Di sepanjang jalannya, Gongchan terus menyebarkan pandangannya seperti sedang mencari seseorang. Tiap ruang kelas yang dilewatinya pasti sudah di teliti olehnya. Tapi dia masih belum bisa menemukan apa yang dicarinya.
Di salah satu koridor, Gongchan berlari kecil menghampiri Daerin yang sedang berjalan sendirian. Langkahnya terlihat mengendap-endap ketika hampir mendekati yeoja itu.
"Daerin-ah!! kau lihat Inhye?" kejut Gongchan sambil menepuk kedua pundak Daerin.
"Ani ani ani ani ani!!!! jangan menyebut namanya di depanku!!" teriak Daerin kesal.
Sebuah respon yang amat tidak terduga oleh Gongchan.
"Wae gurae?" selidik Gongchan sambil memandangi wajah Daerin. Mencoba mencari tahu apa yang terjadi dengan yeoja itu.
Air mata yang sudah ditahan Daerin sejak tadi, tidak dapat terbendung lagi. Akhirnya, air mata itu pun keluar tak terkendali. Menyusuri kedua pipinya, bertemu di ujung dagu dan terjatuh membasahi kemejanya. Kini Daerin benar-benar menangis.
Melihat itu, Gongchan menarik kepala Daerin untuk masuk ke dalam pelukkannya. Membiarkan yeoja itu meluapkan rasa sedihnya di dalam dekapannya. Daerin pun membalas pelukan Gongchan itu dan meremas kuat kemeja Gongchan sambil terus menangis.
Gongchan mulai membelai rambut panjang milik Daerin dengan penuh kelembutan. Sesekali dia menepuk-nepuk pelan punggung yeoja itu. Bukannya semakin tenang, tangisan Daerin malah semakin menjadi.
"Gwenchana, gwenchana. Kau bisa menangis sesukamu." ucap Gongchan yang mempererat pelukannya.
"Kami bertengkar," rengek Daerin dan memperbesar suara tangisnya layaknya anak kecil.
"Jinjja? Apa kalian saling menjambak atau memukul?" ledek Gongchan bermaksud menggoda Daerin.
Daerin langsung merespon namja itu dengan sebuah cubitan kecil di pinggang Gongchan.
"A..!" teriak singkat Gongchan.
Beberapa saat kemudian, Daerin melepaskan pelukan hangat itu. Mereka berdua pun saling bertatapan.
"Kau mengganti parfummu?" tanya Daerin kemudian.
"Hmm, Wae? Kau tidak suka?" jawab Gongchan sambil mencoba menghapus jejak-jejak air mata yang membekas di pipi Daerin.
"Ani, aku menyukainya." Ucap Daerin lalu kembali mendekap tubuh Gongchan. Tapi kali ini tangisannya sudah terhenti.
Di sisi lain koridor, terlihat Baro yang terpaku melihat adegan Gongchan dengan Daerin. Kali ini dia benar-benar bingung dengan mereka berdua. Tentu dia tidak bisa tinggal diam, dia meyakinkan dirinya sendiri untuk menyatakan perasaannya kepada Daerin sebelum terlambat.
***
Suatu sudut diatap sekolah, terlihat Inhye yang tengah terduduk sambil menangis. Perasaannya sangat bercampur aduk saat ini. Setelah meluapkan segalanya kepada Daerin, dia malah merasa bingung pada dirinya sendiri. Perkataan Daerin di toilet tadi pun selalu berkeliaran di kepalanya.
Tiba-tiba saja sebuah handuk putih jatuh dan menutupi wajah Inhye.
"Tenang saja, itu handuk baru. Aku hanya tidak suka melihat seorang yeoja menangis. Jadi, tutupi wajahmu. Aku sedang mencari inspirasi disini." Ungkap Shinwoo dengan gaya super kerennya.
Kegiatan yang sering dilakukan namja itu saat jam istirahat adalah menuju atap sekolah sambil membawa buku dan alat tulis. Biasanya dia sering mendapatkan ide-ide menarik disana. Seperti konsep acara festival nanti. Dia mendapatkan semua pemikirannya di atap itu. Suasana tenang dengan angin sejuk yang berhembus pelan membuat pikirannya jernih. Apalagi pemandangan sekolah yang dapat dilihatnya dari atas sana dapat membangunkan ide-ide miliknya dengan cepat.
"Kau temannya bukan? Si yeoja cantik itu, Kim Daerin." tanya Shinwoo ketika dirinya mencoba duduk di sebelah Inhye.
"Jangan sebut namanya, kumohon." Ucap Inhye pelan. Suaranya terdengar serak karena menangis terlalu lama.
Shinwoo tertegun mendengar respon yeoja di sampingnya itu.
YOU ARE READING
Complicated Love
FanfictionB1A4 FF Cast : Kim Daerin (OC) So Inhye (OC) B1A4 member Genre : School life, friendship, romance Cerita ini hanyalah khayalan author semata, jangan dianggap serius. ^^v Happy Reading ^^