Zea melajukan motornya ke arah taman, tempat yang pernah ia bersama keempat sahabatnya kunjungi. Taman milik si kembar Zafran dan Zarfan. Ternyata taman itu bukanlah taman pribadi melainkan taman umum yang dibangun untuk tempat wisata. Sehingga banyak sekali orang yang ada di sana. Entah itu hanya duduk-duduk sendiri, berdua atau bersama keluarga. Zea yang melihat itu jadi sedikit ragu untuk turun dari motornya karena ia datang seorang diri. Namun ia juga sedang malas untuk bertemu dengan teman-temannnya atau lebih tepatnya bertemu Zafran. Akhirnya ia turun, Zea tidak tau lagi harus kemana selain ke taman ini. Setelah turun ia harus membayar tiket untuk masuk ke taman itu. Setelah membayar ia masuk ke dan duduk di bangku panjang berwarna putih yang waktu itu mereka gunakan untuk berselfi ria.
Masa bodo dengan orang orang yang menatapnya aneh. Ia sedang menangis sesegukan disana. Meluapkan segala tangis yang tadi ia tahan. Bahkan dering telfon yang bergetar disaku ia abaikan. Ia sedang tidak ingin diganggu sekarang. Namun, tiba-tiba ada sebuah tisu tepat di depan wajahnya.
"Jangan nangis sendirian. Lo ngga liat tatapan orang orang. Lo dikira orang gila tau"ucap lelaki yang saat ini sudah duduk di samping Zea. Entah sejak kapan.
"Loh kok lo di sini?"tanya Zea heran.
"Lap dulu ingus lo. Muka lo ngga enak banget diliat"ucap lelaki itu dan menyodorkan 2 helai tisu.
"Makasih"ucap Zea.
"Ngapain disini sendiri? Liat tuh orang orang disini dateng sama pasangannya?"tanya lelaki itu sambil bersender pada bangku.
"Lo juga dateng sendiri kali Rey"ucap Zea masih sibuk dg wajahnya.
Orang itu adalah Rey. Laki laki yang waktu itu menantang Zea balapan. Lengkapnya Gerry Reynald Anderson. Tapi Zea hanya mengenalnya dengan nama Rey.
"Lagi boring dirumah. Lagian sekarang kan gue ngga sendiri ada bidadari di samping gue"ucapnya lalu menatap Zea.
"Gombalan receh"timpal Zea yang kini sudah lebih enak dipandang.
"Haha gue emang ngga jago gombal. Lo mau ini?"tanya Rey sambil menyodorkan sekotak susu fullcream.
"Lo tau dari mana minuman kesukaan gue?"tanya Zea heran.
"Gue kan jadi pembantu lo selama sebulan. Jadi gue harus melayani lo dengan baik"jawab Rey. "Nih"lanjutnya dan menyodorkan susu itu.
"Haha oh iya. Gue kan punya babu baru ya. Thanks"ucap Zea lalu menerima susu itu.
"Seneng banget lo. Nyesel gue udah ngingetin"ucap Rey.
"Hahaha... Beliin gue makanan doong bu"ucap Zea, ia sudah mulai lupa dg masalahnya.
"Bu? Lo kira gue ibu lo"jawab Rey.
"Babu maksud gue hahaha. Cepet beliin gue laper nih"ucap Zea memerintah.
"Baik nyonya"ucap Rey sambil menekankan kata nyonya.
"Hahaha"Zea makin terbahak.
Sementara itu, dikafe teman-teman Zea sedang khawatir karena dari tqdi Zea tidak bisa dihubungi, ia tidak mengangkat telfonnya. Mereka sekarang sudah ada di Z's cafe. Kafe milik Zea, Fira dan Zefan. Katanya mereka ingin menghemat biaya karena jika makan disini mereka tidak akan disiruh bayar. Namun jika tidak ada Zea tidak ada pengaruhnya. Karena pelayan disini hanya patuh pada Zea, Fira, atau Zefan. Selain mereka tidak ada yang bisa memerintah pelayan disini. Apalagi membiarkan mereka makan dan minum gratis. Itu saangat tidak mungkin.
"Ck. Zea mana sih?"ucap Reva dengan raut wajah khawatir.
"Biasa aja kali Rev. Ngga usah terlalu khawatir. Mungkin dia lg kejebak macet"ucap Zarfan menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Twin
Teen FictionSepasang anak kembar yang sebenarnya saling menyayangi tapi tidak mau saling menunjukan karena satu kesalahan fatal. Mereka tak lagi bertegur sapa atau menghabiskan waktu bersama. Tapi Zea selalu berusaha untuk itu. Bagaimana mereka dapat mempertaha...