delapanbelas

581 25 0
                                    

Hari ini Zea sudah membaik. Mulai hari ini, dia akan menyelidiki tentang Cath dan kecelakaan papa, serta polisi yang terkesan menyembunyikan fakta. Tentu saja ia tidak sendiri keempat sahabatnya siap membantunya kapan saja.

Setelah sarapan Zea langsung bergegas pergi ke sekolah. Dengan senyum yang mengembang ia mengendarai motornya dengan kecepatan normal. Ia sedang tidak ingin kebut kebutan dan membahayakan diri.

Sesampainya di sekolah, Zea memarkirkan motornya dan berjalan santai menuju kelasnya. Sesekali ia menyapa teman teman yang melihatnya, walaupun hanya sekedar tersemyum. Tentu saja hal itu membuat siswa siswa KENDRIAN SCHOOL menyerngit heran. Tak biasanya seorang Zifara Kenzea tersenyum pada orang yang tak ia kenal. Jangankan tersenyum melirik saja jarang. Saat berjalan di koridor tak sengaja Zea bertemu dengan seseorang yang tak ingin ia temui.

"Hai Ze. Lama ya kita ngga ketemu?"sapanya sambil mengunyah permen karet. Raut wajah Zea sudah berubah masam sejak ia melihat Cath dari kejauhan. Semakin masam ketika gadis itu sudah tepat dihadapannya. Tanpa menghiraukan Cath ia berjalan melewatinya begitu saja. Sontak membuat Cath tersulut emosi.

"Gue nyapa lo!!"bentaknya sambil mencekam tangan Zea.

"Hai"jawab Zea datar. "Udah kan? Lepas!"Zea menghentakan tangannya hingga cengkraman itu lepas.

"Udah mulai berani lo sama gue?"ucap Cath.

"Emang kapan gue bilang gue ngga berani sama lo?"jawab Zea menatap Cath menantang.

"Ooh... lo ngga takut sama gue? Liat aja nanti. Gue akan buat lo takut dan bertekuk lutut di hadapan gue"ucap Cath penuh percaya diri. Zea menatap datar ke arahnya kemudian tersenyum.

"In your dream"ucapnya dengan senyuman lebar lalu beranjak dari tempatnya meninggalkan Cath yang sudah ingin meledak sekarang.

Ia telah sampai di kelasnya masih dengan senyum yang mengembang. Keempat sahabatnya menatap heran. Tak biasanya Zea tersenyum lebar seperti ini, senyum tulus yang jarang mereka lihat. Zafran mendekat kearahnya.

"Kenapa lo? Senyum senyum gaje? Kesambet?"tanya Zafran lalu duduk di samping Zea.

"Iya tumbenan lo semangat banget pagi ini. Padahal jam pertama pelajaran kimia"ucap Gio yang tau betul bahwa Zea paling benci pelajaran Kimia. Jika Zea disuruh memilih Fisika atau Kimia ia akan memilih Fisika.

"Otaknya geser kali gara gara pingsan kemaren"timpal Zarfan.

"Udah deh. Dia seneng bukannya ikut seneng malah curiga begitu. Aneh deh"ucap Reva.

"Lagi seneng aja ya ngga Rev"

"Iya dia lagi girang gara gara Fira jenguk dia di UKS kemaren"

"Ooh Fira. Pantes lo seneng banget"

"Bukan cuma karena Fira. Tapi hari ini gue akan ambil keputusan"

"Apaan?"tanya Zarfan.

"Gue setuju sama idenya Gio waktu itu"

Hening sesaat. Keempat orang itu memandang heran dan kaget kearah Zea. Sedangkan Zea, ia masih saja tersenyum lebar.

"Apa?!"teriak keempatnya.

"Berisik woy. Dikira hutan apa?"timpal salah satu anak yang ada di kelas.

"Selo kali"jawab Reva.

Anak itu kembali fokus pada bukunya.

"Lo serius? Gue waktu itu cuma ngasal sumpah!"ujar Gio dengan wajah kagetnya.

"Serius. Menurut gue itu ide yang anti meantream. Gue suka"ucap Zea dan lagi lagi Zafran menjitak kepalanya

Different TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang