Dengan malas Jeremiah mendudukan tubunya di kursi ruang makan mewah tersebut. Seorang pelayan pun segera bergegas menyambut kedatangannya dengan menuangkan sebotol red wine ke dalam gelas kristal miliknya.
"Anda mau makan apa tuan muda?" tanya pelayan itu kemudian.
"Tak usah. Aku hanya singgah sebentar disini." tolak Jeremiah yang kemudian menerima tatapan masam dari si pemilik rumah.
"Jadi mau sampai kapan kau bermain-main diluar sana? Cepatlah menikah dan ,-
"Cepat lahirkan seorang anak laki-laki sebagai penerus perusahaan Lordest." potong Jeremiah langsung membuat wanita tua di ujung meja mendengus kesal.
"Nenek mau anak laki-laki. Baiklah akan ku penuhi keinginan mu itu. Mau berapa banyak? Karena aku bisa dengan mudah menghamili wanita manapun untuk menghasilkan bayi laki-laki untuk menjadi penerus dari keluarga ini." Jeremiah menjawabnya dengan lantang tanpa sedikitpun rasa bersalah.
Gelas kristal itu seketika melayang. Menghantam lantai marmer di sisi Jeremiah. Sang nenek benar-benar murka dibuatnya. Ia tak tau harus bagaimana lagi menghadapi cucu laki-laki kesayangannya itu.
Ia mengusap ujung kepalanya yang terasa pening.
"Tidak bisakah kau sedikit saja menghormati ku Jeremiah. Ini semua tak lebih demi kebaikan mu sendiri. Sudah cukup kau bermain-main dengan para wanita diluar sana. Sekarang kau sudah dewasa dan sudah sepantasnya memikirkan sebuah pernikahan." ucap sang nenek berharap itu mungkin bisa sedikit saja menggerakan hati cucunya tersebut.
"Takan ada pernikahan nek. Aku tak akan menikahi gadis mana pun yang akan kau jodohkan dengan ku. Ini hidup ku dan aku sendiri yang berhak menjalaninya. Sudah cukup selama ini aku mematuhi semua keinginan nenek. Tapi tidak dengan masalah semacam ini." Jeremiah menenggak wine-nya hingga tandas sebelum akhirnya melenggang pergi meninggalkan kediaman besar milik neneknya tersebut.
Dan tak berapa lama kemudian nama Carlos tiba-tiba saja muncul dilayar ponselnya. Sebuah senyum pun terukir berharap ada sebuah berita bagus untuknya kali ini.
"Benarkah?! Kerja bagus Carl."
"............"
"Yeah, buat saja itu menjadi semacam acara perekrutan karyawan pada umumnya. Hemmm..... Karena lebih cepat maka akan lebih baik."
Sambungan telpon terputus dan sebuah senyun kemanangan tak mampu lagi Jeremiah sembunyikan. Wajah tampannya berbinar seketika dan dengan perasaan senang ia pun segera berjalan menuju mobil pribadinya.
"I get you baby"
***
Dengan langkah senang Selena menginjakan kakinya di perusahaan besar itu. Ia sungguh tak menyangka kalau dirinya bisa dipanggil untuk wawancara kerja disana. Lordest, adalah salah satu perusahaan papan atas dunia. Dan ini adalah kesempatan langka yang tak mungkin ia sia-siakan begitu saja.
Dan di lantai teratas inilah kini ia berada.
"Silahkan masuk nona Selena, tuan Jeremiah telah menunggu anda di dalam."
Dengan rasa gugup Selena merapihkan penampilannya sejenak, lalu segera masuk ke dalam ruang tersebut.
"Permisi."
"Masuklah." Suara maskulin itu menyambutnya.
"Silahkan duduk nona Selena Kim." Pria itu segera bergerak membalik kursinya kearah dimana selena berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Taste [𝙏𝙖𝙢𝙖𝙩]
RomansaCERITA DEWASA MENGANDUNG UNSUR 21++ KATA-KATA KASAR DAN SEBAGAINYA.... MOHON DIPERTIMBANGKAN KEMBALI, MENGINGAT INI BUKAN CERITA YANG LAYAK UNTUK DIBACA OLEH ANAK DIBAWAH UMUR!!!! Terimakasih 🙏🙏🙏 atas pengertiannya dan mohon maaf bila ada sala...