Extra Part

16.4K 722 22
                                    

The True
  ( After The End.)

Kita memang sudah tidak punya kesempatan untuk bisa memulainya lagi dari awal...
Tapi, setidaknya masih ada beberapa hal yang kita bisa perbaiki...

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Author POV

7 Tahun Kemudian...

"Sweetheart, kamu yakin ingin pindah kesini? Kenapa tidak tetap di kamar lamamu di lantai bawah saja?" tanya Alan pada Aarti sambil meneliti keseluruhan kamar baru anak gadisnya itu.

"Daddy sudah menanyakan hal itu berkali-kali, ingat?"

Alan mendesah pelan. Mau bagaimana lagi? Aarti sudah berusia 12 tahun sekarang. Dan di ulang tahunnya yang baru-baru ini dia hanya meminta Alan agar mengizinkannya pindah ke kamar atas, sederhana sekali, kan?

Jangan salah paham dulu! Jika Aarti meminta karena dia memang sudah bosan pada kamarnya yang lama maka Alan tidak masalah dengan itu, sayangnya ia tahu bahwa bukan itu alasannya.

Balkon kamarnya yang sekarang berada tepat berseberangan dengan balkon kamar Aaron. Yeah, kalian sudah tahu kelanjutannya...

"Ini semua karena Aaron, kan? Kau pindah agar dia bisa lebih mudah menyelinap kesini. Mengingat kamarmu dan kamar Daddy sama-sama ada di bawah sebelumnya, dia pasti merasa tidak aman tiap kali ingin datang," ucap Alan dengan raut wajah tidak suka.

Tidak! Aaron sungguh anak laki-laki yang sangat baik. Semua tahu bagaimana protektif nya dia pada Aarti bahkan sejak mereka masih kecil. Yang dirasakan oleh Alan saat ini hanyalah kekhawatiran normal yang sering dialami oleh para Ayah ketika sang Putri sedang beranjak ke masa remaja.

"Ayolah, Daddy. Aaron tidak menyelinap kok, dia .... berkunjung. Hanya dia masuknya bukan lewat pintu, tapi apa masalahnya? Kami kan hanya saling mengobrol sebentar saja."

Aarti ikut mendesah pelan. Okey, dia akui ... Aaron memang pernah datang ke kamarnya di malam hari. Tapi itu hanya sesekali dan tidak sesering yang Daddy-nya katakan.

"Baiklah, ini sepertinya sudah sangat larut. Sebaiknya Daddy istirahat saja. Aku bisa kok merapikan ini sendiri."

"Kau yakin tidak ingin Daddy..."

"Daddy, please... " mohon Aarti.

Dengan berat hati Alan mau tidak mau mengangguk juga pada akhirnya. Ia mengusap puncak kepala Aarti lembut baru kemudian secara perlahan berjalan keluar dari kamar bernuansa enchanted itu.

Tapi, bukan Alan namanya kalau dia langsung pergi begitu saja. Diam-diam dia menempelkan tubuhnya sedekat mungkin pada pintu dan setelah menunggu beberapa lama akhirnya samar ia bisa mendengar derit jendela terbuka yang kemudian diikuti dengan suara-suara tawa dari dalam kamar Aarti.

See? Alan sudah tahu bahwa anak laki-laki itu pasti akan datang.

"Ara, ini adalah hari pertamamu di sekolah yang baru, kan? Katakan, how was it? Bagaimana dengan teman-teman sekelas mu?"

Alan mengernyit. Apa tadi itu adalah Aaron yang bicara? Wow, ini adalah rekor baru! Selama 7 tahun belakangan ini anak laki-laki itu bahkan tidak pernah mengucapkan kata sapaan selain "Halo" atau "Permisi" padanya saat mereka bertemu, tapi dia bisa bicara sepanjang itu pada Aarti hanya dalam waktu beberapa menit saja. Benar-benar luar biasa.

"Mereka baik. Disana cukup menyenangkan, kok."

"Great. Remember what i said? Dont be too close with the boys."

The True (Mate Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang