Alunan musik indie terdengar di sepenjuru ruangan. Terlihat disana seorang gadis dengan cardigan hijaunya yang sedang menyusun dan mencatat jenis-jenis bunga yang tersusun entah dalam bentuk bucket atau satuan.Di ketukannya pulpen pada dagunya. Matanya menjelajah kemana-mana. Ia terus menghitung jumlah bunga ketika terdengar suara ponselnya yang berbunyi. Ia pun merogoh sakunya dan mengambil benda pipih yang sekarang berkedap-kedip itu.
"Halo?" Katanya setelah menaruh buku dan pulpennya di atas meja.
"Halo, apa benar ini Ms. Hermione Granger?"
"Ya, saya sendiri. Ini dengan siapa ya?"
"Saya wali kelas dari Alex Granger."
Raut wajah Hermione langsung berubah masam. Dahinya berkerut-kerut dan tempo jantungnya berdetak lebih cepat.
Apa lagi yang dilakukan anak itu?
"Oh iya, ada apa ya bapak menelfon saya?"
"Adik anda sekarang sedang ada di kantor polisi karna kasus tawuran."
Hermione refleks memegang dahinya sendiri, "Ya Tuhan Alex.."
"Jadi saya harap anda bisa datang dan mengurus semuanya."
"Ya, saya kesana sekarang. Terimakasih infonya, pak."
"Ya, sama-sama."
Setelah sambungan telfon terputus, Hermione segera mengambil tas jinjingnya dan menghampiri rekan kerjanya di toko bunga itu, Ginny.
"Gin, aku mau pergi sebentar. Kalau bos kesini, tolong kamu cariin aku alasan apa gitu ya? Please."
"Memang kamu mau kemana?"
"Alex cari masalah lagi."
Ginny mengangguk paham, "Oke deh."
"Thanks ya, Gin. Ya udah aku jalan dulu ya."
"Sipp."
Di sepanjang jalan, Hermione selalu kepikiran dengan adik satu-satunya itu. Ia tidak habis pikir dengan kelakuan Alex. Sehabis kematian kedua orang tuanya, Alex bukannya bersikap lebih dewasa, Ia malah bersikap seperti tidak ada aturan di hidupnya. Pulang larut malam, langganan masuk ruang BP, dan sekarang? Ia tawuran. Setidaknya kalau dia tidak memikirkan Hermione sebagai kakaknya, pikirkanlah dirinya sendiri. Bagaimana kalau terjadi apa-apa padanya saat tawuran itu? Bagaimana kalau dia terluka?
Hermione memparkirkan motornya di parkiran kantor polisi yang diberitahukan oleh wali kelas Alex. Dengan setengah berlari, Hermione masuk ke dalam ruangan.
Di dalam, Ia dapat melihat beberapa siswa dengan masing-masing orang tuanya. Dan disudut ruangan, Ia menemukan Alex yang sedang berdiri dengan bersandar di tembok dan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana.
Hermione menghampiri anak laki-laki usia 16 tahun itu, "Alex!"
Alex melirik Hermione sebentar, "Cepet urus, kak. Alex nggak betah disini."
Hermione mengambil napas panjang, "Apa yang kamu pikirin sih, Lex! Kamu itu sudah besar. Bersikap yang dewasa! Kalau kamu kenapa-napa gimana? Kalo kamu nggak selamat pas tawuran gimana?!"
"Jadi kakak doain aku mati?"
"Kamu kalo ngomong yang bener! Mana mungkin kakak doain kamu mati?! Justru karna kakak mikirin keselamatan kamu, Lex!"
"Oh ya? Ternyata masih ada yang peduli sama aku? Wow banget ya."
"Alex.." gemas Hermione. Ia menyentuh pipi Alex yang lebam dan mengusapnya pelan. "Lihat 'kan? Ini yang kamu dapet kalo tawuran!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Rindu (DRAMIONE)
Fanfiction[COMPLETED] Aku memang tidak mengenalmu dengan baik. Tapi yang aku tahu, ternyata mencintaimu bisa sangat menyakitkan - HJG