aku?" mata Vanilla langsung terbelalak. Hampir saja ponselnya terjatuh kalau saja dia tidak buru-buru sadar dari lamunannya.
"Bohong!"
"Aku bohong gimana sih, Sayang?" suara tawa terdengar dari balik telepon. "Ini aku mantan kamu. Apa pacar? Kan belum ada kata putus kan antara kita." Lagi-lagi orang yang mengaku sebagai Bintang itu tertawa dan menekan kata 'kita' saat mengucapkannya.
"Aku cuman mau bilang sama kamu Shani atau sekarang lebih dikenal dengan Vanilla, sang artis cantik yang digemari banyak remaja sekarang. Aku masih hidup, masih sehat wal' afiat. Suatu saat nanti, entah kapan, kita akan bertemu. Jangan ceritakan hal ini kepada siapa pun tentang ini atau orang-orang yang kamu sayang akan celaka. Bye, Vanilla Feraya Shaniku." Panggilan langsung diputuskan oleh sang penelpon. Vanilla menggenggam ponselnya erat saking takutnya dia.
Vanilla benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. Setelah empat tahun dia tak bertemu dengan dia, lalu mengapa dia hadir lagi ke dalam hidup dirinya. Lamunannya disadarkan oleh tepukan pundak dari Fay, "Gue cariin juga."
"Sorry ya, gue tiba-tiba jadi lemes, jadi istirahat dulu," balas Vanilla bohong.
Iya lemes karena ditelepon mantan.
"Kuy otw. Btw lo bisa bawa mobil kan? Hari ini lo yang bawa mobil ya, gue lagi nggak fokus buat nyetir."
"Oke." Vanilla menyerahkan kunci mobilnya itu ke Fay.
Ngomong-ngomong saat hari Senin Lano meminjam mobil Natasya. Kebesokkan harinya, pagi-pagi Lano sudah berada di depan rumah Vanilla. Kemudian dia mengantar Vanilla ke sekolah. Sampai parkiran sekolah lagi, sehingga sempat menjadi perbincangan warga sekolah. Dan anehnya, Vanilla sempat menangkap tatapan sinis dari Gilang kepada Lano begitu melihat Lano datang bersama dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A & S
Teen FictionMenjadi idola setiap orang tentu menjadi hal yang menyenangkan dan diinginkan bagi semua kalangan. Tapi, bagaimana jika dibalik bersinarnya dia ternyata memiliki sisi gelap sebelum menjadi seorang bintang? Layaknya bayangan yang hadir ketika sebuah...