DhirgaNada 13 - Who is she?

1.9K 117 3
                                    

"Cemburu adalah sesuatu yang dirindu ketika sepasang kekasih lama tak berjumpa"

•••

Bel pulang berbunyi, siswa bersorak sorai. Apalagi Anada yang merasa mumet dengan semua aturan sekolah. Ini tahun pertama Anada di sekolah, dan jelas itu membuat Anada harus mulai terbiasa dengan segala aturan yang lebih menyebalkan dari jenjang SMP.

Saat Anada keluar dari kelas, dia mendapati seorang lelaki yang tengah berdiri sambil tersenyum. Itu adalah kakak kelasnya—Dhirga. Yang katanya mengincar Anada sejak awal MOS. Tapi, bagi Anada itu hanyalah bualan semata, karena dia tahu jelas bagaimana sifat player lelaki itu. Gonta-ganti cewek setiap hari.

Anada langsung membuang muka melihat wajahnya saja malas. Tapi, berbeda dengan hari itu. lelaki itu menyentuh bahunya kemudian menekuk kakinya.

"Aku suka kamu Nada, mau jadi pacarku tidak?" tanya Dhirga.

Anada membulatkan matanya kemudian menatap sekitar yang sudah melihat mereka dengan tatapan iri dan berseri. Anada tidak mungkin menolak Dhirga, maka dari itu, Anada menerima Dhirga dengan sangat terpaksa.

"Ya..."

Terdengar segala seruan yang ada, entah mengapa pipi Anada menjadi merah bak kepiting rebus. Dan Dhirga yang tersenyum bahagia.

Kedua bola mata Anada langsung terbuka, lalu menatap area sekitar. Dia menemukan seorang pria paruh baya mengenakan pakaian putih khas dokter. Ya, Anda baru ingat ini terapi pertamanya. Dan dia berhasil, dia menemukan memori kecil dalam ingatannya.

"Bagaimana? Ingat sesuatu?" tanya dokter itu.

Anada mengangguk, kemudian menatap pria yang mengenakan tuxedo hitamnya. Dhirga mengulum senyum di kursi itu.

"Ya, aku ingat sesuatu," jawab Anada kemudian menunduk.

"Mengingat apa?"

"Memori masa SMA," jawab Anada.

Dhirga langsung menatap Anada dengan sendu. Kemudian, berjalan menuju Anada. Memori itu sebentar lagi mungkin akan terungkap. Dan Dhirga tidak tahu apa yang akan dia lakukan bila memori itu sampai kembali kepada wanita yang sangat dia cintai.

Setelah merasa terapi itu cukup, mereka kemudian meninggalkan rumah sakit. Anada masih terdiam, di lorong rumah sakit. Dhirga menyentuh pipi Anada, Anada langsung menatap Dhirga.

"Nada?"

Anada menoleh dengan tatapan sayu. "Apa?"

"Jika ingatan kamu kembali, aku boleh minta kamu untuk janji?" tanya Dhirga.

"Janji apa?"

"Janji untuk enggak pernah ninggalin aku. Kamu bebas kalau mau pukul aku, aku tahu aku memang brengsek. Tapi, kamu perlu tahu Nada, semua yang aku lakuin di masalalu itu karena aku sayang sama kamu."

Anada mengangguk, walau tidak yakin dengan perjanjian itu. Anada tidak tahu harus apa sekarang, kenapa memori yang muncul, malah ingatan tentang Dhirga? Apa itu ingatan paling ia rindukan atau apa?

Pusing sekali jika memikirkan tengtang ingatan dan memori masa lalu yang hilang, dan Dhirga yang meregutnya.

"Dhirga!" seseorang memanggilnya dari belakang.

Dhirga dan Anada menoleh, lalu seorang perempuan tiba-tiba memeluknya dengan erat. Dhirga menatap Anada yang nampak kesal dengan kelakuan perempuan yang mendekapnya. Anada langsung memalingkan wajahnya.

"Dhirga aku kangen kamu sayang..." kata perempuan itu.

Dhirga langsung melotot dengan panggilan akhirnya. Dhirga langsung melempar tatap kepada Anada yang menyipitkan matanya dengan seolah bertanya siapa perempuan itu. Perempuan itu menoleh ke arah Anada, dengan tatapan tidak suka.

Jadi begini, rasanya menjadi Dhirga ketika melihatnya berpelukan dengan Calvin? Sesak. Perasaan apa ini? Apa dia cemburu? Ah, tidak, tidak mungkin. Anada mengembuskan napas beratnya kemudian berjalan meninggalkan Dhirga dengan perempuan itu.

Dhirga langsung menyusulnya, membuat perempuan itu mendesah kesal. Dhirga menyamakan langkahnya dengan Anada yang memasang wajah kesal. Lucu sekali, ini dia Anada yang dulu. Sangat menggemaskan.

"Nada, kamu marah ya?" tanya Dhirga sambil menoel pipi Anada.

Anada meliriknya, "Yaiyalah, kamu pikir aku enggak cemburu apa kamu di peluk cewek lain sambil bilang sayang segala. Bete tahu enggak?!"

Anada menatap Dhirga penuh kekesalan. Sementara Dhirga menatap Anada dengan terkikik, Dhirga mengecup pelan pipi Anada.

"Jangan marah sayang... itu cuma salah satu orang yang tadinya mau dijodohkan dengan aku. Tapi, batal." Dhirga seolah menjawab pertanyaan siapa perempuan itu di mata Anada.

Anada hanya medengus kesal. Dhirga langsung menarik tangannya membawanya menuju mobil. Dan di balik, itu Anada tersenyum. Entah kenapa memori itu seolah memberi tahu bahwa mereka saling mencintai. Ah bukan, tapi sangat saling mencintai.

Dan dengan mantap hati, Anada menjatuhkan hatinya untuk Dhirga. Untuk Dhirga.

*** 

AMNESIA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang