Part 14

8.4K 605 4
                                    

The True
( Hari Pertama.)

Ini akan jadi lebih baik jika saja saat itu kau memulainya bukan dengan kebencian.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Alan Alexander POV

Kuperhatikan Aarti yang masih memeluk tubuh Tara erat. Ketika Mate-ku itu mendongak menatapku, secara spontan senyumku mengembang. Bahkan meski tatapan yang di layangkannya adalah tatapan ingin membunuh dan bukan tatapan penuh Kasih sayang, aku tetap merasa bahwa aku perlu tersenyum untuk itu.

Dulu, dia lah yang selalu tersenyum atas segala perbuatan ku yang menyakitinya. Sekarang, aku ingin buktikan bahwa aku juga akan tetap bertahan dengan senyuman meski apa yang ia lakukan juga sama menyakitkannya.

"Mommy tidak akan pergi lagi, kan?" tanya Aarti pada Tara saat pelukan mereka sudah terlepas.

Tara tersenyum, secara perlahan dia mengangguk sambil mengusap lembut pipi Aarti penuh cinta. Moon Goddes, jika kubilang bahwa aku rela menukar nyawaku asal Tara dan Aarti tetap tinggal denganku, apa kau akan mengabulkannya? Dengar, aku cuma punya mereka. Satu harapan sederhana ini saja bisa memberiku seribu nafas untuk hidup selama berabad-abad lagi.

"Aarti, pergi temui Grandma dan minta dia untuk mengantarmu ke Taman bermain," ucapku sambil menarik lengan Putri ku itu pelan.

Aarti menengadah.

"No. Grandma bilang hari ini Mommy dan Daddy yang akan mengantarku kesana," jelasnya padaku.

Aarti kembali berbalik ke arah Tara. Secara bergantian dia menggenggam tangan kami lalu kembali berkata.

"Aarti ingin diantar oleh Mommy dan Daddy. "

Aku tersenyum. Entahlah bagaimana ekspresi Tara tapi yang ku tahu adalah setelah mengatakan keinginan nya Aarti langsung berjalan sambil menarik kami menuju pintu keluar Packhouse.

Anak perempuan ku sangat bahagia. Bodoh! Tentu saja dia bahagia. Tara ada bersamanya, keberadaannya adalah harapan yang tak pernah terucapkan oleh Aarti. Meski dia hampir tidak pernah mengeluh tentang itu selama ini, aku tahu sebenarnya kebersamaan kami yang seperti ini berarti banyak baginya.

Sekali lagi rasa sesak menjalari hatiku. Karena semua kesalahan yang telah kulakukan di masa lalu, Putri yang begitu ku sayangi harus ikut menanggung akibatnya. Aku benar-benar brengsek yang paling tidak beruntung di dunia ini.

Secara perlahan aku, Tara dan Aarti berjalan beriringan menyusuri jalan setapak menuju Taman bermain anak yang berada di tengah wilayah pack utama. Dengan senyum yang belum luntur aku mencoba menoleh ke arah Tara.

Mate ku itu hanya menatap lurus ke depan dengan wajahnya yang masih datar. Sesekali dia mengeratkan genggaman tangannya dengan Aarti lalu kembali diam seperti sebelumnya. Sungguh melihat dia seperti ini selalu membuatku berpikir... dulu aku juga begitu, lalu penyesalan yang sama akan muncul ketika aku sadar bahwa ternyata rasa nya mungkin sesakit ini saat Tara yang mengalaminya.

"Aarti, pergilah main dengan teman-temanmu!" ucap Tara.

Aku tersentak lalu secara spontan melihat ke sekeliling. Ck, aku sudah terlalu banyak berpikir sampai tidak sadar bahwa kami sudah sampai.

The True (Mate Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang