empatbelas

637 24 0
                                    

Tepat pada pukul delapan malam, Rey sampai di depan rumah Zea. Ia berdiri di depan pintu mobil sambil memutar-mutar kunci mobilnya sedangkan tangan yang lain ia masukan dalam saku celana. Malam ini ia begitu rapi dengan kemeja biru tua dan jeans biru dengan dipadukan dengan sepatu berwarna putih. Tak lama Zea keluar dengan penampilan yang jauh dari kata rapi. Ia hanya menggunakan celana training berwarna abu-abu dan kaos oblong putih dengan topi putih yang menutupi sebagian rambutnya. Zea juga tidak menggunakan sepatu, melainkan sandal jepit biasa.

"Tumben pake mobil?"tanya Zea.

"gue kan udah bilang motor gue lagi di servis"jawab Rey sambil memutar mutar kunci mobilnya.

"Udah ayok cepet"ucap Zea lalu berjalan ke arah samping mobil.

"Ngga sabaran banget sih mau nge date sama gue"

"Idih. Pede, berhubung gue belum makan malem jadi lo harus traktir gue malem ini"ucap Zea dengan nada mengancam.

"Iya iya. Cowok mah selalu salah. Btw, lo beneran mau pake baju begitu? Gue udah rapi-rapi gini juga"ucap Rey.

"Jadi jalan ngga nih? Ngga usah banyak tanya deh"

"Galak banget sih. Iya iya" ucapRey lalu membuka pintu mobilnya dan masuk kedalam mobil, disusul oleh Zea.

Dalam perjalanan itu tak ada satupu dari mereka membuka pembicarakan. Hanya hening. Rey masih terpaku melihat kemacetan di depannya sedangkan Zea tengah asik mendengarkan lagu lewat earphonenya. Sampai akhirnya suara dering hp milik Rey membuat keduanya menoleh kearah hp tersebut yg terletak di dasbor mobil.

"Angkat"ucap Zea acuh.

"Angkatin dong. Ini gue lagi nyetir"

"Ogah"

"Kalau kecelakaan gimana?"

"Ya minggir dulu kan bisa"

"Oke"ucap Rey mencoba bersabar akan sifat Zea yg kelewat cuek.

Segera ia meminggirkan mobilnya untuk mengangkt telfon yang entah dari siapa. Setelah mobilnya berada di pinggir jalan, ternyata telfon tersebut sudah mati. Tapi ada sebuah sms disana. Ia hanya tersenyum miring dan kembali mematikan hpnya.

"Udah?"tanya Zea.

"Udah. Jadi kita ke kafe aja ya atau mau ke resto?"tanya Rey pada Zea yg masih sibuk dengan hpnya.

"Terserah"

"Ck. Irit bgt sih ngomongnya, lo kan cewek biasanya kan cewek cerewet. Atau lo bukan cewek ya?"

"Bisa diem ngga? Gue lagi dengerin musik nih"ucap Zea dg nada datar.

"Sabar sabar..."gumam Rey yang sudah pasti tidak di dengar oleh Zea karena ia sedang menggunakan headset.

Tak lama mereka sampai sebuah taman yamg indah. Bukan, bukan taman milik Zarfan dan Zafran, ini taman yang lain. Didalam mobil Rey sudah siap untuk keluar namun saat ia melirik kearah sebelahnya ia mendapati Zea masih menutup matanya sambil menikmati alunan musik dari headsetnya. Tanpa ragu Rey menarik salah satu headset itu dan membuat Zea sedikit terlonjak.

"Apa sih?!"teriak Zea sewot.

"Lo niat ngga sih jalan ama gue? Dari tadi dengerin musik terus"ucap Rey dengan muka kesel.

"Baper banget lo. Gue bosen aja, di mobil lo ngga ada musiknya. Sunyi, kaya pemakaman"ucap Zea sambil memasukan headsetnya kedalam tas.

"Lo kan bisa ngobrol ama gue"

"Tapi sayangnya gue ngga minat"

"Ck. Lo ya bener bener..."

"Bener bener apa? Cantik? Emang"ucap Zea memotong perkataan Rey lalu keluar dari mobil.

Different TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang