enam

967 35 0
                                    

Sebulan telah berlalu setelah kejadian Zea dan Fira bertengkar. Suasana diantara mereka semakin tegang saja. Mereka bahkan tidak saling bicara apalagi bertatapan. Zefan yang mengetahui apa yang terjadi diantara mereka sudah berusaha membuat keduanya berbaikan. Namun nihil, percuma. Merrka tetal seperti itu saja. Suasana sarapanpun menjadi berbeda, biasanya ada suara Zea yang menggelegar dan Fira yang selalu ribut dengan Zefan tapi sekarang tidak ada lagi. Semuanya diam, bungkam. Tapi Zefan tidak mau menyerah, ia harus kembali menyatukan kedua adiknya itu. Setelah sarapan, Zefan menarik Zea dan Fira ke luar rumah.

"Kalian berdua berangkat bareng!"perintahnya.

"apa?!"ucap keduanya bersamaan.

"Ngga. Gue ogah"ucap Fira.

"eh menurut lo gue mau gitu dibonceng sama nerd kaya lo?"jawab Zea. Zefan pun kaget, tidak biasanya Zea bersikap sekasar itu pada Fira.

"Apa salahnya sih. Kalian kan satu sekolah. Kaki lo juga udah sembuh kan?"ucap Zefan.

"Tapi-"

"Ini perintah dan lo tau gue ngga suka bantahan"ucap Zefan lalu masuk ke dalam mobilnya.

"Apa?!"ucap Zea pada Fira yang hanya diam dan melihatnya tajam.

"Apaan sih. Selow kale"

Lalu Zea segera menaiki motornya dan menyalakannya tak lupa ia memakai helm full face-nya. Ia hendak mengegas motornya tapi tangan Fira menahannya.

"Apa?"tanya Zea.

"Lo mau ninggalin gue?"

"Emang lo mau ikut? Tadi katanya ogah"

"Ck. Kalau masih pagi juga gue ngga bakal mau nebeng lo"ucap Fira.

Sebenarnya ia juga bingung kenapa sikap Zea berubah padanya. Biasanya Zea akan menawarkan tumpangan padanya walalupun selalu ia tolak. Kadang Zea membujuknya untuk ikut bahkan Zea pernah mengikuti Fira sampai halte hanya untuk membujuknya agar mau berangkat bareng ke sekolah.

"Yaudah. Naik cepet"

Dengan malas Fira naik ke jok belakang motor Zea. Baru saja pantat Fira menyentuh jok, Zea langsung mengegas motornya. Alhasil Fira hampir terjungkal ke belakang, beruntung ia sempat memegang jaket Zea.

"Udah gila lo. Kalau mau mati jangan ngajak gue nying"teriak Fira sambil memukul-mukul punggung Zea.

Sedangkan Zea tidak mengatakan apa-apa tapi tampak jelas terukir seulas senyum diwajahnya. Ia senang Fira mau berboncengan dengannya dan ia lebih senang lagi karena sekarang Fira tengah memeluknya.

15 menit waktu yang dibutuhkan seorang Zea untuk sampai disekolah. Namun ia menghentikan motornya tepat di belokan sebelum sekolah.

"Kok berenti?"tanya Fira.

"Turun"jawab Zea. Walalupun bingung Fira tetap mengikuti perintah Zea. Lalu tanpa mengucapkan sepatah katapun Zea kembali menjalankan motornya. Meninggalkan Fira yang berdiri bingung di pinggir jalan.

"Woooooy. Ngapa gue ditinggal!!! Dasar ngga bertanggung jawab!"teriak Fira sambil menghentak hentakan kakinya.

Tiba-tiba ada sebuah mobil putih yang berhenti di depannya. Fira yang masih kesal hanya diam dam memperhatikan mobil itu. Tak lama kaca mobil terbuka, menampakan seorang cewek yang berseragam sama dengannya namun tidak pernah Fira lihat wajahnya.

"Ngapain di situ?"tanyanya.

"Mau sekolah. Lo satu sekolah juga sama gue?"

"Iya. Gue kelas 12"ucapnya lagi. Fira menatap aneh cewek itu. Bagaimana tidak, dandanannya sangat mencolok, menor sekali. Jika bukan karena seragam yang ia kenakan, Fira yakin cewek itu akan dikira tante-tante yang mau berangkat ke arisa.

Different TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang