Part 17

6.9K 540 2
                                    

The True
( Little Village.)

Seandainya masih ada lebih banyak yang tersisa...

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Alan Alexander POV

"Alpha, apa Anda yakin ingin berangkat sekarang juga?" tanya Evan.

Dengan tergesa dia mengikuti aku yang sedang berjalan menuju pintu keluar packhouse. Sekarang masih jam 3 pagi, jangan tanya kenapa aku memutuskan untuk berangkat sepagi ini! Itu semua kulakukan agar aku tidak harus menjelaskan pada Aarti alasan kenapa aku harus pergi, dia akan memaksa untuk ikut denganku nanti.

"Ya, kau sudah mempersiapkan semuanya, kan?"

"Iya, Alpha. Saya sudah memberitahukan pada para tetua mengenai kedatangan Anda. Mereka akan bersiap, Alpha."

Aku berharap tidak perlu berlama-lama ada disana. Akan lebih baik jika petunjuk-petunjuk tentang pola penyerangan itu dapat lebih cepat ditemukan. Bukannya apa, aku hanya khawatir akan terjadi sesuatu yang buruk selagi aku pergi.

Baru saja aku akan membuka pintu, aku sudah berada tepat didepannya ketika tiba-tiba saja aroma lavender yang kuat mengudara disekitarku. Secara spontan aku berbalik kearah tangga dan benar saja! Pemilik aroma itu memang ada disana, sedang menuruni tangga sambil mengikat asal rambut panjangnya.

"Tara... " panggilku pelan, "...apa kau perlu sesuatu?" tanyaku padanya.

Tara menggeleng. Dia berjalan tenang mendekatiku sambil memberi isyarat pada Evan untuk pergi. Kukira Evan akan menolak tapi ternyata tidak, Betaku itu menurut. Apa ini hanya perasaan ku atau Tara memang baru saja mengeluarkan aura Luna-nya untuk memerintah Evan?

"Aku akan ikut bersamamu," ucapnya.

Aku terdiam. Apa yang dia pikirkan? Kenapa dia ingin ikut masuk kedalam medan bahaya bersamaku? Ini aneh karena aku tahu dia pasti sudah tahu bahwa pergi ke sebuah desa yang kemungkinan tinggal puing-puing nya itu tidak bisa disebut sebagai salah satu kegiatan yang bisa dilakukan semua orang dengan senang hati.

"Aku bisa mengurusnya sendiri, Tara. Kau kembali saja ke kamarmu sekarang."

Tara menggeleng. Sudahkah pernah kubilang bahwa dia sangat keras kepala?

"Aku akan pergi denganmu," ucapnya sekali lagi.

Kali ini akulah yang menggeleng. Yang benar saja! Aku tak punya kekuatan sebesar itu untuk bisa menjerumuskannya ke dalam bahaya.

"Bagaimana dengan Aarti?" tanyaku, ini adalah pengalihan paling buruk yang pernah kulakukan. Aku yakin Tara pasti bilang bahwa dia sudah mengaturnya.

"Aku sudah mengaturnya, kubilang pada Ibu dan Karel untuk menjaga Aarti sementara aku pergi bersamamu. Dia akan baik-baik saja."

See? Untuk sesaat aku benar-benar merasa ada yang aneh dengan situasi ini. Pertama, dia bertanya soal penyerangan kemarin, lalu sekarang dia memaksa untuk ikut bersamaku ke tempat itu semua terjadi. Maksudku, selama ini dia bahkan hampir tidak mau menatapku sama sekali tapi kenapa sekarang dia jadi bersikap seolah menempel denganku adalah hal yang wajar untuknya?

The True (Mate Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang