Part 23

6.2K 479 1
                                    

The True
( Hari ke-31.)

Perang yang sesungguhnya baru saja dimulai...

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Alan Alexander POV

Kuusap wajahku dengan kasar, sekarang sudah lewat jam 12 malam tapi aku belum juga bisa mengistirahatkan diri. Padahal ada banyak hal yang harus kupersiapkan setiap harinya, karena tidak ada yang tahu kapan pasukan musuh akan menyerang, sekarang siaga adalah bagian dari hidupku.

Ada apa? Kalian bertanya-tanya tentang bagaimana perasaanku setelah hari itu? Sakit ... jawabannya adalah sakit tentu saja. Tapi seburuk apapun rasanya itu, aku tidak boleh lagi menjadi lemah karenanya. Maksudku, meski aku sungguh sangat mencintai Tara, diluar sana masih ada jutaan nyawa yang jauh lebih penting untuk kulindungi daripada sekedar keinginan ku untuk bersama dengannya.

Lagipula ... sudah 31 hari berlalu. Sepertinya ini adalah isyarat dari semesta bahwa aku dan Tara memang tidak digariskan untuk saling memiliki satu sama lain. Karena itu kupikir, jika harus hancur maka hancurlah! Aku tidak akan mengeluhkannya lagi. Sudah cukup.

"Alpha..."

Aku berbalik. Dengan susah payah aku berusaha untuk tersenyum pada Lucas. Dia juga sudah bekerja keras selama ini, tidak pantas'kan jika aku menampakkan wajah lelahku didepannya yang juga pasti merasakan hal yang sama.

"Saya membawakan ini untuk Anda..." ucapnya sambil menyerahkan sehelai syal berwarna hitam padaku.

Senyumku langsung melebar. Dengan segera kuambil syal itu dari tangannya. Tidak kusangka dia benar-benar bisa menemukan benda ini.

"Kau ... bagaimana bisa? Apa dia datang untuk menyerang?" tanyaku cepat setelah sadar bahwa Lucas tidak mungkin menemukannya begitu saja.

Lucas menggeleng, membuat sedikit rasa khawatirku terangkat seketika.

"Tidak, dia sedang berburu tadinya dan mungkin tidak sengaja meninggalkan ini. Aroma Luna masih menempel disana ketika Saya mengambilnya."

Emh? Iya, ini adalah milik Tara. Seringkali aku meminta Lucas untuk mengawasinya, karena setiap menjelang sore dia selalu datang ke perbatasan untuk berburu hewan liar. Sejujurnya aku sangat ingin melihat Tara dengan mataku sendiri tapi aku tak bisa. Pertahanan yang kubuat akan runtuh seketika ketika aku melihat wajahnya.

"Apa dia baik-baik saja?" tanyaku, terakhir kali Lucas bilang Tara terlihat lebih kurus dari sebelumnya dan aku tidak suka itu.

"Ya, Alpha. Luna sudah terlihat jauh lebih baik hari ini."

Aku mengangguk-angguk sambil berjalan menuju jendela tenda ku yang terbuka lebar. Angin malam berhembus sedikit lebih kencang, membuat aroma lavender dari syal Tara tercium lebih kuat olehku, seolah dia benar-benar ada disini.

"Jika Alpha sangat merindukan Luna kenapa tidak berjuang sekali lagi untuknya? Kami semua akan bertahan sekuat tenaga, Alpha tidak perlu khawatir."

Mendengar ucapan Lucas aku jadi merasa sangat malang. Aku bisa apa? Meski sangat rindu apa yang bisa kulakukan? Aku mungkin bisa saja mati tanpa Tara tapi takkan kukorbankan seluruh bangsaku jika itu hanya untuk mempertahankan keberadaannya disampingku.

The True (Mate Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang