The True
( Chance.)Katakan...
Jika aku memberimu kesempatan, bisakah kau menyatukan hati yang bahkan sudah tak berkeping ini lagi?🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Tara Alexandra POV
Alan sudah benar-benar menutup matanya sekarang, sepertinya benda yang ku benturkan ke kepalanya tadi memang terlalu keras karena bisa kulihat ada darah yang mengalir dari bagian itu.
Dia terlihat sangat mengenaskan, tapi apa peduli ku!? Aku pernah berada dalam posisi yang lebih menyedihkan dari ini, itupun sendirian.
Sekarang meskipun aku membiarkannya mati kehabisan darah disini setidaknya aku ada bersamanya, waktu itu aku harus sekarat sendiri dulu agar bisa lahir sebagai seseorang yang baru. Dan percayalah! Rasanya berkali-kali lipat lebih menyakitkan dari mati sungguhan.
Lupakan! Sekarang bagaimana caranya aku bisa keluar dari sini? Maksudku keluar tanpa ada yang menyadarinya. Ck, harusnya tadi kubiarkan saja dia membawaku ke atas dulu, stupid! Sekarang ini jadi lebih sulit, jika aku pergi sendiri maka aroma ku yang kuat akan tercium dan semua orang di packhouse akan tahu aku bebas tapi jika kutunggu Alan sadar dulu untuk bisa menyamarkannya. Sudah bisa dipastikan bahwa dia yang takkan membiarkanku pergi. Huh, ini sangat membuat frustasi!
Apa aku harus bersembunyi dulu? Ya, lalu keluar dimalam hari ketika semua sudah tidur. Tapi itu akan makan waktu lama, aku perlu pergi sekarang juga agar bisa lari sejauh mungkin dari pack ini untuk sementara waktu, emh setidaknya sampai aku bisa merencanakan penyerangan lainnya yang pasti tidak akan bisa digagalkan.
"Sedang memikirkan apa, Luna?"
Aku spontan menoleh. Aish, Beta ini kenapa selalu ada dimana-mana?! Harusnya tadi aku tidak boleh berpikir terlalu lama, aku lupa bahwa Evan jauh lebih peka daripada siapapun didalam packhouse ini.
"Ck, kenapa kau selalu ada dimana-mana sih!?" ucapku gusar.
Evan tertawa kecil, "Luna, Anda harus membantu Saya membawa Alpha ke kamarnya," ucap nya santai.
Kenapa dia bisa berpikir bahwa aku akan menurutinya? Yang benar saja!
"Pertama, aku bukan Luna-mu. Kedua, aku tidak mau membantumu dan ketiga, aku harus pergi sekarang," ucapku tidak kalah santai nya.
Aku sudah akan berdiri ketika Evan tiba-tiba mencekal tanganku sambil berkata..
"Alpha sudah berubah, dia sudah sadar bahwa dia mencintaimu. Kenapa tidak kau beri dia satu kesempatan saja lagi untuk membuktikan bahwa dia tulus."
Aku memutar bola mataku jengah. Ini benar-benar akan jadi drama klise sepertinya. Ayolah! Kenapa di setiap cerita harus ada bagian dimana si pria menyesal dan si wanita diharuskan untuk memaafkan? Bukankah itu sangat membosankan?
"Evan, kau tahu sendiri bagaimana dia memperlakukan ku dulu. Aku tidak mau buang-buang waktu dengan memberinya kesempatan lagi," balasku.
Aku berbalik, berjalan menuju salah satu jendela besar di sudut penjara. Pelan kubuka jendela tersebut lalu menengok ke sekeliling. Jika tak ada siapapun maka itu berarti aku bisa pergi sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
The True (Mate Series #2)
Werewolf"Bagaimana jika akhir yang bahagia itu hakikatnya memang tidak pernah benar-benar ada... "