tigapuluhtujuh

514 20 0
                                    

Zea sudah mengambil keputusan. Keputusan yang mungkin akan membuat semua orang marah bahkan kecewa padanya. Tapi memangnya siapa yang membuat Zea mengambil keputusan ini? Mereka. Zea merasa kecewa dengan semuanya, mama, papa, Reva, Gio, Fira,dan... Zafran tentunya. Ia merasa bahwa ia sudah dianggap tak ada di keluarganya sendiri. Jadi jangan salahkan Zea jika ia mengambil keputusan sebesar ini.

Saat ini Zea sedang menunggu seseorang di sebuah kafe yang sudah dijanjikan. Sudah lebih dari 10 menit Zea menunggu disana tapi orang yang ia tunggu tak kunjung datang. Tapi tak lama setelah teh yang ia pesan habis ketiga orang itu sudah ada didepannya. Mereka adalah Cath, Rey, dan Dennis. Orang orang yang sebenarnya sangat dihindari oleh Zea, tapi ia sudah terlanjur meng-oke-kan ajakan Dennis kemarin. Jadi ia tak bisa kabur sekarang.

Soal Cath, ia memang sudah dibebaskan hari ini atau lebih tepatnya pagi tadi. Ia tersenyum senang ketika mengetahui kalau Zea setuju bekerja sama dengannya dan dua rekannya.

"Ngga nyangka gue kalau lo mau kerjasama dengan kita"ucap Cath dengan senyum kemenangannya.

"Langsung ke intinya aja"jawab Zea tak mau berbasa basi.

"Santai kali Ze. Kita ngobrol ngobrol dulu aja"timpal Rey.

"Ngga minat lama lama sama kalian"jawab Zea lalu menyandarkan dmtubuhnya ke kursi dan mengalihkan pandang ke luar jendela.

"Heh inget ya kita ini mau kerjasama buat ngancurin keluarga Andrian. Jadi lo harus betah lama lama sama kita"ucap Dennis.

"Lo kira gue mau banget gitu kerjasama sama kalian. Kalau kalian bersikap kaya gini ke gue, gue batalin kalau gue mau kerjasama sama kalian"ujar Zea menaikan nada bicaranya.

"Berani ya lo sama ki-"ucap Rey terpotong.

"Oo ou ssttt. Rey, dia ini jalan pintas kita buat ngerebut semua aset di perusahaan Andrian dan buat mereka jadi sedih dan menderita, Jadi bersikap baiklah ke dia"ucap Cath.

"Bagus kalau gitu"ucap Zea dengan senyum senang.

"Tapi lo juga harus nurutin mau kita. Setuju"ujar Cath.

"Asal ngga suruh gue bunuh dan nyiksa orang. Gue ngga bisa kalau gitu gitu"jawab Zea santai.

"Hahaha oke oke. Kita ini mau ngerebut aset bukan mau ngebuat kerja rodi"ucap Cath. "Jadi setuju?"tanyanya lagi.

"Setuju"ucap Zea mantap dan ketiga orang didepannya ini hanya tersenyum licik.

"Bagus. Sekarang lo boleh balik dan tunggu arahan dari kita"ucap Cath lagi.

"Oke kalau gitu gue balik"jawab Zea lalu pergi dari kafe itu. Saat ia keluar dari kafe itu ia terkejut karena melihat Zefan dan Exal di parkiran kafe.

"Abis ngapain lo?"tanya Zefan dengan tatapan tajamnya.

"Bukan urusan lo"jawab Zea tanpa memandang wajah kakaknya itu.

"Gue ini masih kakak lo ya. Jaga sopan santun lo!"

"Setelah apa yang kalian tutupin dari gue. Gue rasa kita bukan lagi keluarga. Maaf rasa hormat gue buat lo bukan lagi karena lo abang gue tapi karena lo lebih tua dari gue" setelah mengucapkan itu Zea langsung pergi meninggalkan Zefan dan Exal yang masih kaget dengan ucapan Zea tadi. Saat ini mereka melihat sendiri bahwa jangan main main dengan marahnya orang yang sabar.

Disisi lain Fira sedang berada dirumahnya bersama Reva dan mamanya. Mereka sedang memasak untuk Zea karena yang mereka tau Zefan dan Exal pergi untuk menjemput Zea. Kemarin Fira tak sungguh sungguh dengan ucapannya, ia hanya berusaha menuruti perkataan Cath. Tapi ia sudah tak tahan lagi, ia ingin bertemu dengan Zea. Wajah mereka terlihat sangat berseri siang ini, memasak bersama sambik bercanda gurau. Namun tawa mereka terhenti ketika mendengar suara teriakan Zefan.

Different TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang