Tak seperti remaja pada umumnya, yang akan pergi dengan teman teman atau sekedar nongkrong-nongkrong bareng. Fira lebih memilih bersantai dirumah sambil membaca novel atau buku pelajaran. Seperti hari ini, seharian ini ia hanya tiduran dikasur dan memainkan hpnya. Entah apa yang dia lakukan dengan hpnya itu, mengingat ia sama jonesnya dengan sang kakak.
Pukul 14.00 ia mendengar suara teriakan Zea, tapi ia hanya melirik kearah pintu lalu kembali fokus pada hp atau bukunya. Tiba tiba hpnya berdering, terlihat notifikasi line disitu. Ia mengerutkan keningnya ketika melihat nama yang tertera dilayar hpnya.
"Cath"gumamnya
Ya, sejak kejadian mereka bertemu dijalan waktu itu mereka jadi lebih akrab. Walaupun Cath sudah kelas 12 tetapi ia selalu datang ke kelas Fira hanya untuk menanyakan ia sudah makan atau belum. Jika belum ia akan mengajak Fira ke kantin bersama. Fira juga tidak pernah menolak, karena menurutnya Cath adalah sosok yang sangat baik dan mengerti dirinya. Ia jadi seperti memiliki kakak perempun. Namun Serly merasa curiga dengan sikap Cath pada Fira. Serly merasa bahwa Cath sedang berusaha mengambil hati Fira dengan tujuan tertentu. Tapi ia juga tidak memiliki bukti yang kuat untuk ia tunjukan pada Fira. Jadi Serly memutuskan untuk mengawasi mereka saja.
Fira lalu menekan notif dari Cath tersebut. Namun wajahnya berubah kaget saat membaca pesan itu.
"Ra jalan yuk. Bosen dirumah. Gue jmput yaaa"
Ia takut jika rahasianya terbongkar. Segera ia balas pesan tersebut.
"skrng? Kemna?"
Tak butuh waktu lama hpnya kembali berdering.
"yaiyalah Ra. Masa besok. Ya kemana aja, shopping jg boleh. Rumah lo dmn? Biar gue jemput"
Wajahnya berubah lega ketika membaca pesan terakhir. Ia lupa bahwa Cath belum tau rumahnya. "kenapa gue jadi ketakutan ngga jelas gini"gumamnya.
"boleh deh. Tp ngg usah dijemput, gue bisa brngkt sendiri kok. Btw kita cuma berdua?"
"iya. Knp? Kan biar sekalian"
"ngg usah Cath. Klo ngg, gue batalin nih"
"oke oke. Ketemu di kafe Grand ya"
"ok"
Setelah membalas pesan dari Cath ia segera bangkit dari kasur dan mengganti pakaiannya. Setelah dirasa cukup, ia membuka pintu kamar sambil menenteng sebuah tas kecil yang berisi handphon dan dompet saja.
Ia menuju ke pintu lift yang terletak di samping pintu kamar Zea. Saat sudah sampai di bawah, ia mendengar suara bel dari arah pintu utama. Segera ia buka pintu itu dan alangkah terkejutnya ia ketika melihat Zafran ada dihadapannya saat ini. Tubuhnya terasa kaku bahkan mulutnya pun tak dapat berbicara. Ia hanya diam melihat wajah tampan Zafran.
"Zeanya mana?"suara berat milik Zafran itu membuyarkan lamunan Fira.
"hah? Gu-gue cuma numpang kok disini. Gue bukan siapa Siapanya Zea. Jadi jangan salah sangka dulu. Gu gue ngg ada hubungan sama Zea apalagi saudara kembar. Ja jadi-"jelas Fira dengan gugup bahkan sangat gugup.
"Gue udah tau semuanya kok. Lo ngga perlu takut, gue ngga akan ember oke. Jadi dimana Zea?"tanyanya dengan nada datar dan wajah yang datar pula.
Fira terdiam. Detak jantungnya masih saja tak beraturan membuat dia tidak bisa fokus mendengar ucapan Zafran. Fira mengalihkan pandanv ke arah lain sambil menarik dan menghembuskan nafas pelan pelan.
"heloo?"Zafran melambaikan tangannya didepan wajah Fira membuat gadis berambut coklat itu terlonjat kaget.
"aaa... Ze Zea lagi latihan ba basket"ucapnya masih dengan gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Twin
Teen FictionSepasang anak kembar yang sebenarnya saling menyayangi tapi tidak mau saling menunjukan karena satu kesalahan fatal. Mereka tak lagi bertegur sapa atau menghabiskan waktu bersama. Tapi Zea selalu berusaha untuk itu. Bagaimana mereka dapat mempertaha...