SEPENDIAM YANG DIBAYANGKANNYA.

41 5 0
                                    

CREKK!

Daerin membuka pintu aula dengan sangat hati-hati. "Jeoseonghamnida" ujar Daerin sambil membungkukkan badannya beberapa kali kepada Seongsaenim yang sedang memberikan penjelasan seputar lomba bahasa bulan depan.

Kemudian dia berlari kecil menuju kursi kosong di sebelah namja penulis novel, Jung Jinyoung.

Mereka berdua, Jinyoung dan Daerin hanya berbalas senyum beberapa saat lalu memerhatikan Seongsaenim yang ada di depan sana.

Karena tidak mendengarkan dari awal, maka Daerin tidak mengerti semua yang dikatakan Seongsaenim, dia lebih memilih mendengarkan musik dengan earphone-nya.

Sangat setengah hati Daerin datang ke aula itu. Sebenarnya dia tidak ingin ikut berpartisipasi dalam lomba bahasa bulan depan. Bahkan dia sudah mengundurkan diri dan berbicara ke guru yang bersangkutan, namun dia diancam akan mendapatkan nilai jelek dalam pelajaran bahasa jika menolaknya.

Satu menit kemudian, Daerin melepaskan earphone-nya "Jinyoung-ssi, apa dia sudah berbicara cukup banyak?" bisik Daerin.

Jinyoung hanya membalasnya dengan anggukan kepala dan tatapan matanya masih lurus memandang kedepan.

Daerin pun memasang kembali earphone-nya.

Satu menit berikutnya, Daerin melepaskan earphone-nya lagi. "Wah... Jinyoung-ssi, apa kau mencatat semuanya?" kagum Daerin saat melihat Jinyoung mencatat semua yang dibicarakan Seongsaenim dengan sangat rapih.

Masih sama dengan satu menit sebelumnya, Jinyoung hanya membalas perkataan Daerin dengan anggukkan kepala dan matanya masih tetap lurus memandang kedepan.

Daerin pun memasang kembali earphone-nya.

Satu menit selanjutnya, terlihat Seongsaenim beranjak dari tempat duduknya dan pergi.

Daerin langsung melepaskan earphone-nya. "Apa pengarahannya sudah selesai?" tanya Daerin semangat.

Tetap sama, Jinyoung menanggapinya dengan anggukkan kepala dan matanya masih tetap lurus memandang kedepan.

"Jin Young-ssi, apa kau bisu, hah?! Omo, apa kau sedang kesurupan?!" heran Dae Rin.

Tanggapan Jin Young tetap sama, yaitu dengan anggukkan kepala dan matanya yang masih tetap memandang kedepan.

Di detik berikutnya, Jinyoung beralih menatap Daerin, seakan baru sadar dengan perkataan Daerin tadi.

"Ah.. akhirnya kau menganggapku. Ternyata kau tidak kesurupan." ujar Daerin lega.

Tidak merespon Daerin dengan suara apapun, Jinyoung malah beranjak dari kursinya dan pergi begitu saja, sangat mengabaikan Daerin disana.

"Wah jinjja.. dia benar-benar. Apa aku tidak terlihat?!" omel Daerin sangat tidak terima dengan perlakuan namja itu kepadanya.

Complicated LoveWhere stories live. Discover now