"Gue permisi ke toilet dulu ya" ucap Delia
"Del, gue temenin ya" kata Meta
"Gak usah. Gue sendiri aja. Bentar ya semuanya"
5menit kemudian delia kembali, ternyata kursi kosong disebelahnya sudah di duduki Alden. Mau tak mau Delia harus duduk di kursinya semula, karna hanya itu kursi yang tersisa.
"Jadi siapa nih yang mau jadi bendahara?" tanya Angga
"Gimana kalo delia aja. Dia kan paling pinter kalo soal nawar barang-barang gitu" usul Meta
"Hmm bener juga sih. Gimana del? Lo bersedia gak?" tanya Angga ke Delia
"Oke deh" jawab Delia seadanya
"Oke, jadi Delia yang jadi bendahara ya" ucap Angga
"Gimana kalo delia di bantu Alden, kan kasian dia kalo beli barang banyak gitu gak ada yang ngebantuin" usul Arkana
"Ide yang bagus sih. Gimana al? Lo mau gak?" tanya Angga ke Alden
"Boleh aja" jawab Alden, seketika Delia tesedak minuman yang diminumnya
"Del, pelan-pelan dong minumnya" tegur Meta sambil berusaha mengelus punggung delia memberikan rasa nyaman
"Deal ya. Berarti Alden sama Delia bendahara, Agam sama Meta bagian dekorasi, gue sama arkana bagian konsumsi, alvian bagian nyebar undangan ya" jelas Angga
"Oke" semuanya serempak menjawab
"Gue pulang duluan ya" pamit Delia
"Gak mau makan dulu del?" tanya agam
"Gak usah. Gue udah di tungguin nyokap dirumah. soalnya aku ada janji sama mamu"
"Oh yaudah. Hati-hati ya del"
"Siap" setelahnya delia langsung bergegas meninggalkan cafe tersebut. Sebenernya delia tidak ada janji dengan siapapun, ia hanya tak ingin terlibat kecanggungan berada di sebelah Alden. Delia berkeliling kota Jakarta hingga jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, akhirnya ia memutuskan untuk pulang. Sesampai di rumah, ia melihat mobil terios berwarna putih terparkir di halaman rumah.
"Papu beli mobil baru? Tapi kok di parkir di halaman rumah sih" gumam delia
"Assalamualaikum" salam Delia, tapi tak ada jawaban
"Udah pada tidur kali ya" pikir Delia. Sesampai di ruang tamu ia terkejut melihat keberadaan Alden disana.
"Eh busyettt. Kangen sih kangen, tapi jangan bego dong del. Malah berimajinasi Alden ada disini malam-malam gini" ucap Delia sambil menutup matanya
"Kenapa?" tanya Alden
"Aduhhh dia bisa ngomong lagi" Ucap delia lagi dengan mata yang masih tertutup. Dan tiba-tiba Alden memegang tangan delia
"Nah kan dia juga bisa megang tangan gue. Kalo gue berimajinasi gini terus, mana bisa gue move on"
"Lo kenapa sih? Ini gue Alden. Lo gak lagi berimajinasi" tegur Alden
"Hah?" delia melongo mendengar perkataan Alden
"Biasa aja dong bibirnya. Minta di cium?" goda Alden
"Apaan sih lo" Delia segera menepis tangan Alden yang memegang tangannya "Ngapain lo disini malam-malam gini?"
"Kangen" ucap Alden dengan muka datar
Deg....
"Del, jangan goyah plis. Dia udah hianatin lo" teriak batin delia
"Baper?" tanya Alden yang melihat delia memejamkan matanya. Sontak delia langsung membuka matanya
"Gue baper sama lo? Jangan berharap lebih"
"Yakin udah gak baper sama gue?" tanya Alden sembari berjalan menuju arah delia, mendekatkan wajahnya ke wajah delia
"Eh, delia udah pulang" ucap Ms.adelina yang tiba-tiba datang, membuat Alden mau tak mau harus menjauhkan diri dari delia
"Thanks mamu" teriak batin delia
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling On You
Teen FictionApa yang aku cari? Bukan fajar bukan senja. Dan bukan harapan semu. Yang aku cari ada dua. Mengapa dua? Karena aku mencari kamu dan hatimu~Alden Pegang erat tangan ku tapi jangan terlalu erat karena aku ingin beriringan bukan digiring~Delia