Aku datang ke newbie agency terlalu pagi, sampai-sampai belum ada siapapun, hanya ada satu security dan beberapa officeboy yang sedang membersihkan kantor. Tujuanku datang kesini pagi-pagi untuk mengambil honor sekaligus menerima pekerjaan berikutnya.
Seandainya kemarin tidak terjadi insiden yang membuat moodku semakin buruk, mungkin aku sudah menjual lebih dari satu mobil. Tapi gara-gara Pria abnormal yang bernama Fere Gerenimo itu menawarku seperti dia menawah harga daging dipasar aku langsung drop dan sampai malampun moodku tidak kunjung membaik.
Setiap mengingat apa yang dikatakannya kemarin siang, tensi darahku langsung naik, aku ingin mencekik lehernya walaupun hanya sekali. Semoga saja aku bisa melakukannya.
I wanna make you smile whenever you're sad
Carry you around when your arthritis is bad
All I wanna do is grow old with you.
Lagu lama milik Adam Sandler mengalun merdu di ponsel milikku. Lagu oldist yang sengaja aku pasang sebagai ringtone hanya untuk mengingatkan suatu saat nanti aku ingin di lamar seromantis itu. tidak perlu di pesawat terbang kelas VVIP seperti yang di lakukan Adam Sandler untuk melamar Drew Berrymore. Cukup hanya romantis yang akan selalu diingat dan bisa aku ceritakan ke anak cucu kelak.
Ku lihat nama yang tertera di layar ponselku, aku tersenyum ketika melihat nama Mbak Letta tertera disana. "Hallo, Mbak?"
"Din, kamu di mana?" suara Mbak Letta terdengar panik dan terburu-buru.
"Lagi di newbie agency Mbak, ngambil honor, ada apa?" Tanyaku ringan seperti biasa.
"Kamu bisa pulang sekarang?" Sepertinya ada yang tidak beres, tidak biasanya Mbak Letta meneleponku dan menyuruh pulang.
"Pulang?"
"Buk-bukan pulang, maksud Mbak... Ke rumah sakit. Ya, kerumah sakit sekarang." Kepanikkan menyerang Mbak Letta, terdengar dari suaranya.
"Rumah sakit? Ada apa Mbak? Apa Galuh masuk rumah sakit lagi?" Setahuku baru kemarin Galuh keponakkanku, putrinya Mbak Letta pulang dari rumah sakit karena demam berdarah.
"Bukan Galuh, tapi Ibu... Ibu masuk rumah sakit."
"Ibu, Ibu kenapa Mbak?" Dadaku langsung sesak, kepanikkan menyerangku secara tiba-tiba.
"Mbak juga tidak tahu, Ibu tiba-tiba pingsan. Mbak berada di rumah sakit Harapan sekarang, tempat Galuh dirawat kemarin."
"Secepatnya aku datang Mbak." Tubuhku langsung lemas dan wajahku, entah sepucat apa wajahku ini.
Ibu masuk rumah sakit? Tapi kenapa? Setahuku Ibu baik-baik saja, dia sehat, dia tidak pernah mengeluh sakit, dia selalu melakukan aktifitas seperti biasanya. Bahkan tadi pagi sebelum aku berangkat ke sini, aku sempat berpamitan dan mencium tangan Ibu, Ibu tidak kenapa-napa, dia justru sedang sibuk di dapur memasak untuk pesanan pelanggan hari ini.
Kenapa Ibu secara tiba-tiba bisa masuk rumah sakit? Ada dua kemungkinan disini. Yang pertama jantung, penyakit jantung bisa menyerang tubuhnya secara tiba-tiba penyebabnya mungkin saja kecapean. Atau Ibu memang sakit dan dia menyembunyikan penyakitnya dibalik sikap kuatnya.
Oh, Ibu... Kenapa jadi seperti ini.
***
Dasar Qina sialan, kenapa disaat seperti ini kau malah mengambil motor maticku. Aku harus sesegera mungkin datang ke rumah sakit tanpa motor.
Tanpa buang-buang waktu aku berlari kedepan kantor dan langsung menyetop taksi. Tidak peduli argo taksi yang menurutku cukup mahal, yang penting aku bisa sesegera mungkin sampai dirumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pada akhirnya
RomancePada akhirnya aku harus menyerah pada takdir Pada akhirnya aku harus membuang jauh harga diri serta ego ku Pada akhirnya aku harus menunjukkan baktiku pada Ibu. Ibu apapun akan ku lakukan untuk kesembuhanmu, termasuk menjual rahimku untuk mendapatk...