enambelas

611 22 0
                                    

Siang ini terasa begitu nyaman. Tidak terlalu panas dan tidak terlalu mendung juga ditambah semilir angin yang lembut membuat suasana semakin asri. Mungkin begitu juga yang dirasakan Serly dan Fira, mereka masih duduk di bawah pohon sambil memejamkan mata menikmati suasana siang itu. Namun tiba tiba sebuah cairan bening mengalir dari atas kepala mereka membuat kedua gadis itu membuka mata kaget. Hal yang pertama mereka lihat adalah baju mereka yang basah. Lalu mereka mendongak dan terlihatlah dua kakak senior mereka.

"Hai"sapanya dengan nada mengejek.

"Gimana? Seger kan kita siram?"ucap yang satunya lagi. Lalu Fira dan Serly berdiri untuk menyejajarkan tinggi mereka.

"Ada urusan apa ya kak? Kenapa kakak nyiram kita?"tanya Serly mencoba sopan dengan kakak seniornya.

"Urusan gue bukan sama lo. Tapi sama dia!"bentaknya sambil menunjuk Fira.

"Emang apa salah aku kak?"tanya Fira menunduk.

"Salah lo!"ucapnya lalu menjambak rambut Fira membuat gadis itu meringis kesakitan. "Lo udah deketin Zafran. Itu kesalahan lo!! Jadi mulai sekarang, jangan pernah deket deket sama Zafran karena dia punya gue!! Ngerti!!!"bentaknya masih menjambak rambut Fira.

"Dan urusan gue itu sama lo!"ucap senior yang satunya.

"Aku kenapa kak?"

"Lo pacarnya Gio kan?"

"Bu- eh. Emang kenapa kak?"tanyanya sambil menunduk. Ia sengaja tidak bilang karena ia ingin tau. Memangnya kenapa jika ia adalah pacar Gio.

"Pustusin dia!"ucapnya lalu ikut menjambak kepangan rambut milik Serly.

"Putusin dia atau hidup lo ngga tenang disekolah ini!!"ucapnya makin keras menjambak Serly.

"Kalian harus nurut apa kata kita kalau kalian masih ingin sekolah dengan tenang disini"ucap senior yang menjambak rambut Fira. Lalu mereka melepas jambakan mereka.

"Oh ya. Kita belum kenalan ya. Nama gue Neta, kelas XII IPS 2. Dan dia Rere, sekelas sama gue"ucap Neta.

"Asal kalian tau. Kita ini anak donatur terbesar di sekolah ini. Jadi bisa aja kalian keluar dari sini tanpa alasan"ucap Rere.

"Maka dari itu. Turutin mau kita. Oke baby"ucap Neta.

"Ini hadiah terakhir dari kita"ucap Rere lalu menyiramkan cairan merah pada Fira dan cairan hijau pada Serly lalu pergi entah kemana. Sedangkan Serly dan Fira masih terpaku ditempatnya. Bingung harus bagaimana.
.
.
.

"Nih tas lo. Gue udah izin sama guru, jadi lo bisa pulang kapan aja"ucap Reva yang baru saja datang.

"Makasih ya Rev. Nah lo gimana?"

"Gue? Ya ikut lo lah. Masa orang sakit dibiarin pulang sendiri"

"Alesan lo. Bilang aja pengin pulang juga"

"Haha kaya ngga tau gue aja lo. Kesempatan tak datang dua kali bro"

Braaak...

Suara tawa mereka seketika terhenti karena suara gebrakan pintu yang keras. Lalu mereka menengok ke asal suara. Ada Zafran, Zarfan, dan Gio didepan pintu. Lalu mereka berjalan masuk.

"Lo udah baikan? Masih pusing? Atau mau gue anter balik?"tanya Zafran dengan wajah yang kelewat khawatir.

"Cieee yang khawatir BANGET sama Zea"goda Reva membuat Zea dan Zafran melotot kearahnya.

"Oouhh... oke oke. Gue diem"ucap Reva sambil menutup mulutnya.

"Iya gue udah baikan kok. Udah ngga terlalu pusing juga. Gue pulang bareng Reva aja Ra- eh Fran"jawab Zea. Ia mulai terbiasa memanggil Zafran dengan sebutan Ran.

Different TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang