32

13.4K 690 3
                                    

Adakah yang mau menemaniku bergadang malam ini?

Auuh... Mengerjakan laporan akhir tahun membuat kepalaku meledak!!!
Semakin aku paksakan semakin aku membutuhkan aspirin...

Dan tidak ada salahnya menunda pekerjaan barang sejenak...



18+

"Aduh kenapa lama sekali sih Re?" Dina begitu tidak sabar menunggu Fere, ia duduk di sofa dengan tidak nyaman menunggu Fere keluar.

"Akhirnya," ia menarik napas lega ketika melihat Fere keluar dengan memakai pakaian lengkap yang telah di persiapkannya, t-shirt berwarna pink dipadu dengan celana jeans, plus sneakers putih yang sama dengan dirinya.

Dina sengaja memakai pakaian yang sama dengan Fere supaya terlihat seperti pasangan pada umumnya, bukan tanpa alasan Dina memilih warna pink untuk t shirt yang mereka pakai hari ini. Supaya mereka lebih mudah untuk menemukan satu sama lain seandainya mereka terpisah, karena bukan hanya mereka saja yang akan mengikuti Songkran Festival ada ratusan atau bahkan ribuan orang yang mengikuti acara tersebut.

"Din, sebaiknya aku ganti baju sebentar. Aku merasa tidak nyaman menggunakan ini." Tunjuk Fere pada t shirt yang semalam dihadiahkan Dina.

"Sudahlah Re, kita tidak punya banyak waktu dan aku tidak ingin melewatkan acaranya." Dina berdiri dan lebih dulu menghampiri pintu hendak keluar.

"Dina tunggu..." Fere masih saja ragu-ragu untuk keluar.

"Aku akan memberimu ciuman seandainya kamu mengikutiku," Goda Dina dengan nakal. Entahlah beberapa hari tinggal di sini dengan Fere membuat Dina ingin melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan.

"Kenapa kamu tidak bilang dari tadi." Dengan penuh gairah Fere menyusul Dina.

Tugas Fere untuk menutup pintu kamar hotel karena ia keluar paling akhir. Dina dengan sabar menunggu disampingnya,

"jadi kamu akan menciumku dimana?" Maksud Fere di depan pintu kamar mereka atau di dalam lift.

"Disini," Dina malah menempelkan telunjuknya di bibir Fere dan dengan sigap tangan kanan Fere memegang pegelangan tangan Dina sementara tangan kirinya menarik pinggangnya, sampai tubuh mereka merapat.

"Re..."

"Heum," Fere memepet tubuh Dina, menyandarkannya di pintu kamar dan menciumnya  dengan kecupan-kecupan ringan.

Mula-mula ciuman Fere pendek-pendek, ia mencium bibir Dina pelan dan lembut, sebuah ciuman yang membuat Fere melupakan segala-galanya. Kalau boleh jujur Fere ingin kembali masuk ke dalam dan melupakan Songkran festival.

Ciuman Fere begitu manis dan mengirimkan desiran halus di sekujur tubuh Dina sehingga Dina tidak kuasa menolaknya, dengan malu-malu ia mengikuti arah permainan Fere, berusaha mengimbangi ciuman Fere yang mulai intens dan menuntut. Ia merasa tidak nyaman tapi ia juga menyukainya, desiran-desiran halus mulai menyertainya sehingga Dina melupakan mereka sedang berada dimana.

"Shit, khotob Kha. I'm sorry." Seorang butler keluar dari salah satu pintu kamar yang paling dekat, ia memembungkuk penuh rasa bersalah dan beberapa kali meminta maaf.

Perlahan Fere menghentikan ciumannya dan dengan enggan menarik bibirnya dari bibir Dina, mereka berdua masih saling menatap sampai pada akhirnya Fere melepaskan tanganya dari pinggang Dina dan menatap butler yang tidak beranjak pergi.

"KAMU SAYA PECAT!" Dingan dan tegas ucapan Fere sampai membuat si butler beberapa kali meminta maaf dengan membungkukkan badannya, terlihat sekali ia memang menyesal.

Pada akhirnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang