tigapuluh

623 22 0
                                    

Zafran berjalan beriringan dengan Exal sesekali ngobrol dan tertawa. Setelah Exal menjelaskan semuanya, kini mereka terlihat akrab dan baik-baik saja. Zafran juga sudah tidak cemberut seperti tadi. Tak terasa mereka sudah sampai di depan ruangan Zea. Zafran berhenti, membuat Exal menatapnya heran. Tapi ia langsung mengerti, Exal masuk dan menyuruh semuanya keluar. Setelah mereka keluar, Zafran membuka pintu itu perlahan. Langkahnya terasa berat, entahlah rasa gugup tiba tiba menghampirinya. Ia memandang Zea yang tengah memandangnya juga, lalu menutup pintu perlahan dan mendekat ke Zea.

"Ha hai"ucapnya gugup.

"Hai"jawab Zea. Sungguh suasana diantara keduanya jadi sangat awkward.

"Apa kabar?"tanya keduanya bebarengan. Lalu mereka sama sama menahan tawa.

"Baik"lagi lagi mereka mengucapkan itu bersama membuat keduanya tertawa. Zafran menarik kursi disebelah ranjang. Memandang Zea lebih dekat.

"Gimana keadaan lo?"tanya Zafran kali ini dengan menatap Zea dalam-dalam.

"Udah baikan kok. Tadi kenapa ngga ikut masuk bareng yang lain?"tanya Zea. Zafran terdiam Zea juga ikut diam.

"Gue cemburu"jawabnya pelan.

"Sama Exal?"tanya Zea dan dijawab anggukan oleh Zafran.

"Dia itu sepupu gue Ran"

"Iya gue tau. Dia udah jelasin semuanya. Maaf udah salah paham. Gue sadar gue bukan siapa siapanya lo, jadi gue ngga berhak cemburu"

"Lo berhak"jawaban Zea membuat Zafran menatapnya heran. "Soal pernyataan lo waktu itu. Ya walaupun gue ngga tau itu masih berla-"

"MASIH! MASIH BERLAKU"ucap Zafran cepat membuat Zea terkekeh. Ia diam sejenak sambil menatap ke bawah membuat Zafran makin gugup.

"Jawabannya iya"jawab Zea pelan tapi masih bisa didengar oleh Zafran.

"Ja jadi kita pacaran nih?"ucap Zafran dengan wajah yang sangat gembira.

"Ya iya"

"YEAAYY!! THANKS GOD. ALHAMDULILLAH"teriak Zafran dan berjingkrak jingkrak.

"Heh! Ini RS jangan berisik!"ucap Kevin yang tiba tiba masuk dan disusul yang lain.

"Eh om. Maaf om"jawab Zafran dan langsung duduk lagi sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Wajahnya merah menahan malu. Astaga bahkan ada Abram dan Caro disini.

"Ada yang baru jadian nih. Cieee"goda Abraham sambil tersenyum jahil.

"Apaan sih pah"ucap Zea malu malu.

"Cie cie yang bakal LDR-an"ucap Gio sontak membuat yang lain diam. Sedangkan Reva menatap Gio geram. "Ni bocah mulutnya minta di lakban emang"ucap Reva dalam hati.

"Eh salah ngomong ya"ucap Gio dan setelah itu Reva menariknya keluar. "Bahkan lo disini aja udah salah Gi"ucapnya.

"LDR? Emangnya kenapa?"tanya Zafran.

"Gini Fran. Keadaan Zea ngga memungkinkan buat pulang ke Indo dalam waktu dekat ditambah Zea harus sering check up setiap minggu dan ngga mungkin dia bolak balik Jakarta Jerman seminggu sekali. Jadi kemungkinan dia akan di sini sekitar 3 sampai 5 tahun"jelas Kevin membuat Zafran membeku.

"Ran lo ngga papa kan?"tanya Zea khawatir karena Zafran tidak bereaksi apa-apa. Wajah cerianya juga sudah lenyap.

"Heh? Ngg ngga kok ngga papa. Apapun yang terbaik buat lo. Tapi ngga kebayang sih kalau harus LDR-an sama lo selama itu"jawab Zafran.

"Tenang Fran. Ada gue kok, Zea akan selalu aman. Baik secara fisik maupun hati"ucap Exal.

"Kalau soal itu sih gue udah percaya kalau dia bisa jaga hati dia. Masalahnya kalau gue kangen gimana?"tanya Zafran.

Different TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang