1

150K 2.6K 28
                                    

Typo...

Dina POV

Dua puluh lima menit lagi pembukaan pameran mobil mewah akan segera di buka. Ok, aku tidak boleh terlambat masih ada waktu sekitar dua puluh menit untuk berganti pakaian dan berdandan, aku berlari ke arah basement sambil melirik jam tangan casio yang melingkar di pegelangan tangan kananku, jam tangan pemberian Bapak ketika aku merayakan ulang tahun yang ke tiga belas, sudah terlalu tua memang tapi inilah kenang-kenangan yang di berikan Bapak semasa hidupnya. Sebelum beliau pergi meninggalkan kami semua untuk selama-lamanya. Aku berlari menuju pintu yang bertuliskan 'staff only'.

Berbicara tentang lari, aku adalah orangnya. Aku cukup jago kalau menyangkut soal lari karena sedari kecil aku sudah terbiasa, bahkan sewaktu sekolah dasar aku mampu mempersembahkan mendali emas untuk sekolahku, suatu prestasi yang membanggakan dan Bapak adalah pelatihku, guru besarku, panutanku yang sekarang hanya tinggal namanya yang dapat aku kenang. Bapak selalu mengajarkan kami arti berlari yang sesungguhnya, beliau selalu berpesan 'berlarilah mengejar mimpimu, berlarilah lebih cepat untuk menolong sesamamu, tapi jangan pernah sekalipun kau berlari dari masalah yang menimpamu, hadapilah.'

Setelah sekian tahun aku baru mengerti dengan arti berlari yang dimaksud Bapak, Bapak menyuruh kami berlari untuk mengejar mimpi kami, mengejar apa yang kami inginkan, mengejar apa yang kami cita-citakan dan Bapak menyuruh kami berlarilah lebih dulu untuk memberikan pertolongan pada orang lain karena Bapak mewariskan pada kami anak-anaknya sebuah Yayasan Sosial yang dibangun diatas sebidang tanah berukuran sembilan puluh meter persegi tepatnya di samping rumah kami, Yayasan yang hanya menampung tunawisma dan orang-orang terlantar yang membutuhkan tempat tinggal.

Mau tidak mau, aku harus terus bekerja untuk kelangsungan hidup Yayasan, uang dari donatur tetap dan pemerintah tidak dapat menutupi kebutuhan Yayasan. Bukan hanya aku yang bekerja kedua saudaraku juga ikut bekerja termasuk Ibu. Kakak perempuanku lebih memilih usaha percetakan untuk mencukupi hidupnya dan Yayasan setelah di tinggal suaminya, adik laki-lakiku bekerja part time menjadi valet parkir disebuah hotel ternama, Ibu membuka catering yang dibantu beberapa orang yang tinggal di Yayasan sementara aku lebih memilih bekerja seperti ini karena aku bertanggung jawab penuh atas Yayasan yang didirikan Bapak. Selama beberapa tahun terakhir aku yang mengelola semua kebutuhannya, mengurus semua permasalahan yang menyangkut Yayasan termasuk keuangannya.

Dengan napas tersegal ku dorong pintu yang bertulisan staff only tersebut, suasana di dalam sudah begitu ramai ada sekitar dua puluh sampai tiga puluh orang di dalam yang sebagian besar adalah Sales Promotion Girl event sepertiku, mereka rata-rata cantik dan mempunyai badan tak ubahnya model, tinggi dan langsing dan yang mengherankan kenapa rambut mereka hampir semuanya sama, minimal mereka memanjangkan rambut sampai sebahu.

Suasana seperti inilah yang menjadi keseharianku selama tujuh tahun terakhir ini, awal aku bergabung dengan mereka semua karena suatu kebutuhan. Aku sangat membutuhkan uang untuk membiayai kuliahku, aku rela bekerja siang dan malam supaya uang kuliah tertutupi.

Dan Tuhan rupanya masih sayang padaku, tanpa sengaja didalam angkutan kota yang aku tumpangi ketika hendak pergi ke kampus, aku menemukan koran bekas, mungkin milik penumpang lain yang tertinggal. Iseng-iseng ku buka halaman koran tersebut dan melihat ada sebuah iklan lowongan kerja yang sangat aku butuhkan. Aku rela bekerja apa saja asal bisa menghasilkan uang.

'Newbie agency membutuhkan wanita cantik, dengan tinggi min 160, berusia antara 18-25, mau bekerja keras. Datang langsung ke jalan Purnawarman 51.'

Tanpa menunggu hari esok aku langsung berangkat hari itu juga, tanpa surat lamaran kerja, tanpa ijazah aku datang ke alamat yang tertera di dalam surat kabar tersebut. Dengan bermodalkan kartu mahasiswa dan Kartu Tanda Penduduk aku melamar pekerjaan. Beruntung pemilik agency yang bernama Mbak Santi menyukai parasku, aku cukup mewakili agency yang telah didirikannya selama sepuluh tehun ini.

Pada akhirnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang