Fere POV
Sulit di percaya, ini semua tidak mungkin! Ku bolak-balik kembali isi map dihadapanku dan membacanya dengan teliti sekali lagi.
TIDAK! Tidak mungkin mereka telah menikah tiga tahun sebelum kelahiranku. Tapi semua yang dikatakan Dina semalam memang benar adanya, mereka menikah sebelum Dokter keparat itu bertemu dengan Alana. Itu artinya aku adalah putra yang tidak diinginkan siapapun!
Alana membenciku begitu juga dengan Dokter sialan itu. Tapi mengapa setelah kurang lebih dua puluh tahun mereka baru mencariku. Apa tujuan sebenarnya yang mereka inginkan dariku?
Kuambil ponsel dan mulai menghubungi Om Indra, Orang yang paling tahu jawaban kenapa Dokter itu mendekatiku.
Tidak membutuhkan waktu lama telepon langsung diangkat, "Om sejak kapan Dokter itu menghubungi Om?" Tanpa basa-basi ataupun bertele-tele aku langsung menanyakan pokok permasalahan yang sedang ku hadapi saat ini.
"Siapa? Ayahmu?" Jawab Om Indra dengan santai seolah dia sudah tahu aku pasti akan bertanya demikian.
"Apa yang diinginkannya?"
"Tidak ada, ayahmu tidak menginginkan apapun dari yang kamu miliki."
Benar juga, mereka cukup kaya untuk apa mereka repot-repot ingin mencuri harta milikku. Tapi kemudian aku berpikir ada hal lain yang mereka inginkan dariku, sepuluh tahun lalu mereka pindah kesini dan mengatakan semuanya, mengatakan bahwa dia adalah ayah yang tidak pernah aku miliki seumur hidupku, bahwa dia adalah penyebab Alana bunuh diri, bahwa dia adalah orang yang menyebabkan penderitaan hidupku dan dia ingin memperbaiki sebelum semuanya terlambat.
Lalu bagaimana dengan Nurah Larasati istri yang dinikahinya? Kenapa dia diam saja setelah mengetahui suaminya memiliki wanita idaman lain? Kenapa dia masih dengan setia mendampingi suaminya itu!
"Ayahmu hanya menginginkan maaf darimu. Re, kamu sudah semakin dewasa sekarang apa tidak sebaiknya memaafkan kesalahannya?"
Tiba-tiba saja aku berdiri, emosiku meluap dan aku memanggil asisten pribadiku. "RISMAN!" Ku panggil dia untuk masuk keruanganku tanpa menutup telepon yang sedang aku pegang. Aku sudah tidak peduli Om Indra mencuri dengar di seberang sana.
Risman masuk dan menutup pintu dengan hati-hati," Ada yang bisa saya bantu Pak?"
"Cancel semua jadwalku hari ini dan atur pertemuan dengan Nurah Larasati."
"I-Ibu Pak Fere?" Risman bertanya padaku dengan tidak percaya,
"Memangnya ada berapa Nurah Larasati yang aku kenal!" Kumatikan telepon dengan kasar dan sedikit melemparnya keatas meja. Lalu aku kembali duduk dan menyandarkan punggungku, ku pejamkan mata seolah berpikir.
Aku yakin Om Indra pasti tersenyum di seberang sana karena merasa telah berhasil menggerakkan hatiku untuk menemui ibu tiriku.
***
Wanita yang berpura-pura tegar itu sedang menungguku, ia duduk khas sosialita kelas atas tidak sedikitpun terlihat kecemasan ataupun kegugupannya. Ia dengan tenang mengaduk minuman yang telah di pesannya sebelum kedatanganku.
Hari ini aku membuat janji temu dengan seorang wanita yang selalu mencampuri kehidupan pribadiku. Kami berdua sepakat untuk bertemu ditempat yang telah di tentukan Risman, tempat dimana aku dan Dina membuat perjanjian konyol itu.
Tanpa banyak bicara aku langsung duduk dihadapannya dan menatap wanita yang selalu ingin menjadi ibuku itu, wanita tegar dengan harga diri tinggi yang rela mendampingi suaminya meski sang suami telah berkhianat. "Kenapa diam saja, kenapa tidak mengatakan apapun kalau kau juga menderita!" Penuh emosi aku menyalahkan ketololannya. Wanita kaya dan terhormat seperti dirinya akan dengan mudah mendapatkan pria yang lebih baik lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pada akhirnya
RomancePada akhirnya aku harus menyerah pada takdir Pada akhirnya aku harus membuang jauh harga diri serta ego ku Pada akhirnya aku harus menunjukkan baktiku pada Ibu. Ibu apapun akan ku lakukan untuk kesembuhanmu, termasuk menjual rahimku untuk mendapatk...