The True
(Murder.)Dimana letak kesenangannya ketika melihat orang yang kau jadikan sasaran rasa benci menderita karena kau?
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Tara Alexandra POV
Apa aku aneh? Tidakkah kalian merasa bahwa kadang sikapku bisa jadi terlihat sangat ganjil? Harusnya kalian merasakannya karena aku pun sama! Aku gila, tidak diragukan lagi aku memang sudah tidak waras. Kenapa aku bicara pada kalian yang jelas-jelas tidak mengerti?
Saat ini aku sendirian. Alan langsung pergi kebelakang begitu kami tiba, dia terlihat seperti orang yang shok karena habis melihat sesuatu dimataku. Tapi percayalah! Aku sama sekali tidak tahu apapun!
Entah kenapa tiba-tiba kepalaku rasanya nyeri. Aku lelah memikirkan Mira dan segala halusinasinya yang tidak masuk akal. Maksudku, jika dia bilang bahwa aku memang benar-benar terlibat dalam penyerangan malam itu, apa kau akan percaya? Ayolah, dia itu tidak waras! Dalam keadaan yang seperti itu dia juga bisa saja mengatakan bahwa dinosaurus belum punah. Hanya karena dia adalah satu-satunya saksi mata yang tersisa bukan berarti kau harus sangat percaya pada apa yang dikatakannya.
Haruskah kujelaskan hal yang sama pada Alan sekarang? Agar dia berhenti berpikir yang tidak-tidak tentangku dan hanya fokus pada apa yang akan terjadi berikutnya, haruskah?
"Tara..."
Oh lupakan! Dia sudah ada disini berarti dia sudah mengerti.
"Kau sudah selesai berpikir?" tanyaku.
Alan hanya diam, tapi secara perlahan dia mendekat sampai tepat berdiri didepanku. Aneh sekali dia tidak tersenyum, ekspresinya itu adalah campuran dari takut, gelisah, bingung dan khawatir .... kurasa.
"Tara, sejak kapan bola matamu bisa berubah menjadi merah darah seperti tadi?" tanya Alan balik.
Apa tadi dia bilang? Bola mataku merah? Tidak, mereka hitam. Lagipula kalaupun warna mataku berubah warnanya pasti abu-abu, persis seperti milik Grace.
"Aku tidak. Mungkin kau salah lihat," jawabku.
Alan yang biasanya harusnya akan puas dan percaya hanya dengan jawaban singkat seperti itu saja. Tapi sepertinya dia bukan Alan yang ada disekitarku akhir-akhir ini.
"Aku tidak buta warna, Tara. Aku bisa melihatnya dengan.sangat.jelas," ucapnya berkeras.
Sebenarnya mata siapa sih yang sedang dibahas disini? Milikku, kan? Jika aku merasa bahwa mataku tidak seperti itu maka aku sudah pasti benar.
"Alan, apa kegilaan itu menular? Karena kurasa kau sudah terjangkit virusnya saat ini."
Kulihat rahang Alan sedikit mengeras. Seriously? Dia marah hanya untuk ini?
"Tara, aku sungguh-sungguh! Sejak kapan bola mata'mu bisa berubah menjadi merah seperti tadi!? Jawab aku dan jangan bilang aku gila karena aku benar-benar sadar sepenuhnya saat melihatnya."
Aku berdecak. Moon Goddes, aku tidak ikut ketempat ini hanya untuk menerima tuduhan tidak masuk akal dari semua orang.
"Aku juga sungguh-sungguh ketika kubilang bahwa mataku tidak berubah warna. Kau pikir aku bohong? Dengar Alan, hanya karena Mira pernah bilang bahwa aku ada hubungannya dengan kejadian itu bukan berarti kau bisa selalu curiga padaku," gerutuku asal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The True (Mate Series #2)
Werewolf"Bagaimana jika akhir yang bahagia itu hakikatnya memang tidak pernah benar-benar ada... "