The True
( Flashback.)Kata siapa waktu itu bisa menyembuhkan luka?
Sakitnya mungkin bisa mereda tapi bekasnya akan selalu ada ditempat yang sama...🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Author POV
Alan menatap Tara yang masih tetap berada disamping Erik sendu. Saat ini dia sangat ingin tertawa, iya! menertawakan dirinya sendiri yang tidak bisa menyadari Tara yang sebenarnya lebih awal. Walaupun begitu, jauh didalam lubuk hatinya Alan masih berharap bahwa apa yang sedang dilihatnya saat ini tidaklah benar, semua yang terjadi ini hanya ilusi buruk yang tercipta di otaknya karena semua masalah yang rasanya datang bertubi-tubi.
Tapi sekali lagi Alan salah, ia harusnya tidak berharap sejauh itu. Sial! Siapa yang sedang coba ia bohongi?! Dari awal pun Tara sudah sering bilang bahwa dia bukan lagi Tara, dia Lexa. Dan Lexa tidak mencintainya seperti yang Tara lakukan, sebaliknya wanita itu membencinya. Cih, Alan memang bodoh.
"Kau bilang kau tidak terlibat Tara ... kau tahu aku percaya itu, sekuat tenaga aku berusaha untuk percaya tapi kenapa kau berbohong?" tanya Alan lirih.
Tara menatap Alan datar. Dia sudah siap untuk pertanyaan seperti ini, faktanya dia bahkan sudah tahu apa saja yang mungkin akan dikatakan oleh Alan.
"Aku tidak berbohong, Alan. Kau tahu aku tidak pernah melakukan hal semacam itu..." balasnya dingin, dia takkan menyembunyikan apapun lagi sekarang,"...bukan aku, tapi mereka yang melakukan pembunuhan-pembunuhan itu. Aku hanya terlibat dalam perencanaannya, secara teknis sebelum ada darah yang mengalir karena tanganku, aku masih bersih."
Alan tertawa pahit. Alasan macam apa itu yang baru saja Tara katakan padanya? Ahh, wanita-nya sudah terlalu jauh melangkah ke sisi yang gelap, sangat jauh hingga Alan bahkan tidak bisa melihat bayangannya lagi.
"Kenapa kau melakukan semua ini, Tara? Kau tahu jika kau sangat membenciku aku siap menerima semua kemarahanmu."
Jujur saja Alan lelah, ia lelah belajar memahami Tara yang tidak ingin ia pahami.
"Aku mungkin membencimu, Alpha. Tapi kau tidak sepenting itu sampai bisa membuatku nekat membunuh semua orang hanya untuk balas dendam. Kulakukan ini untuk balas budi... pada orang yang sudah memberiku kehidupan kedua."
Alan mengernyit tidak mengerti. Adakah orang yang begitu kejam meminta orang lain untuk membunuh sesamanya dengan embel-embel balas budi?
"Jangan bohong lagi, Tara..." ucap Alan lelah.
Tara tersenyum sinis. Alan sepertinya memang benar-benar menganggap dirinya begitu penting dalam hidup Tara, tapi sayangnya tidak! Kebenarannya adalah pria itu bahkan tidak punya makna sama sekali baginya, tidak setelah semua yang harus Tara lalui sebelum itu.
"Aku tidak bohong, Alan. Kau ingat hari itu? Hari dimana aku bunuh diri? Sudah kubilang bahwa meski aku tidak mati tapi aku sekarat... karenamu.. "
Flashback On.
Dengan susah payah Tara menarik nafasnya. Moon Goddes, ternyata seperti ini rasanya sekarat, dadamu terasa panas dan seluruh organ-organmu terasa sesak. Astaga, jika begini Tara bahkan akan memohon untuk cepat mati saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The True (Mate Series #2)
Werewolf"Bagaimana jika akhir yang bahagia itu hakikatnya memang tidak pernah benar-benar ada... "