25- Duapuluh Lima

3.1K 447 29
                                    


Wonho sedang bersandar dilorong loker, sebuah dasi berwarna merah tergenggam ditangan kanannya.

Beberapa murid gadis yang lewat didepannya menawarkan untuk  memasangkan dasi wonho tapi wonho menolak.

Entah apa yang sedang pria itu pikirkan, kelihatannya ia hanya akan mengenggam dasinya sampai tahun depan.

Jiyeon muncul tak lama kemudian, ia juga bingung melihat wonho mondar-mandir seperti pengusaha gulung tikar.

"Wonho, apa yang sedang kau lakukan?"pertanyaan jiyeon sukses membuat wonho berjingkat.

"Mm.. aniyo"jawaban ragu wonho membuat jiyeon menatap curiga terlebih pada dasi yang digenggam wonho.

"Mau kubantu memakainya?"tawar jiyeon.

Wonho mencengkram dasinya, ia berpikir agak lama sebelum..

"Aniyo, terimakasih"wonho memasang senyum manis.

"Yakin?bukankah hari ini pemilik sekolah akan datang dan memimpin rapat terbuka?"alis jiyeon agak terangkat.

"Apa soojung akan datang?"alih-alih menjawab, wonho malah menanyakan soojung.

Hal itu membuat jiyeon menatapnya dengan senyum jahil.

"Mm.. Aku menanyakannya bukan karena apa-apa kok.."wonho mengusap tengkuknya.

"Memangnya aku bilang ada apa-apa?tidak kan?soojung pasti akan datang, tunggu saja disini"

"Baiklah"wonho tanpa sadar menyetujui.

Jiyeon yang merasa tidak akan sanggup menahan tawa segera berjalan meninggalkan wonho ditempat semula.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Soobin duduk sendirian di aula sekolah dimana rapat terbuka akan segera diadakan.

Hari ini ia bertekad untuk mengakhiri semuanya.

Setelah kejadian di ruang audiotorium, kepala sekolah melaporkannya pada pemilik sekolah dan pemilik sekolah memutuskan untuk menindak lanjuti kasusnya.

Soobin terhenyak saat seseorang tiba-tiba datang dan duduk disebelahnya, ia semakin terhenyak menyadari seseorang itu tidak lain dan bukan adalah bae suzy.

"Kenapa kau melakukannya?"

Soobin tersenyum miris mendengar pertanyaan suzy.

"Kau bertanya karna ingin menertawaiku?
Tertawalah sepuasnya lagipula setelah ini aku tidak akan melihatmu lagi"

"Aku bertanya karena kasihan. Kau punya banyak musuh tapi tidak punya satupun teman, apa hidupmu sudah seperti ini sejak lahir?"

Soobin menatap sinis, pertanyaan suzy barusan cukup mengena di hati.

"Aku, myungsoo, seungho, wonho, soojung dan jiyeon bisa membelamu kalau kau mau"

"Simpan untuk orang lain, aku tidak membutuhkannya"

"Pasti sulit memendamnya seorang diri, kau bisa membaginya denganku"suzy menatap soobin penuh simpati.

"Jangan menatapku seperti itu. Aku memang sudah seperti ini sejak lahir, Aku menindas orang lain untuk melindungi diriku sendiri"

"Aku hanya ingin menjadi satu-satunya temanmu hari ini"

Soobin mendecih.

"Aku tidak pernah berpikir untuk mencari teman, pembully sepertiku tidak akan pernah mendapat teman tulus lagipula dibanding seorang teman, aku lebih menginginkan tong besar untuk membuang semua sampah dihatiku"

I GOT U, prince!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang