DhirgaNada 24 - Come on!

2K 117 3
                                    

Sepulangnya Anada dari rumah sakit, Dhirga selalu menjaganya dengan baik. Mulai dari makan, hingga menuju toilet, Dhirga yang mengurusnya. Bahkan, Dhirga harus rela tidak masuk kantor hanya untuk bersama dengan Anada. Seolah tidak percaya bila orang lain yang menjaganya.

"Ga," panggil Anada, dan seolah itu adalah panggilan yang tidak bisa ditinggalkan, Dhirga segera menyahut dan memasuki kamar. "Kamu suamiable banget sih," kata Anada dengan pujian. Dhirga hanya tersenyum.

Anada langsung menepuk pahanya, "Tiduran di sini sayang, aku tahu kamu pasti cape 'kan?" tanya Anada yang melihat dengan jelas bagaimana suaminya mengurusnya.

Dhirga tersenyum kemudian berbaring di paha Anada seolah itu adalah bantal. "Kamu belajar romantis gini dari mana?" tanya Dhirga.

"Film korea," jawab Anada.

Dhirga menggeleng-geleng. "Dasar cewek!" kata Dhirga membuat Anada cemberut. "Aku sayang kamu," tambah Dhirga.

Anada langsung tersenyum, mengelus-elus kepala Dhirga. Membuat Dhirga nyaman dalam dekapan Anada. Ya, Dhirga sudah nyaman dari dahulu dan itu seolah tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun.

"Dhirga?"

"Apa sayang?"

"Kamu mau anak berapa?"

"Kamu maunya berapa?"

"Ih, kan aku nanya kamu Dhirga!"

Dhirga langsung tersenyum dan bangun dari tidurnya, kemudian menatap Anada lamat-lamat. "Kamu kenapa tiba-tiba nanya gini?" tanya Dhirga.

"Ya memangnya tidak boleh?" dengus Anada sambil memanyunkan bibirnya membuat Dhirga gemas.

"Bukannya enggak boleh, tapi tumben aja gitu. Ya, udah aku jawab, aku mau punya anak banyak sama kamu biar rumah kita jadi rame," kata Dhirga. "Tapi, kalo kamu enggak maupun juga enggak apa-apa, biar kita fokus-aw," ringis Dhirga ketika kepalanya dijitak oleh Anada. "Kejam banget sih, sama suaminya juga!"

"Kamu ngeselin!" maki Anada kemudian bangun dari ranjang dan berjalan menuju dapur.

Seketika Dhirga langsung cemas dan mengejar Anada. "Nada, maaf kalo aku salah ngomong. Tapi Nada-" belum sempat Dhirga melanjutkan kalimatnya dia sudah mendapat pelukan oleh Anada. Seketika, Dhirga bingung. "Kamu kenapa sayang?" tanya Anada.

"Kamu ngeselin," katanya tapi masih dengan memeluk Dhirga.

Dhirga heran, "trus kenapa meluk?" tanya Dhirga.

"Oh jadi nggak mau? Ya udah." Anada langsung melepaskan pelukannya.

"Salah lagi," geruntu Dhirga. "Kamu kenapa sih? Dapet?" tanya Dhirga.

Anada langsung menyipitkan matanya. "Kamu sok tahu banget sih. Siapa coba yang dapet?" tanya Anada.

"Kamulah masa aku," kata Dhirga yang mulai terpancing.

"Ih, Dhirga kamu ngeselin banget!" kata Anada sedikit menjerit.

Dhirga semakin bingung dengan sikap Anada. Anada yang mulai jengkel karena sikap tidak pekanya Dhirga langsung maju selangkah kembali mendekatkan diri dengan Dhirga. "Kamu nggak peka banget ya?" tanya Anada.

"Apaan sih?" tanya Dhirga.

"Aku mau punya anak, aku mau bikin anak!" ceplos Anada.

Seketika mata Dhirga langsung membulat. "Ayo!" kata Dhirga dengan berbinar.

"Telat! Aku udah enggak mood!" kata Anada langsung meninggalkan Dhirga.

Dhirga langsung meruntuki dirinya, tapi juga mngejar Anada dan langsung mengendongnya ala bridal style. "Maaf dong sayang, aku 'kan enggak ngerti!" kata Dhirga dengan cengiran.

"TURUNIN AKU! AKU ENGGAK MAU!" teriak Anada.

Dhirga hanya tertawa, bahkan saat Anada meronta meminta untuk diturunkan. Bagi Dhirga, Anada sangat mengemaskan. "Ayo sayang, kan kamu yang mau duluan," kata Dhirga.

"Sekarang udah enggak mau!"

Tapi Dhirga sudah tidak peduli, dia mengecup pelan bibir Anada sebagai tanda semuanya akan dimulai.

***

Maaf banget kemarin PHP soalnya akunya lagi ulangan shay. Ulangan geografi, tapi gurunya enggak ada. Mohon maaf💋😊😳

AMNESIA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang