The True
( New Beginning.)Aku sudah terlalu lama berjuang untukmu...
Sekarang ketika aku berhenti, aku ingin lihat apa kau juga bisa melakukan hal yang sama...🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Alan Alexander POV
"Ternyata kau masih punya keberanian juga untuk datang, eh?" ucap Tara sinis.
Aku menatap Tara sendu, sudah sangat lama dan dia telah berubah. Bodoh! Apa yang kupikirkan? Tentu saja dia pasti berubah, memangnya berapa kali dia akan terus memaafkanku.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanyanya.
Kali ini dia berjalan mendekat pada pagar besi lalu dengan santai melingkarkan tangannya disana.
"Mendekatlah Alpha."
Tara tertawa pelan sambil lagi-lagi mengenyampingkan anak rambut yang menutupi wajahnya. Dia benar-benar bukan lagi Tara-ku yang dulu, dia bicara dan bersikap bukan seperti Tara. Dan sialnya lagi, ternyata kenyataan kami yang seperti ini bisa lebih menyakitkan daripada menjalani hidup tanpa nya sama sekali.
"Kenapa kau berdiri jauh sekali, Alpha? Tenang saja, okey? Aku tidak akan melukaimu, kok," ucap Tara sambil menyeringai.
Aku menarik nafas, meyakinkan diri bahwa meski dia sudah berubah tapi dia masih milikku, masih Tara-ku. Secara perlahan aku mulai melangkah mendekatinya, dengan sekuat tenaga aku berusaha untuk tersenyum, akan kubuktikan pada Tara bahwa aku yang sekarang juga sudah berubah. Dalam artian yang lebih baik tentu saja dan bagaimanapun buruknya sikap nya sekarang itu takkan mempengaruhi aku atau apapun yang masih tersisa diantara kami.
Aku sudah berada tepat didepan Tara, dengan jarak sedekat ini akhirnya meski samar aku bisa melihat wajahnya dan sadar bahwa disudut bibir Tara ada bekas darah yang sudah mengering, oh tidak! Dia terluka.
Dengan panik aku menarik tangannya agar lebih mendekat, meski terhalang oleh pagar besi tapi dengan perlahan aku berusaha untuk merangkum wajahnya ke arahku. Tara tidak marah, dia hanya diam dan menurut.
"Tara, ada apa dengan wajahmu?" tanyaku panik.
Tara menghela nafas sambil memasang ekspresi lelah.
"Aku harus bilang apa? Warrior-warrior mu itu memukulku saat pemberontakan itu. Kubilang padamu ya, pukulannya itu sangat keras, Al.." jawab Tara.
Aku menatap Tara sendu, dia baru saja mengadu padaku. Benar-benar bukan Tara sekali. Hatiku menghangat, aku tahu dia seperti ini untuk memancing rasa iba ku, dengan kata lain dia hanya sedang berpura-pura manis tapi sebenarnya dia tidak perlu melakukannya karena jika dia ingin sesuatu aku takkan keberatan untuk segera memberikannya.
"Kau pasti senang'kan melihatku ada didalam sini. Sejak dulu kau selalu ingin aku menderita," ucapnya.
Aku menggeleng sambil tetap menatap ke dalam matanya
"Aku senang karena kau masih hidup," balasku.
"Ahh, agar kau bisa menyiksaku lagi ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The True (Mate Series #2)
Werewolf"Bagaimana jika akhir yang bahagia itu hakikatnya memang tidak pernah benar-benar ada... "