MEMBANTUNYA DI AWAL BULAN.

21 6 0
                                    

Pandangan Daerin menyebar, menelusuri halaman belakang sekolah. Terlihatlah di sana ada Gongchan yang sedang terduduk di sebuah kursi kayu. Bersimpuh kedua sikunya di atas meja, namja itu sedang sibuk bermain game dari ponselnya.

Daerin melemparkan sebucket bunga dan beberapa amplop ke meja yang ada di hadapan Gongchan.

Gongchan melirik sekilas benda yang ada di atas meja itu, lalu kembali memusatkan perhatiannya ke game mililknya.

"Apa ini? Kau sedang menyatakan perasaanmu padaku?" tanya Gongchan dengan datarnya.

"Apa kau bilang? Hah?" Geram Daerin, lalu mencubit pipi Gongchan.

Gongchan melepaskan tangan Daerin dari pipinya lalu menarik tangan mungil itu hingga membuat wajah mereka berdekatan. namja itu cukup kelas karena Daerin telah mengacaukan perhatiannya.

"Lalu untuk apa bunga dan amplop ini?" selidik Gongchan.

Daerin mendorong wajah Gongchan menjauhinya.

"Kau menyukai Inhye, bukan?" terka Daerin tanpa ragu. Seketika suasana disana menjadi senyap.

"Ani. Aku menyukaimu." Bantah Gongchan sambil menatap Daerin serius.

"Jangan gila." Ketus Daerin sambil membalas tatapan serius Gongchan.

"Wah.. seharusnya kau senang mendengar itu. Bukankah selama ini kau menyukaiku?" ledek Gongchan, membuat suasanan disana langsung berubah.

"Kau sedang mengigau? Bangunlah." Ujar Daerin lalu menjentikkan jarinya di depan Gongchan, seakan menyuruh namja itu untuk sadar.

"Waktu TK kau bilang aku namja yang paling tampan." Ungkap Gongchan dengan percaya diri.

"Waktu TK aku juga bilang jika Ahjussi pengantar koran itu sangat tampan, bahkan aku juga bilang jika kakek buyutku sangatlah tampan, lebih tampan dari siapapun." Oceh Daerin jujur.

"Wah.. kenapa setiap perkataanmu itu menyakitkan untukku?" Gerutu Gongchan seperti bicara pada dirinya sendiri.

"Berikanlah itu kepada In Hye, dia sangat menyukainya. Jika kau membuat puisi atau semacamnya maka Inhye akan langsung terpesona padamu." Daerin mengganti topik pembicaraan.

Mendengar perkataan itu, sontak Gongchan langsung tersenyum sumringah.

"Kau benar-benar yang terbaik. Tanpa perlu aku katakan, kau sudah tau isi kepalaku." Kagum Gongchan pada sahabatnya itu. Dia merasa jika Daerin sangat mengerti tentangnya lebih dari siapapun.

"Asal kau tau, kepalamu itu tidak ada isinya." Ledek Daerin sambil menunjuk-nunjuk kepala Gongchan.

"Kemari kau!" geram Gongchan yang kini merangkul Daerin kuat, seakan mengunci kepala yeoja itu sambil menyentil-nyentil dahinya.

"Aaaa. Appo. Kau ingin membunuhku?!" teriak Dae Rin sambil berusaha melepaskan rangkulan Gongchan.

Pada jarakyang agak jauh, terlihat Baro tengah memerhatikan mereka yang sangat terlihatakrab. Dia hanya bisa diam terpaku melihat Daerin dan Gongchan.    

Complicated LoveWhere stories live. Discover now