tigapuluhempat

469 22 0
                                    

Empat tahun sudah setelah perpisahan Zea dan Zafran yang ngga ada romantis romantisnya. Selama empat tahun ini mereka menjalani masa LDR yang lancar dan biasa aja karena memang keduanya sama sama cuek dan tidak terlalu ambil pusing. Mereka memang selalu berkomunikasi baik itu lewat WA, sms, telfon atau videocall tapi itu hanya sebentar, paling lama hanya tigapuluh menit. Itupun tak ada kata kata manis yang terlontar dari mulut mereka sama sekali, mereka bukan terlihat sedang pacaran tapi malah seperti teman dekat saja. Zea sibuk dengan kuliahnya membuat mereka jarang komunikasi, paling seminggu sekali itupun perlu diingatkan oleh Exal. Sedangakan Zafran juga sibuk dengan kuliahnya, Fira dan Zarfan serta Gio dan Reva selalu mengingatkan kalau dia sudah punya pacar yang perlu untuk dihubungi. Ini yang pacaran siapa yang repot siapa. Pacaran model apaan ini.

Selama empat tahun ini juga keadaan Zea semakin membaik bahkan melampaui prediksi para dokter. Jika keadaannya seperti ini terus pada tahun ini Zea sudah bisa pulang ke tanah air. Soal Caro dan Abram mereka memilih untuk bolak balik Jakarta Jerman karena jika mereka memilih tinggal disalah satu negara maka mereka tidak bisa mengawasi semua anaknya. Jadilah setiap dua bulan sekali Caro atau Abram akan terbang ke Jerman untuk melihat keadaan salah satu putrinya. Walaupun Kevin sudah bersedia untuk menjaga Zea layaknya anak tapi kedua orang tua itu tetap menolak.

Namun ada yang aneh dengan hubungan Zea dan Zafran selama satu tahun terakhir. Selama satu tahun terakhir ini Zafran sangat sulit dihubungi bahkan bisa dalam satu minggu ia tak memberi kabar apapun pada Zea. Zea yang merasa khawatir selalu bertanya baik pada teman temannya ataupun pada keluarganya tapi tak ada jawaban yang memuaskan hatinya. Seperti ada yang mengganjal dihati Zea ketika melihat ekspresi wajah orang yang ditanyainya tentang Zafran. Hal itu membuat rasa khawatirnya berubah menjadi rasa curiga. Apa yang terjadi oada Zafran?.

Seperti saat ini Zea dan Exal sedang duduk dikafe dekat kampus mereka. Exal menyeruput minumannya sambil memandang wajah lesu Zea. Entah sudah berapa kali Zea menelfon Zafran tapi selalu tak nyambung. Hampir saja ponsel itu remuk karena Zea membantingnya ke lantai jika saja Exal tak menangkap benda pipih itu.

"Hape lo ngga salah, jangan dibanting. Belinya pake duit nih"ucap Exal sambil mengelus hape Zea.

"Bodo! Lagian si Zafran kemana sih. Di sms ngga dibales di WA juga. Ditelfon malah ngga diangkat!"ucapnya lalu mengambil alih handphonenya lagi.

"Ya mungkin lagi sibuk kali. Posthink aja"

"Penginnya sih gitu. Tapi ini udah hampir sebulan Xal. Bayangin sebulan ngga ada kabar, cewek mana yang ngga curiga! Zarfan juga ditanya jawabannya aneh banget. Yakali Zafran boker sebulan, kalau gue tanya jawabannya pasti lagi boker"

"Mungkin pas lo telfon dia emang lagi boker"

"Ya masa sih Xal. Secara logika ngga mungkin lah. Gue pernah nelfon dia lima kali sehari dan semua dijawab lagi boker. Akalnya dimana?"

"Ya mungkin Zafran diare"

"Mungkin mulu dari tadi. Mungkin juga dia bohong kan! Terus gue tanya Fira dia jawabnya selalu aja ngga tau. Padahal dia sekampus sama Zafran satu fakultas pula. Dia juga pacarnya Zarfan masa ngga pernah ketemu sih. Imposible!"

"Udahlah Ze. Ngga usah terlalu dipikir. Lagian lo kan bentar lagi wisuda, jadi fokus aja dulu. Abis itu lo bisa balik ke Indo buat tanya tanya deh ke mereka"

"Iya juga sih. Tapi... argh... masih lama ituu"

"Lama apaan coba. Lo kuliah bahkan kurang dari tiga tahun Ze. Lo makan apaan sih sampe pinter begitu"

"Udah takdirnye"

"Udahlah Ze. Gue percaya Zafran ngga akan macem macem. Dia cowok baik baik"

"Huuhhh... kalau aja hati gue sesimple itu Xal. Gue ngga bisa tenang kalau Zafran belum ngasih kabar"

Different TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang