Disaster-Revisi

1.9K 107 28
                                    

Nampaknya rasa bosan tak dapat pria itu toleransi lagi. Ini bahkan baru 30 menit berlalu, namun rasanya ia sudah menunggu berjam-jam lamanya.

Entah sudah berapa kali wanita itu menanyakan pendapatnya, yang sebenarnya hanya ia tanggapi dengan jawaban singkat, tak berminat.

"Bagaimana dengan yang ini? Lebih simple tapi terkesan anggun bukan?"

Gorden besar di hadapan Jeremiah perlahan terbuka menampakkan sosok Renata yang nampak cantik dibalut gaun pernikahan berwarna putih gading.

Seorang staff sesekali membenahi bagian bawah gaun, mencoba sebaik mungkin menampilkan yang terbaik pada sang calon pengantin.

"Hemm....Lumayan." gumam Jeremiah sambil mengangguk malas, lalu segera mengalihkan perhatiannya pada layar ponsel yang sedari tadi dingenggam olehnya.

"Apa? Ayolah, berikan komentar mu Jemy. Pernikahan kita kan hanya tinggal sebentar lagi, jadi kita harus segera menyiapkan segalanya secara cepat. Belum lagi soal undangan yang belum kita bagikan." protes Renata yang malah kian membuat Jeremiah tak berminat ikut serta dalam pengurusan masalah pernikahan mereka.

"Terserah kau mau apa, tapi yang jelas sejak awal kan sudah ku tegaskan kalau pernikahan ini tak lebih dari sebuah urusan bisnis semata. Jadi cepat selesaikan dan jangan berharap lebih pada ku." Jeremiah berucap dengan nada datar, sebelum akhirnya melangkah pergi meninggalkan Renata yang masih diam tak berkutik.

"Tunggu! Jangan pergi ku mohon." Dengan cepat Renata mengejar pria itu , lalu memeluknya dengan begitu erat.

Langkah Jeremiah seketika itu pula terhenti, ia kemudian segera meminta staff yang sedari tadi mendampingi Renata untuk pergi dari ruangan tersebut, meninggalkan dirinya berdua saja dengan Renata disana.

Setelah memastikan tak ada orang lain lagi di ruangan itu, Jeremiah pun segera melepaskan diri dari pelukan Renata, membalik tubuhnya hingga berhadapan dengan wanita itu.

"Berhentilah bersikap manja seperti ini! Sudah ku tegaskan kalau kita menikah bukan berlandaskan atas rasa saling cinta. Hanya sekedar formalitas belaka! Kau hanya perlu berperan layaknya seorang istri yang baik untuk ku di depan halayak ramai. Tapi di belakang mereka kau bebas melakukan apapun sesuka hati mu! Dan jika kau ingin berhubungan dengan pria lain pun, aku akan mengizinkannya. Selama semua itu tak diketahui pihak media. Karena bila semua itu terbongkar, aku yakin akan timbul masalah besar yang akan sangat merepotkan untuk kita berdua pastinya."

Renata merasa hatinya bagai diremas-remas dengan sedemikian kerasnya, nafasnya bahkan terasa begitu sesak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renata merasa hatinya bagai diremas-remas dengan sedemikian kerasnya, nafasnya bahkan terasa begitu sesak.

Dengan tangan gemetar Renata masih mencoba menahan segala Pergolakan batinnya. Ia tak boleh menangis didepan pria itu, karena bila itu terjadi ia yakin Jeremiah akan semakin merendahkan harga dirinya.

#PLAK

"Keterlaluan!!! KAU PIKIR AKU INI WANITA MURAHAN?!!! Hingga dengan teganya kau bicara semacam itu pada ku. SETIDAKNYA HORMATILAH AKU JIKA KAU MEMANG TAK LAGI MENCINTAI KU!!! JANGAN SAMAKAN AKU DENGAN MANTAN KEKASIH MU YANG PELACUR ITU JEMY!! AKU INI BUKAN SELENA!! JADI JANGAN PERNAH MENGINJAK-INJAK HARGA DIRI KU SEMAU MU!!!!"

Forbidden Taste [𝙏𝙖𝙢𝙖𝙩]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang