The True
( On Fire.)Kehilangan adalah salah satu fase wajar dalam kehidupan...
Jadi, jangan bersikap seolah kau akan mati jika mengalaminya...🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Tara Alexandra POV
Udara pagi harusnya menyegarkan. Ya, harusnya memang seperti itu, tapi dalam kasus ini yang kurasakan adalah berbeda. Tepat di saat bias kekuningan mulai memenuhi angkasa, bersamaan dengan itu aroma anyir darah juga ikut mengudara.
Yang sedang kalian pikirkan memang tepat sekali! Mira meninggal. Dan seperti biasa, mereka bilang sebabnya masih terkurung didalam bayangan abu-abu. Padahal dalam satu kali lihat saja semua orang sudah bisa tahu bahwa wanita itu sudah pasti telah dibunuh oleh seseorang. Demi Moon Goddes, lihat saja bekas-bekas tusukan dan sayatan yang ada ditubuhnya! Apa lagi bukti yang lebih kuat dari itu.
"Alpha, kami akan langsung mengurus jasadnya," ucap Lucas sambil lekas berlalu dari hadapan kami. Aku dan Alan maksudku.
Emh? Jangan khawatir tentang Alan. Dia sudah pasti shok seperti biasa, tapi kali ini dalam tahap yang lebih parah lagi. Poor Alpha, dia bahkan tidak bisa mengangkat wajahnya dengan benar.
"Luna..."
Aku menoleh. Lucas sedang berdiri tepat disampingku. Ahh, ini sungguh sangat menyusahkan! Karena Alan terlihat sangat frustasi, semua orang jadi takut bicara padanya dan terpaksa harus mengadu padaku untuk segalanya.
"Apa?" tanyaku setengah hati.
Lucas berdehem. Setelah terlebih dulu menoleh kearah Alan, dengan hati-hati kemudian ia berkata.
"Kita perlu meneliti jasad Mira, memeriksa apa ada sebab lain untuk kematiannya."
Secara diam-diam kuputar bola mataku jengah. Kenapa aku merasa bahwa mereka terlalu berlebihan, ya? Kalau wanita itu sudah mati maka makamkan saja, apa gunanya memeriksa berkali-kali?!
Aku sungguh ingin bilang begitu, tapi yang kulakukan malah dengan sekuat tenaga mencoba memasang wajah turut prihatin. Ya, doa'kan saja aku bisa bertahan cukup lama sampai kemudian merasa muak sendiri untuk itu.
"Baiklah, kalau begitu lakukan saja," jawabku akhirnya setelah beberapa detik berpikir bagaimana caranya membuat kalimat itu terdengar tidak sesinis aku.
Lucas menghela nafas. Kenapa? Jangan bilang aku juga harus ikut membedah-bedah jasad itu.
"Luna..." sekali lagi Lucas menatapku gugup, seolah-olah aku ini mayat hidup saja,"...kami perlu Alpha untuk melakukannya."
Ahh, thank God! Setidaknya itu bukan aku, persetanlah kalau Alan harus melakukannya.
"Tenang saja. Kau pergi dulu, aku akan bilang padanya," ucapku.
Lucas mengangguk lalu kembali berjalan kearah gubuk Mira yang saat ini sudah dikelilingi oleh para warrior.
Secara perlahan aku menunduk menatap Alan yang masih berlutut diam di tanah. Sebenarnya sedang apa sih dia? Sibuk dengan pemikiran sendiri tidak bisa selama ini! Kecuali saja kau tidak normal. Lagipula lututnya tidak sakit apa?!
KAMU SEDANG MEMBACA
The True (Mate Series #2)
Werewolf"Bagaimana jika akhir yang bahagia itu hakikatnya memang tidak pernah benar-benar ada... "