"Masalalu adalah sebuah kotak hitam, yang tak layak dibuka kembali. Hanya saja, kamu perlu mengenangnya"
•••
Tidak terasa, proses menuju pernikahan semakin dekat. Restu dari ibu Anada sudah didapat, dari tantenya juga sudah. Walau mereka tidak ingin menghadirinya, sekarang saatnya dia memberikan kepada orang bernama Calvin.
Anada datang ke apartemen Calvin dengan Dhirga. Ya, mana mau Dhirga melepaskan Anada begitu saja ketika bertemu dengan mantan tunangannya yang berpotensi merusak hubungan mereka.
Calvin melihat undangan warna putih mewah itu. Calvin membukanya dan melihat dua nama yang sudah tidak asing lagi dalam hidupnya. Calvin menatap Dhirga dan Anada yang duduk di samping Dhirga di sebrang kursi yang Calvin duduki.
Sialan! Kenapa juga terpikir di otak Anada untuk mengundang orang yang sebenarnya tidak perlu di undang. Rasanya, sangat menyebalkan bagi Dhirga.
"Aku tidak akan datang, Anada." Senyum tulus di bibir Calvin membuat Anada bingung mengartikannya.
"Kenapa?" tanya Anada.
Sementara Dhirga yang tersenyum puas di sebrang kursi, seolah baru mendapatkan segudang emas di sebuah hutan yang sulit di lalui.
"Karena aku takkan sanggup melihatnya," jawab Calvin. "Aku masih mencintai kamu, Anada!" kata Calvin.
Anada hanya tesenyum karena jujur saja, dia tidak bisa mengatakan apapun saat ini. Bagaimana mungkin ada lelaki yang menyatakan cintanya ketika dia sedang bersama calon suaminya. Anada memalingkan wajahnya untuk menetralisir rasa gugup yang sekarang sedang datang kepada dirinya.
"Anada kamu perlu tahu," kata Calvin. "Jika suamimu nantinya menyakiti kamu, kamu harus lari ke aku, jangan ke cowok lain, ya!" pintanya.
Anada melirik ke arah Dhirga, Dhirga yang sudah mengepalkan tangannya dan memandang garang ke arah Calvin. Gawat, mereka tidak boleh berada dalam ruangan yang sama. Pikir Anada.
"Iya, tapi aku pastikan dia tidak akan menyakitiku," kata Anada.
Dan Dhirga tersenyum penuh kemenangan. Sementara Calvin yang merasa kecewa dengan ungkapan dari Anada.
"Kita harus pergi, tapi aku sangat berharap kamu datang Cal." Anada bangkit dari duduknya, lalu berjalan menuju Calvin menempuk pelan bahu Calvin dan Calvin meringis pelan. Anada langsung panik khawatir dia menepuknya teralu keras. "Kenapa?"
"Tidak. Hanya bekas luka tembak," kata Calvin.
Luka tembak? Tanpa pikir panjang, Anada langsung melihat luka yang tepat berada di pundak. Bahkan Anada heran, kenapa luka tembak berada di bahu? Biasanya di lengan atau perut misalnya.
"Siapa yang melakukan ini?" tanya Anada dengan khawatir.
"Hanya seorang pecundang yang tidak penting," jawab Calvin.
Dhirga sudah muak dengan percakapan sampah ini. Dia langsung menarik tangan Anada, dan menyamakan posisinya dengan Dhirga.
"Untuk bapak Calvin yang terhormat, saya sangat bersyukur apa bila tidak bisa hadir. Saya dan calon istri saya, harus pulang secepatnya." Dhirga langsung menarik tangan Anada dan keluar dari apartemen Calvin.
Anada masih merasa prihatin, tapi dia harus rela di bawa kemanapun Dhirga mau. Karena Anada milik Dhirga. Anada merasa bahwa Calvin orang baik, dan sejak pertama bertemu dengannya setelah hilang ingatan. Anada merasa bahwa Calvin adalah kakaknya, mungkin karena faktor dia tidak mempunyai kakak.
"Dhirga, aku kasihan sama Calvin," kata Anada.
Dan kalimat itu seolah membuat Dhirga murka, Dhirga langsung menghentikan langkahnya. Dia menghimpit Anada ke tembok di lorong yang kosong.
"Jangan pernah kamu bilang nama dia. Jangan pernah!" kata Dhirga dengan penekanan di setiap katanya.
Seketika Anada takut dan memejamkan matanya. Memangnya, sebegitu pegaruhnya nama Calvin? Hingga membuat Dhirga berani membentaknya. Dhirga langsung memberikan Anada ruang untuk bernafas.
Jika tidak ingat di lorong apartemen ini ada cctv. Sudah dia lakukan hal-hal di batas kewajaran. Hanya saja tiga hal yang harus dia jaga; 1. Janjinya kepada Kiya. 2. Cctv. 3. Tidak membuat wanita yang dia cintai ketakutan kepadanya.
"Tolong Anada, jangan mempersulit hubungan kita. Aku ingin hanya kamu dan aku yang mengisinya. Mengerti?"
Anada mengangguk, kemudian kembali mengikuti Dhirga yang entah membawanya kemana. Pikirannya masih tentang rasa kasihan kepada Calvin.
Bagi Dhirga Calvin adalah tikus got yang selalu menjadi penganggu hubungan Anada dan Dhirga. Hanya saja, tikus got itu mungkin bisa menjadi macan suatu hari nanti, bila Dhirga ceroboh sedikit saja.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
AMNESIA ✔
RomanceTelah diunpublish sebagian. Untuk versi lengkapnya boleh check Google play link dibio. [15+] "When meet you again" ••• Dhirga telah merebut segala kebahagiaan Anada, orang yang teramat dicintainya. Kemudian mereka...