26- Duapuluh Enam (A)

2.7K 411 15
                                    


Suzy tidak benar-benar pergi ke toilet, ia mendatangi ruang osis dimana hyungwon tengah duduk sendirian ditemani sebuah gitar.

"Ketua osis.."

Panggilan suzy membuat pria berambut pirang itu menoleh.

"Suzy?"

Hyungwon segera bangkit dan meletakan gitarnya ke tempat semula.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Apa yang ku lakukan disini?masa kau tidak tau?"hyungwon mencandai suzy yang tampak tegang/serius.

"Semua orang sibuk dengan rapat terbuka dan kau sebagai ketua osis hanya duduk disini?"suzy memicing.

"Jujur aku kurang suka dengan acara semacam itu"

"Kau juga tidak mau menemui soobin?

"Kami bisa bertemu dirumah"Jawab hyungwon enteng.

"Soobin tidak akan kembali kerumahmu, dia akan kembali ke australia"

Hyungwon tertegun.

"Kau tau siapa yang menjatuhkan pot waktu itu kan?kenapa kau melempar batu pada soobin?"cecar suzy.

Hyungwon tercengang, manik terangnya menusuk hazel suzy yang seolah-olah ingin menghukumnya.

"Apa maksudmu?"hyungwon pura-pura tidak paham.

"Soobin sudah tau semuanya. Kami tidak bisa membelanya karena dia ingin melindungimu"

Hyungwon semakin tercengang dengan tatapan lurus tak tentu arah.

"Kau peringkat dua. Aku sangat mengakui kepandaianmu. Haruskah aku mengingatkanmu jika ketidak tanggung jawaban ini bisa merusak image baikmu?"

Hyungwon tak bisa berkata-kata lagi.

"Sekarang soobin sudah resmi dikeluarkan, apa benar ini yang kau inginkan?"

"Jangan diteruskan"hyungwon seakan tak tahan mendengar penyudutan suzy.

"Soobin menunggumu didepan gudang sekolah. Aku mengatakan ini agar kau tidak sampai menyesal nantinya"

Setelah mengatakan kalimat penghujung, suzy segera berbalik dan pergi dari ruang osis.

Selepas kepergian suzy, hyungwon mengusap kasar wajahnya dengan telapak tangan yang mengeras.

Ia kemudian melirik sebuah kotak kecil yang teronggok diatas meja ruang osis.

"Haruskah aku memberikannya?"

※※※






Seperti yang suzy sampaikan pada hyungwon, soobin benar-benar sedang menunggu didepan gudang sekolah.

Sepasang mata kecil itu melempar tatapan lurus kearah halaman sekolah yang luas dan tertata rapi didepan mata.

Hampir satu jam ia menunggu dan menyangsikan kedatangan hyungwon.

Sebenarnya soobin tidak berharap banyak, melihat suzy yang bersikukuh mau mempertemukannya dengan hyungwon membuatnya agak terpengaruh.

Meski tidak bisa memperbaiki apapun, setidaknya ia ingin mengucapkan selamat tinggal.

Soobin menghela nafas berat, ibunya pasti sudah bosan menunggu di parkiran.

I GOT U, prince!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang