Fira POV on
Jam 16.00 ngga tau kenapa tiba-tiba Zea mengetuk pintu kamarku. Padahal aku sudah hampir terlelap di atas kasur. Dengan langkah malas aku berjalan menuju pintu sambi berdecak sebal. Kenapa dia selalu datang disaat yang tidak tepat. Aku sedang sangat cape dan ingin istirahat.
"Ada apa?"tanyaku dengan wajah datar atau mungkin kusut karena mengantuk.
"Ikut gue"ucapnya to the point. Lah kenapa dia? Biasanya lembut.
"Ngga"jawabku ketus.
"Ini penting"ujarnya lagi kali ini dengan wajah serius.
"Kemana?"tanyaku akhirnya karena melihat wajhnya yang begitu serius.
"Ketemu temen lo. Cath"jawabnya membuatku membuka mataku lebar lebar.
"Kapan?"tanyaku lagi.
"Sekarang"jawabnya.
"Oke, gue siap siap dulu. Lo turun aja"
Setelah itu aku segera siap siap dan mengganti bajuku. Tak butuh lama bagiku untuk bersiap siap karena aku sedang malas berdandan atau memang aku jarang berdandan. Ku langkahkan kakiku menuju anak tangga, ku dengar sayup sayup suara Zafran, kupercepat langkahku untuk melihatnya. Sampai anak tangga yang terakhir, aku mendengar semuanya. Pandanganku mulai buram, lalu setetes air mata lolos dari pelupuk mataku. Zafran menembak Zea. Lagi lagi orang yang ku cintai mencintai orang lain dan itu kembaranku sendiri.
Tak peduli dengan dua makhluk itu, langsung saja kuterobos keluar rumah. Kudengar Zea memanggil ku tapi ku hiraukan. Ada untungnya juga mengikuti lomba lari, akhirnya aku bisa lari menjauh mungkin dari rumah. Setelah ku rasa jauh, kulihat ke belakang sudah tak ada Zea yang mengejarku. Mungkin dia lelah. Tapi sekarang aku harus kemana?, Gedung Sekolah Lama. Ya, kesana sepertinya aman. Aku memang biasa menyendiri disana. Suasananya tenang dan sunyi, aku senang suasana seperti itu. Segera ku berlari kearah gedung sekolah lama.
Setelah sampai disana aku langsung naik ke rooftop. Awalnya aku bingung tapi juga senang ketika melihat ada Cath disana. Ia sudah kuanggap seperti kakak bagiku. Namun kedua bodyguardnya memegang tanganku dan mengikatku disebuah tiang lalu ia berkata.
"Malang banget nasib lo Ra"ucapnya yang terdengar sangat menjijikan.
Aku tak bisa menjawab ucapannya karena mulutku sudah dibekap dengan lakban. Kali ini aku benar benar takut. Siapapun ku mohon tolong aku. Kulihat ia mendekat kearahku membuat jantungku berdetak lebih cepat.
Fira POV off.
Plaakk
Cath menampar pipi kiri Fira membuat gadi itu sedikit mengerang.
Plaakk
Cath lagi lagi menamparnya, kali ini pipi kanannya. Ia merasakan kedua pipinya memanas. Bulir air mata kembali jatuh ke pipinya.
"Sakit ya? Kasian. Bentar gue foto dulu"ucap Cath lalu memotret Fira dari depan. Ia berniat mengirimkan gambar ini kepada Zea atau papanya. Tanpa butuh waktu lama foto itu sudah terkirim ke Zea.
"Lo pasti bingung kan? Kenapa gue bisa disini? dan kenapa gue ngelakuin ini sama lo?. Itu karena bokap lo dan Zea. Bokap lo udah bunuh bokap gue, dia yang buat bokap gue mati dan nyokap gue depresi. Dan Zea, dia yang nyuruh gue kesini buat nangkep lo. Dia bilang kalau dia benci sama lo karena bokap kalian lebih sayang sama lo. Bener?"ucap Cath tepat didepan wajah Fira. Fira menggeleng kuat karena kenyataannya adalah sebaliknya.
"Ooh bukan gitu. Terus Zea bohong dong sama gue? Tapi ngga mungkin dia bohong. Karena buktinya lo disini atas ajakan dia kan. Jadi udah pasti kalau dia benci sama lo. Oh ya, sebelum gue bun- eh maksud gue sebelum lo pergi jauh gue mau cerita sesuatu sama lo"ucap Cath lalu berjalan menjauh dari Fira lalu kembali berkata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Twin
Teen FictionSepasang anak kembar yang sebenarnya saling menyayangi tapi tidak mau saling menunjukan karena satu kesalahan fatal. Mereka tak lagi bertegur sapa atau menghabiskan waktu bersama. Tapi Zea selalu berusaha untuk itu. Bagaimana mereka dapat mempertaha...