Cinta seperti musim..
Suatu saat akan berwarna-warni seperti musim semi,,
atau bahkan terasa hampa seperti musim gugur
Cinta bagaikan medan perang...
akan ada yang menang, dan yang lainnya mungkin harus menerima kenyataan bahwa mereka kalah,
dirimu sendiri yang harus berjuang demi cintamu agar keluar sebagai pemenang di medan perang cinta ini...
-Season Of love-
--------------------
Issabell's Pov
Aku buru-buru bangkit dari tempat tidur ketika menyadari jam telah menunjukkan pukul 06.30. Astaga! Aku bangun telat. Dengan buru-buru aku berangkat ke sekolah tanpa sempat sarapan pagi. ini karena semalam aku tidak bisa tidur. Menyebalkan!
Aku mengatur napasku yang tidak teratur akibat berlarian ke sekolah. Untung saja, pintu gerbang sekolah belum tertutup, bisa gawat kalau sudah tertutup, aku pasti akan dihukum, sesuatu yang benar-benar kubenci. Aku tersenyum ke arah Pak Harmes, penjaga sekolah kami. Ia membalas senyumku dengan ramah.
"Buruan masuk deh!, gerbangnya mau di tutup nih, Emang mau di situ terus?" ucap pak Harmes yang sudah memegang pintu gerbang, bersiap untuk menutupnya.
Aku menggeleng dan langsung melangkah masuk. Aku berlari ke kelas, untung saja rumahku dekat dengan sekolah, jadi tidak perlu memakan waktu yang lama untuk sampai di sekolah.
Aku baru teringat sesuatu. Ah! AKu belum mengerjakan Pr matematikaku. Aku mempercepat langkah kakiku, dan menyelinap di antara kerumunan anak-anak yang memadati koridor sekolah.
Brukk...
Astaga! Aku menabrak seseorang..
Aku menundukkan kepalaku menatap buku-buku yang kini telah berserakan,dan langsung memungut buku-buku itu karena tidak enak hati, pria yang kutabrak itupun menundukkan tubuhnya.
"Maaf" ucap kami serentak sambil menatap satu sama lain. Kami berduapun tertawa. Benar-benar kebetulan! Aku tersenyum menatap laki-laki itu.
Sepertinya dia murid baru. Tapi, entahlah aku merasa pernah melihat pria ini di suatu tempat. Tapi dimana ya??
Pria itu membalas senyumanku, dan kami serentak berdiri. Aku mengulurkan buku-buku yang kupegang pada laki-laki itu. Ia tertawa kecil lalu menyambutnya.
"Terima kasih, oh ya, namaku Crist" ucapnya sambil mengulurkan tangannya, aku menatap uluran tangannya, baru saja aku hendak membalas uluran tangannya, seorang gadis berambut pirang dan berkulit putih memanggilku dengan suara lantangnya dari belakang.
"Bell...." Teriak gadis itu, namanya Zee, dan. seperti biasa gadis itu selalu bersuara lantang, percayalah kalau ada kompetisi suara terlantang pasti Zee akan jadi pemenang. Aku langsung membalikkan tubuhku, menatap Zee yang kini berlari kecil ke arahku, gadis itu tersenyum lebar ke arahku.
"Eh, aku duluan ya" ucapku pada pria yang bernama Crist itu, pria ramah yang entah kenapa terasa tidak asing bagiku.
Pria itu memperhatikan langkah kakiku yang semakin menjauh,
"malu-maluin saja kau, Ze" ucapku sambil memasang wajah cemberut. Zee mencubit pipiku.
"Emang kenapa? apanya yang malu? Biasa aja kali, memang dia pacarmu ya, jadi harus malu gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Season Of love [COMPLETED]
RomanceBerawal dari keinginan sang Kakek, Alveno Aresto, pria idaman seantero sekolah harus tinggal dan bertunangan dengan Isabell Kisaria, gadis biasa dan polos yang tidak dikenalnya. Hari-hari mereka lewati hingga perlahan menghapus masa lalu Alven yang...