23- Duapuluh Tiga

3.1K 455 37
                                    


Soobin dan jisoo membully bomi habis-habisan hingga bomi pingsan di gudang sekolah.

Brukh!

Suara benda jatuh membuat mereka menoleh kearah pintu gudang yang sudah setengah terbuka.

"Cepat periksa!"titah soobin membuat jisoo berjalan cepat kearah pintu untuk memastikan.

Jisoo tidak menemukan siapapun diluar sana kecuali alat pengungkit ban yang tergeletak.

Jisoo pun membawa alat pengungkit itu kedalam gudang.

"Siapa yang mengintip?"

"Tidak ada siapa-siapa sunbae, hanya pengungkit"jisoo menunjukkan alat pengungkit ban yang ia temukan.

Soobin tidak berniat membahas alat pengungkit itu dan yang menjatuhkannya, anggap saja orang itu sedang bernasib baik.

Kriingg!!

Bel masuk berdering tak lama setelahnya.

"Lebih baik sunbae masuk ke kelas. Kalau oranglain sampai melihat sunbae bisa mendapat masalah, biar aku saja yang mengurus yoon bomi"

Soobin mengangkat alis kirinya agak tinggi, menatap datar sosok jisoo yang baru saja menyuruhnya masuk kelas.

"Aku mengatakannya karena sunbae murid baru disini.."jisoo membenarkan takut-takut.

"Baiklah, aku mempercayakan sampah ini padamu. Buat dia sadar dan katakan jika aku sudah mengampuninya"

"Ne sunbae"

Soobin lantas berjalan menjauh.

"Oh satu lagi.."ia kembali berbalik untuk mengatakan sesuatu."jangan sampai sampah itu buka mulut, kau yang akan menanggung akibatnya"

Setelah mengeluarkan ultimatum, soobin benar-benar pergi dari gudang sekolah.

Jisoo tertawa gila sepeninggal soobin, ia mengeluarkan botol minuman dari dalam tas sekolah kemudian menyiramkan isinya ke wajah bomi.

Bomi yang tadinya pingsan sontak membuka mata.

"Bagaimana rasanya?sakit kan?"

Bomi beringsut menjauh, ia ketakutan melihat jisoo yang mungkin membangunkannya agar bisa menyiksanya lebih lama.

"Jangan takut, aku tidak akan menyiksamu"bujuk jisoo.

Bomi yang tidak percaya tetap berusaha menjauh dari jisoo.

"Aku akan melepaskanmu bahkan mengobati lukamu kalau kau mau membantuku balas dendam pada monster myeongsang"

Sepasang mata kecil bomi membulat terkejut.

"Bagaimana aku bisa percaya?kau.. kau komplotannya"suara lemah bomi mulai muncul.

"Sebelum menjadi komplotan, aku mengalami hal yang jauh lebih menyakitkan dibanding yang kau terima barusan"

Tatapan jisoo berubah nyalang, penuh dendam terpendam.

Bomi yang merasakan keseriusan jisoo terdiam beberapa saat untuk berpikir.

"Kau lepaskan atau tidak, aku tidak peduli bahkan jika kau mengunciku didalam sini, aku tetap tidak peduli"bomi tersenyum pahit.

Jisoo kesal mendengarnya, ia berniat melempar pengungkit ban pada bomi.

"Aku hanya akan membantumu kalau kau memberiku imbalan setimpal, jika kau lebih memilih melempar benda itu.. dendammu tidak akan pernah terbalaskan, kau akan dituduh membully dan mencelakaiku sementara soobin cuci tangan dan membuangmu"

I GOT U, prince!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang