-aku ingin seperti langit. Diam, tenang, namun tetap ada untuk semua orang- Avelina S.
"Vel!" Shasa memanggilnya dengan keadaan keringat berucucuran dimana-mana. Velin mengangkat sebelah alisnya bingung.
"Vel, gue mau cerita tapi jangan disini banyak orang dan lo jangan ke kelas dulu." Peringatnya seperti bisikan.
"Kenapa?"
"Udah, nanti gue kasih tau ayok ke toilet dulu cerita disana," Ajaknya sambil menggeret Velin
"Untung toilet sepi." gumam Shasa dengan suara kecil.
"Kenapa?" Tanya Velin langsung kepada inti poinnya.
"Lo kemarin kenapa sama Derin, sampai dia minta tolong ke lo?" Bukan menjawab, Shasa justru balik bertanya yang dibalas oleh Velin hanya gelengan kepala.
Shasa berdecak, "Vel, gue sahabat lo cerita aja jangan sungkan," ada jeda sebentar sebelum Shasa melanjutkan kalimatnya.
"Lo tau, Vel?"
"Nggak," jawaban Velin mendapat jitakan lumayan keras dari Shasa, Shasa belum selesai bicara tapi sudah dipotong olehnya. Velin hanya meringis memegangi kepalanya, dasar sahabat nggak tau diuntung.
"Gue belum selesai, jangan dipotong dong!"
"Lo tau? Karena Derin datang ke kelas kita buat ngomong sama lo, Anak-anak langsung nyerbu gue sama pertanyaan, gosip itu juga udah kesebar ke seluruh sekolah ini."
"Ya terus?" Acuhnya cuek dengan mengangkat kedua bahunya.
Shasa mencebikan bibirnya kesal, "Terus? Lo bilang terus? Ya ampun Vel! Gue yang ribet tau ga?! Masalahnya kan gue sahabat lo satu-satunya, ya jelas anak-anak tanyain ke gue lah. Apa lagi tadi pagi gue dateng udah diserbu sama bocah dikoridor setiap gue lewat plus sama anak di kelas!"
"Ya nggak usah dijawablah," Ucapnya melangkah keluar toilet meninggalkan Shasa sendirian.
"Salah Shasa apa ya Tuhan? Udah gue kasih tau juga, bukannya makasih justru tinggalin gue sendiri ditoilet. Untung sahabat coba kalau bukan udah gue makan hidup-hidup kali tuh orang." Kesalnya, dan melenggang pergi menyusul Senja yang terlebih dahulu mendahuluinya.
---
Velin mengernyitkan alis bingung dengan keberadaan Derin yang duduk di depannya "ngapain lo?!"
"Gue minta tolong," jawabnya enteng, dan dibalas dengan ucapan ketus Senja,
"Pergi!"
"Nggak,"
Velin baru saja ingin angkat kaki dari kantin, Shasa terlebih dahulu datang membawa makanan.
"Vel lo tau tadi tuh gu-" sekarang omongan Shasa terpotong akibat ditatap tajam oleh dua manusia yang di hadapannya.
"Eh gue ganggu ya maap-maap lanjutin aja gue pindah kok," ujarnya sambil tersenyum kikuk.
Shasa yang sedang ingin melangkahkan kakinya untuk menjauhi meja tersebut, tapi tangan Velin mencekalnya, "gue balik."
"Gue makin gencar deketin lo kalau lo semakin menjauh Avelina!" Teriak Derin menggema keseluruh kantin yang pastinya juga didengar oleh Velin.
---
"Jadi lo mau tolongin si beku?" Tanya Shasa dengan nada penasaran yang hanya dibalas acuhan cuek dari Velin. Senja memang sudah menceritakan semuanya kepada Shasa itu juga harus dipaksa dulu.
"Nggak."
"Eh bentar deh Vel, emang lo tau dia mau minta tolong apa?" Ucapnya dengan nada yang melebihi penasaran ketika ia merasa ganjal akibat cerita Velin.
"Nggak tau dan nggak mau tau."
Shasa menepuk pipi Velin pelan, "ya ampun Vel! Lo tuh gimana sih?! Dia udah minta tolong sama lo berkali-kali, tapi lo gak tau alasannya?!"
"Lo terlalu cuek, Vel" lanjutnya sambil memakai kembali tasnya. Velin hanya bergumam.
"Ya udah terserah lo, gue mau pulang ye! Bay jangan kangen," putusnya meninggalkan Velin di kamarnya.
Suara ijakan anak tangga membuat Rani menengok untuk melihat. "Loh Sa udah mau pulang? Baru Tante buatin makanan, sekalian tante mau ikut ngegosip gitu sama kalian hehe."
"Gak usah Tan makasih, udah sore tadi juga udah minum."
"Oh ya udah deh, salam ya buat Mami Papi kamu, ajakin Mami ke sini mama tuh menyendiri di sini hiks sedih dede. Dan satu lagi kalau ada cogan yang deketin Vel bilang ya ke Tante," katanya sambil nyengir kuda.
"Sip Tante," balas Shasa dengan acungan jempol disalah stau tangannya sambil melenggang pergi menjauhi perkarangan rumah Senja.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia
Teen FictionIni tentang Derin; yang menjaga Senjanya, Bulan yang mengiri mataharinya, Dan berakhir dalam jiwa yang hilang. Ini pun tentang Velin, tentang mencari seseorang yang melengkapi jiwanya, Tentang Mematahkan harapannya, Ah ini juga bersama Sang Bulan ya...