Dengan lembut Selena terus membelai puncak kepala putranya yang tengah tertidur pulas di dalam gendongannya. Setelah kekacauan itu terjadi pihak rumah sakit nampaknya tak akan memperbolahkan Selena untuk merawat inapkan putranya lagi disana.
Mengingat banyaknya keluhan yang diterima pihak rumah sakit dari para orang tua pasien lain yang merasa sangat terganggu dengan masalah keributan pagi tadi.
Selena hanya mampu memohon saat pihak rumah sakit menghentikan perawatan putranya secara terpaksa.
"Maafkan mommy sayang. Seandainya kau lahir dari rahim wanita lain mungkin kau tak akan hidup sengsara seperti ini. Maafkan mommy yang tak mampu menjadi ibu yang baik untuk mu." Selena bergumam dengan mata yang mulai berkaca-kaca menahan tangis.
Kehidupan memang tak pernah terasa adil baginya. Setelah insiden pemerkosaan yang menimpa dirinya saat remaja. Ia kemudian harus menanggung malu dan juga mengandung tanpa adanya seorang suami yang mampu mendampinginya.
Segalanya hancur dan membuatnya terpaksa pindah ke Amerika. Berharap disini ia bisa mendapat penghidupan yang lebih baik serta melupakan segere memori kelam dirinya di Seoul (Korsel) tempat tinggalnya yang dulu.
Mungkin akan banyak yang bertanya kenapa ia tak menggugurkan bayi haram itu saja? Maka semuanya akan selesai.
Terdengar mudah, tapi ia tak mau melakukannya. Dan membuat nasib yang di terimanya juga terjadi pada anaknya kelak. Menjadi anak yang tak diinginkan oleh kedua orang tuanya setidaknya sudah cukup dirinya merasa begitu menderita.
Mungkin adanya kehadiran anak itu dalam hidupnya, ia bisa membuktikan kalau ia mampu menjadi orangtua yang bertanggung jawab. Berbeda dengan kedua orangtua kandungnya yang begitu rela meninggalkannya begitu saja.
***
"APA?!!!! Astaga!!! Bagaimana bisa orang-orang itu melakukan hal separah ini di rumah sakit?!!!" Lisa setengah berteriak, merasa begitu marah pada tindakan semena-mena yang diambil para rentenir itu di rumah sakit dimana Aiden dirawat.
Ia memang telah mengenal Selena cukup lama, hingga akhirnya iapun tau kalau Selena telah meminjam uang pada sekelompok rentenir untuk menutupi biaya pengobatan Aiden.
"Sekarang aku hanya bingung, bagaimana caraku untuk melunasi semua hutang pada para rentang itu. Mereka sudah mulai berulah dengan membuat keributan dirumah sakit. Mungkin saja lain waktu mereka akan mengobrak-abrik tempat tinggalku."
Dengan menyesal Selena meruntuki kebodohannya. Bagaimana bisa ia meminjam uang dengan bunga sebesar itu. Jangankan melunasi hutangnya, untuk melunasi bunga pinjamannya saja ia masih belum mampu.
"Tenanglah. Aku masih punya simpanan uang. Bagaimana kalau kau pakai saja dulu untuk melunasi hutang mu untuk sementara ini." Dengan lembut diusapnya punggung Selena, beraharap hal itu bisa sedikit menenangkannya.
"Tidak Lisa. Sudah cukup selama ini kau membantu ku. Ini semua masalah ku dan aku tak mau kau ikut terseret kedalamnya. Tenanglah, aku yakin dalam waktu dekat ini aku pasti bisa mendapat sebuah pekerjaan."
Selena benar-benar merasa tak enak hati pada Lisa. Gadis itu begitu baik padanya dan juga Aiden. Bahkan rasanya sudah tak terhitung berapa banyak bantuan yang telah ia terima selama berteman dengan Lisa.
***
Dengan malas diketuk-ketukannya ujung pena yang digenggamnya pada sisi meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Taste [𝙏𝙖𝙢𝙖𝙩]
Roman d'amourCERITA DEWASA MENGANDUNG UNSUR 21++ KATA-KATA KASAR DAN SEBAGAINYA.... MOHON DIPERTIMBANGKAN KEMBALI, MENGINGAT INI BUKAN CERITA YANG LAYAK UNTUK DIBACA OLEH ANAK DIBAWAH UMUR!!!! Terimakasih 🙏🙏🙏 atas pengertiannya dan mohon maaf bila ada sala...