"Gue denger lo pacaran sama Alden ya?" Tanya seseorang ketika Delia baru keluar dari toilet. Orang itu adalah Disti
"Bukan urusan lo" jawab Delia
"Jelas jadi urusan gue" ucapnya "Jauhin Alden atau lo bakal terima akibatnya" ancam Disti
"Lo ngancam gue?" Tanya Delia dengan wajah datarnya
"Gue gak main-main sama ucapan gue Delia" ucap Disti dengan menekankan kata Delia
"Sayangnya gue gak takut tuh sama ancaman lo" balas Delia dengan nada mengejek membuat Disti semakin geram
----------------------------------------------
"Del, lo pacaran sama Alden kok gak cerita ke gue. Kapan lo pedekate sama doi?" tanya Meta "Atau lo emang sengaja ya nutupin ini ke gue karna lo gak mau ngasih pajak jadian ke gue?" tambahnya
"Lo lebih percaya ucapan Alden dibanding ucapan gue?"
"Emmmm gimana ya?" ucap Meta sembari berfikir "Sayangnya gue lebih percaya ucapan Alden del" tambahnya disertai gelak tawanya. Tak lama bu Ani masuk untuk mengajar. 90 menit pelajaran berlalu, akhirnya bel pulang berbunyi. Delia segera mengemasi barang-barangnya yang ada diatas meja
"Del, lo balik sama siapa?" tanya Meta
"Naik angkot deh kayaknya. Soalnya supir mamu gak bisa jemput gue"
"Haii sayang" sapa Agam yang tiba-tiba ada dikelas Meta dan Delia
"Eh hai" balas Meta "Del, lo pulang bareng kita aja gimana?" tawar Meta
"Gak deh. Makasih. Mending gue naik angkot aja daripada jadi nyamuk lo berdua" jawan Delia
"Pulang bareng ayang Alden aja Del" canda Agam
"Berisik lo berdua. Minggat sono. Muak gue lihat lo berdua"
"Ya udah. Kita balik duluan ye. Bye Delia" ucap Meta
Setelah selesai mengemasi barang-barangnya, Delia bergegas keluar kelas menuju gerbang utama untuk menunggu angkot yang akan menuju jalanan kerumahnya
"ish lama banget sih" gerutu Delia karena sudah 15 menit menunggu angkot namun tak ada angkot yang lewat satupun. Tiba-tiba ada bunyi klakson mobil yang memekikkan telinga Delia
"Hai babe? Pulang bareng gue yuk" ternyata orang itu adalah Alden "Ayo" ajak Alden lagi
"Gak"
"ish gitu banget sama cogan"
"Najis"
Sedetik kemudian Alden turun dari mobil dan mendorong Delia untuk masuk kedalam mobil
"Bisa gak sih lo gak maksa-maksa gue" omel Delia
"Lo sih diajakin baik-baik malah nolak. Kan gak baik nolak rezeki sayang"
"Sayang sayang pala lu peyang"
"Unyu banget sih pacar ku ini kalo lagi ngambek" goda Alden dan tak bisa dipungkiri kalo pipi Delia merona akibat godaan Alden "Apalagi kalo blushing gitu. Gemes deh"
"Apaan sih lo"
"Iya deh iya" ucap Alden kemudian "Oh ya, rumah lo dimana?"
"Komplek sudirman nomor 38" jawab Delia. Setelah itu tak ada lagi percakapan diantara mereka. 20 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di depan rumah Delia.
"Makasih" ucap Delia
"Sama-sama sayang. Masuk gih sana, jangan lupa makan, cuci kaki, cuci tangan trus bobo siang. Love you"
"Najis"
"Ish serius ini neng"
"Semerdeka lo aja deh"
"Gue sayang sama lo"
"Gue enggak"
"Lo mah gitu sama pacar sendiri" Alden mengerucutkan bibirnya Sedangkan Delia berusaha menahan tawanya
"Lo yang maksa gue buat jadi pacar lo"
"Jadi lo terpaksa jadi pacar gue?"
"Lo gak romantis"
"Jadi lo mau gue tembak secara romantis del?" tanya Alden dengan semangat 45
"Pulang sono"
"Lo ngusir gue?"
"Iya"
"Jahat lo. Oh ya, kan besok hari minggu, temenin cogan jalan yuk" ajak Alden
"Males"
"Gue gak bakal pulang kalo lo gak mau jalan sama gue"
"ish apaan sih lo" geram Delia
"Jadi?"
"Jadi apa?"
"Besok kita jalan?"
"Iya iya. Pulang sono lo. Gue mau bocan"
"Iya sayang iya. Jangan lupa ya besok jam 9 pagi gue jemput"
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling On You
Teen FictionApa yang aku cari? Bukan fajar bukan senja. Dan bukan harapan semu. Yang aku cari ada dua. Mengapa dua? Karena aku mencari kamu dan hatimu~Alden Pegang erat tangan ku tapi jangan terlalu erat karena aku ingin beriringan bukan digiring~Delia