The True
We have the most hurt love story ever told.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Author POV
"Aarti punya Mommy!!!" teriak seorang anak perempuan sambil menghentak-hentakkan kakinya kencang.
Anak perempuan cantik bermata hitam pekat itu menatap beberapa anak perempuan didepannya dengan berlinangan air mata.
"Mana? Kita gak pernah tuh melihat Mommy kamu!" ucap salah satu anak bernama Geeta.
"Aarti gak punya Mommy!!!" ejek anak lainnya serentak.
Mata Aarti semakin berkaca-kaca, sudah sering dia diejek seperti itu oleh teman-temannya, tapi gadis kecil itu tidak berani melawan sama sekali. Ia selalu ingat pesan Daddy nya bahwa dia tidak boleh berkelahi, bahwa Mommy nya tidak suka anak nakal. Jika Aarti berkelahi berarti dia adalah anak yang nakal dan jika ia nakal Mommy nya akan semakin tidak mau pulang kerumah, itulah yang selalu dikatakan oleh Daddy Aarti.
"Aarti punya!" seru Aarti lalu segera berlari meninggalkan Taman bermain.
Samar ia masih bisa mendengar anak-anak yang mengejeknya tadi tertawa-tawa melihatnya. Sungguh Aarti sangat ingin kembali dan menghajar mereka semua, tapi gadis kecil itu menepis semua keinginannya tersebut dan tetap berlari menjauh menuju matahari terbenam.
🌷🌷🌷
"Hiks..." Aarti sesenggukan dibalik pohon besar ditepi danau.
Gadis kecil itu menekuk kedua kakinya, ia menumpukan tangannya dilutut sambil membenamkan wajahnya kedalamnya.
Bias jingga sudah hampir menutupi seluruh angkasa tapi ia tidak juga berniat untuk pulang. Wajahnya bahkan sudah memerah karena tangis tapi dia sama sekali tidak perduli. Dia tidak mau pulang, pokoknya dia tidak mau!
Dia akan pulang kalau Mommy nya juga pulang, biar Daddy menjemputnya pun dia tetap tidak akan kembali.
"Hiks...hiks.." isaknya lagi.
"Cengeng!"
Aarti mengangkat kepalanya, mata hitamnya seketika berbinar ketika melihat seorang anak laki-laki berdiri didepannya sambil menyodorkan sebatang Lollipop berwarna merah muda.
"Dasar Cengeng! Nih ambil!" ucap anak laki-laki tersebut.
"Aaron!" seru Aarti.
Ia mengambil Lollipop itu dan langsung menarik tangan Aaron untuk duduk disampingnya.
Aaron hanya menurut, ia tetap diam dengan wajah dinginnya, anak laki-laki tampan itu bahkan tidak bereaksi sama sekali ketika Aarti memeluk lengannya dan bersandar dibahu nya. Ahh, mereka benar-benar serasi, siapapun yang melihat mereka takkan bisa memungkiri kenyataan bahwa mereka sepertinya diciptakan memang untuk saling melengkapi.
Aaron yang dingin seperti es dan Aarti yang hangat seperti Mentari.
"Hiks, Aaron. Geeta mengejekku lagi! Dia bilang Aarti gak punya Mommy, hiks..." adu Aarti.
KAMU SEDANG MEMBACA
The True (Mate Series #2)
Werewolf"Bagaimana jika akhir yang bahagia itu hakikatnya memang tidak pernah benar-benar ada... "