Siang ini meeting dilaksanakan di luar kantor, dan sesuai perintah direktur utama yakni neneknya sendiri. Jeremiah pun terpaksa menunda rencana liburannya kali ini mengingat ini adalah pertemuan penting untuk membicarakan tentang kerjasama perusahaan Lordest dengan investasi yang cukup besar.
Padahal awalnya ia ingin sekali beristirahat sejenak dari rutinitas kantor mengantornya dan menikmati liburannya dirumah, ya.... tentu saja bersama wanitanya, Selena.
Ia ingin meluangkan waktunya untuk mengenal Selena jauh lebih dekat lagi.
Dengan cara bercinta? Em..... mungkin itu bisa jadi pilihan terbaik untuk Jeremiah coba.
"Silahkan masuk tuan" seorang pelayan mempersilahkan Jeremiah beserta beberapa staffnya memasuki ruang VIP tersebut.
Wajah santai pria itu seketika berubah saat mendapati seorang wanita yang begitu ia kenali disana. Dengan kemeja kantoran berwarna hijau tosca. Wajah cantiknya tersenyum cerah seakan tengah menyambut kedatangan Jeremiah di tempat itu.
"Amelia?"
Wanita itu mengangguk lalu segera berjalan menghampiri Jeremiah.
"Hai Jeremiah, senang bertemu dengan mu lagi disini. Apa kabar?" ucap wanita itu sambil mengulurkan tangannya ke arah Jeremiah.
"Emm.... Yah.... Tentu saja baik."
Jeremiah tak bisa lagi mengalihkan perhatiannya dari wanita itu. Senyumnya, raut wajahnya, suara merdunya seakan membawa kembali memori indah yang pernah pria itu miliki bersama Amelia dulu.
Semasa kuliah dulu Jeremiah memang pernah menjalin cinta dengan Amelia. Cukup lama hingga akhirnya keduanya memutuskan untuk berpisah. Bukan tanpa alasan, tapi Amelia saat itu nampaknya ingin fokus mengejar karirnya di bidang bisnis internasional hingga memutuskan untuk melanjutkan studynya di Jerman.
Dan Jeremiah merasa tak bisa menahan gadis itu tetap berada disisinya, karena ia pun berpikir tak bisa seegois itu membuat Amelia melepaskan mimpinya hanya untuk tetap bersama dengannya.
Kalau ditanya apa Jeremiah masih memiliki perasaan yang sama pada wanita itu, tentu jawabannya hanya pria itu yang tau. Mengingat hingga saat ini buktinya pria itu masih saja tetap mengagumi sosok Amelia.
***
Seusai menjaga dan mendapingi Aiden hampir seharian di rumah sakit Selena pun akhirnya bisa pulang lebih cepat dari biasanya, ia ingin mampir ke supermarket sebentar untuk berbelanja bahan makanan untuk ia masak malam ini. Karena Jeremiah lah yang memintanya, pria itu mengeluh kalau ia sangat ingin menyicipi masakan buatan Selena, ia rindu masakan rumahan yang dulu sering ia santap bersama mendiang ibunya, dan kini ia meminta Selena untuk memasakan beberapa jenis makanan favoritnya. Syukurlah itu jenis masakan yang umum dan dapat Selena masak dengan baik.
Seusai berbelanja ia pun segera bergegas ke apartemen dan menyiapkan segalanya sebelum pria itu pulang dari pekerjaannya.
***
Tak terasa jam telah menunjukan pukul 18.00 dan makanan yang Selena buat pun sudah tersaji rapih di meja makan saat tiba-tiba saja ponsel miliknya berdering kencang dengan nama Jeremiah yang tertera jelas dilayar ponselnya.
"Ya tuan."
"..........."
"Ah.... Benarkah? Emmm.... Tak apa kok. Sungguh tak apa. Tentu aku mengerti. Ya sudah, kalau begitu. Selamat malam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Taste [𝙏𝙖𝙢𝙖𝙩]
RomanceCERITA DEWASA MENGANDUNG UNSUR 21++ KATA-KATA KASAR DAN SEBAGAINYA.... MOHON DIPERTIMBANGKAN KEMBALI, MENGINGAT INI BUKAN CERITA YANG LAYAK UNTUK DIBACA OLEH ANAK DIBAWAH UMUR!!!! Terimakasih 🙏🙏🙏 atas pengertiannya dan mohon maaf bila ada sala...