DhirgaNada 5 - Receive

3.5K 220 7
                                    

[Sejak awal kamu memang untukku]

Manusia adalah tempatnya salah, maka begitupun dengan Dhirga. Dia bukan mahluk sempurna yang diciptakan tanpa cela. Ya, harus Dhirga akui bahwa dirinya memang terlalu bodoh melakukan hal-hal di luar batas wajar pacaran pada umumnya.

Tapi, dulu dia memang dibutakan dengan segala pemikiranya. Dhirga masih ingat saat itu, saat di mana Anada datang kepadanya sambil menangis.

"Ga... Abis lulus SMA ini, aku mau dijodohin," suara Anada dengan parau.

Saat itu usia Dhirga dua puluh tahun—tiga tahun di atas Anada. Dhirga tidak bisa berpikir jernih, setelah Anada pulang ke rumahnya, Dhirga mulai memikirkan hal-hal gila agar dia bisa mendapatkan Anada.

Ya, dia memang bodoh atau apapun itu. Yang jelas, Dhirga hanya ingin bersama dengan Anada. Tidak ada lagi, selain itu.

"Pak, Dhirga anda ada rapat," kata seorang sekertaris yang seenaknya masuk ke ruangan CEO Pratama Company.

Dhirga memutarkan bola matanya malas. "Lain kali bisa ketuk dulu pintunya?" Dhirga langsung membawa tuxedo-nya yang dia simpan di kursi. "Kamu kenapa masih di sini?" tanya Dhirga dengan angkuh.

Sekertaris itu, Mela langsung menunduk lalu keluar dari ruangan Dhirga. Ya, meki papanya memberikan kantor cabang di Jakarta, tapi Dhirga memang diharuskan tepat waktu. Dan itu menyebalkan.

Dhirga langsung keluar dari ruangannya, menuju ruangan rapat. Meski ingatannya tentang Anada kini kembali menghantuinya, apalagi pertemuan hari kemarin di mana, Anada memintanya untuk pergi.

Dhirga memang memesona, lihat saja ketika Dhirga berjalan di area karyawati puluhan pasang mata menatapnya kagum. Karisma seorang Dhirga memang sangat kuat di mata perempuan. Tapi, bodohnya Dhirga dia masih menunggu wanita itu untuk kembali ke pelukannya, padahal sudah jelas bahwa wanita itu mengatakan bahwa dia sudah memiliki kekasih.

Bodoh.

"Mas Dhirga?" tanya seseorang sambil berjalan menuju Dhirga.

Dhirga menyiritkan keningnya, dengan masih terus berjalan menuju ruangan rapat. Gadis yang memanggil namanya itu terlalu so kenal, menyebutnya dengan sebutan "mas".

"Mas Dhirga bisa bicara sebentar?" pinta gadis itu.

Dari penampilannya, sepertinya gadis itu akan melamar pekerjaan atau bahkan meminta bekerja sama dengan perusahaanya. Penampilannya yang menurut Dhirga sangat rendahan, rok Span selutut berwarna hitam dan kemeja putih yang longgar. Jangan lupa sepatu flatshoes-nya yang terlihat sangat kumuh.

"Maaf, saya ada rapat," jawab Dhirga masih berjalan menuju ruang rapat yang kenapa juga mendadak menjadi jauh.

"Ini penting, Mas!" keukeuh gadis itu.

Dhirga sudah sangat pusing dengan gadis itu, dengan ketusnya, dia mengatakan, "nggak ada yang lebih penting selain rapat." Kaki Dhirga mengerem seketika, refleks gadis itu juga mengatakan hal yang sama.

"Berarti, Mbak Nada enggak penting buat Mas Dhirga?" tanya gadis itu.

Seketika Dhirga langsung menatap tajam gadis itu. Apapun yang berhubungan dengan Anada dia lemah. Sangat lemah.

"Ke ruangan saya sekarang!"

***

Demi wanita bernama Anada, Dhirga sampai membatalkan rapatnya. Untungnya, dia akan rapat dengan sekertaris dan sebagian karywan.

"Jadi?" tanya Dhirga yang tidak sabaran.

Gadis itu tersenyum. "Saya Kiya, sepupu Mbak Nada. Maaf baju saya sedikit berantakan. Karena ada insiden sebelum datang kemari," adu Kiya yang tidak enak karena Dhirga seolah memerhatikan penampilan milik Kiya.

"Bisa to the point?" pinta Dhirga dengan tidak sabaran.

Menyebalkan sekali Dhirga ini. Bukannya berterimakasih, malah memaksa dengan ketusnya. "Jadi, sebenarnya, Mbak Nada bohong. Dia tidak punya pacar, saya setuju bila Mas Dhirga mendekati Mbak Nada lagi. Asal...," Kiya mengantungkan kalimatnya.

"Asal?" tanya Dhirga.

"Mas Dhirga tidak pernah melakukan hal bodoh seperti masalalu lagi!"

Saat ini hati Dhirga belingsatan, tapi dia menahannya. Karena ada Kiya di sini, ternyata Anadanya, masih bisa dia raih kembali.

Bukan... tapi Anada dari awal memang untuk Dhirga. Memang untuk Dhirga. Dan dengan senang hati, Dhirga menerima kenyataan menyenangkan ini.

***

Amsori, kemarin lagi seru nonton+baca Harry Potter. Maafkan Hermione yaaak!

Eh bagian enam bentar lagi dipost. Mohon bersabar kawan-kawan.

AMNESIA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang